Polemik Politik

Mengutuk Aksi Brutal KST di Papua  

Oleh : Dika Samba

Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua terus menebarkan ancaman hingga teror untuk meningkatkan kekhawatiran dan ketakutan masyarakat Papua. Anggota KST Papua tidak segan melakukan perlawanan kepada aparat yang sedang mengabdi melakukan penjagaan wilayah Papua. Oleh karena itu, masyarakat mengutuk kebrutalan gerombolan itu dan mendukung tindakan tegas terhadap KST Papua.

Aksi kekerasan terus dilakukan oleh KST Papua. Terbaru, gerombolan KST kembali menyerang Aparat Keamanan yakni Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa yang sedang bertugas melindungi masyarakat Papua. Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak menyatakan bahwa aksi brutal tersebut terjadi pada Sabtu (25/11). Akibat kejadian tersebut, 4 prajurit TNI gugur akibat kontak tembak demi menyelamatkan masyarakat.

Sebelumnya, gerombolan KST juga menembaki sejumlah pekerja di Kabupaten Puncak, Papua Tengah hingga kembali menyebabkan tewasnya dua pekerja Pembangunan Puskesmas di Kampung Jimbul. Hal ini tentu saja tidak dapat biarkan sebab situasi konflik di Papua telah berlangsung selama bertahun-tahun, melibatkan berbagai pihak dengan kepentingan yang berbeda. KST, sebagai kelompok separatis bersenjata, kerap menjadi pihak yang terlibat dalam insiden kekerasan dan pembunuhan. 

Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani mengatakan korban penembakan KST Papua merupakan para pekerja yang sedang membangun Puskesmas di Kampung Jimbul, Distrik Beoga Barat dan aparat keaman dengan sigap melakukan pengamanan agar KST Papua tidak terus melakukan ancaman di wilayah tersebut dan mengevakuasi korban ke gereja untuk melakukan penanganan medis. Selain itu, Kelompok ini beraksi dengan melepaskan tembakan, mengganggu penerbangan di bandara, hingga membakar pesawat.

Tidak hanya itu, mereka juga melancarkan tembakan kepada aparat keamanan yaitu anggota kompi 1 batalion C satuan Brimob Polda NTT (Nusa Tenggara Timur), Bharada Bonifasius hingga menyebabkan personel tersebut gugur dilapangan dengan luka tembak di bagian bahu kanan dan satu anggota mengalami luka tembak di kaki. Kontak tembak bermula saat tim gabungan Polres Intan Jaya dan Satgas Damai Cartenz hendak melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) atas tindak kejahatan di Distrik Titigi pada pukul 08.20 WIT.

Tim Satgas Damai Cartenz saat ini sedang melakukan pengejaran para anggota KST  yang terlibat kontak senjata. Aparat bakal menindak tegas kelompok yang terlibat dalam aksi tersebut. TNI sudah antisipasi dengan kesiapsiagaan untuk memberikan rasa aman di masyarakat, dan ini berkat informasi dari masyarakat.

Hal ini sudah sangat jelas menunjukkan bahwa cara-cara yang dilakukan oleh KST Papua merupakan aksi yang identik dengan aksi-aksi terorisme. Memang, jaringan teror yang beraksi di wilayah Indonesia pada saat ini memang menggunakan strategi untuk terus menebarkan rasa takut kepada publik sebagai salah satu cara untuk bisa mencapai tujuan mereka.

Dalam menanggapi serangan KST, aparat keamanan diambil tindakan tegas untuk melindungi keamanan masyarakat dan mempertahankan integritas negara. Tindakan ini termasuk pengamanan wilayah, penangkapan terhadap pelaku kekerasan, dan penyelidikan mendalam terhadap insiden tersebut. Langkah-langkah ini diambil dengan harapan untuk menahan gelombang kekerasan dan menciptakan kondisi yang aman bagi warga.

Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT Irjen Pol Ibnu Suhendra mengatakan penanganan aksi terorisme tentu saja memerlukan upaya yang sistematis, terukur dan terkoordinasi agar masalah tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Ibnu menambahkan, bahwa terorisme merupakan masalah yang sangat kompleks dan tidak bisa ditangani secara serampangan. Terdapat ideologi yang harus diperangi di mana hal tersebut merupakan akar permasalahan yang harus dituntaskan.

Pembicaraan yang inklusif antara pemerintah, masyarakat lokal, dan kelompok terkait juga menjadi kunci untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Pemahaman mendalam terhadap aspirasi masyarakat Papua dapat membuka jalan menuju solusi damai yang adil dan bersatu.

Senada, Mahfud MD selaku Menteri Koordinator (Menko) Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan, penegakan terhadap KST perlu dilakukan, karena kelompok tersebut telah merusak harmoni di tengah-tengah kedamaian masyarakat. Selain itu, Mahfud MD juga mengatakan bahwa pemerintah juga tetap pada komitmennya untuk membangun Papua dengan damai. Apalagi hal tersebut juga telah tertulis pada instruksi presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2020.

Eksistensi KST di Papua dengan semua aksi brutalnya selama ini pasti menimbulkan rasa takut yang tak berkesudahan bagi masyarakat Papua. Hal ini wajib dilakukan tindak tegas, dimana hal ini diperlukan untuk menanggapi ancaman terhadap keamanan, penting juga untuk mencari solusi jangka panjang yang melibatkan dialog dan negosiasi. Pembicaraan yang inklusif antara pemerintah, masyarakat lokal, dan kelompok terkait menjadi kunci untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Pemahaman mendalam terhadap aspirasi masyarakat Papua dapat membuka jalan menuju solusi damai yang adil dan bersatu.

Aksi kebiadaban dari KST yang kerap meresahkan tentu harus dimusnahkan agar masyarakat di Papua dapat hidup dengan tenteram dan damai. KST adalah tidak hanya menginginkan kemerdekaan, tetapi mereka juga senang membuat kerusuhan.

Tindakan tegas aparat keamanan terhadap KST Papua sangat dinantikan oleh seluruh elemen masyarakat Papua. Dengan adanya tindakan tegas tersebut, kedamaian di Papua dapat terwujud dan pembangunan demi kesejahteraan rakyat dapat terus dilanjutkan.

)* Mahasiswa Papua yang tinggal di Yogyakarta

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih