Mengutuk Kekejaman Kelompok Separatis Papua
Oleh : Rebecca Marina )*
Kekejaman Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) kembali terjadi kepada masyarakat sipil. Korbannya adalah Staf Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU PR) dan tukang ojek yang melayani transportasi masyarakat. Semua pihak mengutuk kekejaman ini dan mendesak TNI/Polri untuk segera menumpas kelompok tersebut.
Papua kembali berduka karena Insiden berdarah terjadi lagi, kini datang dari Dekai, kabupaten Yahukimo. Lagi-lagi peran KSB yang menjadi dalang kekejaman ini. Bukan satu dua kasus ,namun banyak kasus yang ditorehkan oleh oknum-oknum radikal ini. Mungkin saja sebelumnya telah ditangkap, namun selalu ada saja oknum yang lolos dan kini membuat ulah. KSB ini juga meresahkan masyarakat dan menghambat pembangunan nasional yang sangat dibutuhkan warga.
Seperti yang dilaporkan sejumlah media, Seorang pegawai Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah diserang oleh OTK ini. Ketika melaksanakan pekerjaan survei di Dekai. Survei tersebut dilaksanakan guna memonitoring jalan serta jembatan di ruas jalan Dekai hingga Kenyam. Osman Marbun selaku Kepala BBPJN (Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional) XVIII menyatakan bahwa insiden ini terjadi saat tim survei berjumlah 9 orang berada di Jalan Gunung. Mereka dihadang serta dipanah hingga melukai dua orang.
Osman mengutarakan tidak tahu-menahu soal kegiatan yang dilakukan tim PUPR tersebut , sehingga dirinya sempat terkejut saat mendapat laporan itu. Kedua korban insiden ini diketahui sebagai Kepala Satuan Kerja (Kasatker) BBPJN XVIII Jayapura, yakni La Hanafi (55) dan karyawan PT Agung Mulia Iriana, Heri Agus Suprianto (50). Osman berharap korban kondisinya segera stabil sehingga bisa dievakuasi ke Jayapura dengan pesawat Caravan yang sudah berada di Dekai. Kabid Humas Polda Papua, yakni Kombes AM Kamal hingga kini belum dapat di konfirmasi terkait insiden tersebut.
Sementara, AKBP Angling selaku Kapolres Yahukimo mengatakan belum bisa memastikan pelaku penyerangan karena masih dalam tahap penyelidikan. Pihaknya telah memeriksa empat orang saksi yang saat itu ikut ke dalam rombongan. Pun mereka juga tak mengenal pelaku. Menurut laporan, tim survei menggunakan dua kendaraan yakni mobil bak terbuka dan truk. Dan para korban yang terkena bidikan panah sedang berada dalam kendaraan tersebut. La Hanafi terluka pada bagian punggung atas yang tembus hingga ke paru-paru. Selain itu dirinya juga terkena panah dibagian pahanya. Sementara Heri Agus terkena panah pada bagian leher depan.
Bersamaan dengan insiden tersebut, kabar baru saja dilantiknya putra asli daerah sebagai wakil menteri bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yakni John Wempi Wetipo mencuat. Sejumlah pihak menyebutkan Nama John Wempi Wetipo menjadi bahan perbincangan setelah dilantik sebagai Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Bagi warga Bumi Cendrawasih ini nama tersebut memang tak asing lagi. Sebelumnya, dirinya pernah menjadi Bupati Jayawijaya. Ia menerangkan bahwa, tugasnya secara spesifik ialah memastikan perampungan pembangunan infrastruktur di kawasan Indonesia timur, termasuk wilayah Papua.
Konon Wempi sempat mencalonkan diri sebagai Guberbur melawan Lukas Enembe. Namun, dirinya mengalami kekalahan. Wempi dilaporkan mulai bekerja sebagai pegawai negeri pada 1996, dan akhirnya menjabat sebagai kepala agen pariwisata untuk kabupaten tersebut. Kiprahnya saat menjadi bupati, dia turut memprakarsai Festival Budaya Lembah Baliem, yang mana dimaksudkan guna menarik wisatawan ke kabupaten lain yang jaraknya jauh.
Tak hanya memiliki segudang prestasi di sektor pariwisata dan juga pembangunan daerah, Dirinya-pun tercatat mendapat penghargaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di bidang pelaporan kekayaan dan dari Kementerian Keuangan untuk manajemen keuangan di wilayah Jayawijaya. Dalam Lima tahun ke depan John Wempi akan membantu tugas-tugas Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Banyak literatur yang menyatakan jika kelompok-kelompok semacam KSB juga lainnya terkenal tidak menyukai pembangunan yang dilakukan pemerintah di wilayah Papua. Sehingga ada kemungkinan, latar belakang penyerangan ialah hal tersebut. Bahkan, awal pelaksanaan pembangunan infratsruktur-pun sudah mengalami banyak hambatan bukan? Misalnya dengan orang pedalaman asli maupun oknum-oknum radikal semacam ini.
Sebetulnya pembangunan ini sangatlah dibutuhkan masyarakat. Sebab, akses transportasi yang nantinya mendukung geliat ekonomi akan semakin berkembang. Jalan satu dengan lainnya akan mudah dijangkau dan tak membutuhkan banyak waktu. Semoga, aparat kepolisian dan TNI segera bisa menangkap pelaku dan menyisir sejumlah tempat guna meringkus lebih banyak lagi pelaku kekejaman ini.
)* Penulis adalah mahasiswi Papua, tinggal di Jakarta