Kabar RinganPolemik PolitikSosial BudayaWarta Strategis

Menilik Jiwa Pengusaha Sandi Yang Banyak Merugikan

Penulis : Ahmad Harris*

            Siapa yang tak kenal dengan Sandiaga Salahudin Uno, calon wakil Presiden nomor urut 2, yang penuh dengan berbagai intrik dan kontroversi. Dengan latar belakang pengusaha muda, Sandiaga Uno memulai karir di dunia politik pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta lalu. Tak lama setelah itu, karir politiknya meningkat cukup tajam setelah terpilih sebagai calon wakil Presiden untuk Prabowo Subianto. Sejumlah masyarakat menilai latar belakangnya sebagai pengusaha akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan Sandiaga Uno dinilai memiliki kapabilitas dalam bidang bisnis dan ekonomi.

            Sayangnya, penilaian tersebut merupakan subjektifitas semata tanpa melihat fakta dan data yang ada. Sekilas, Sandiaga Uno memang terdengar sebagai pengusaha yang mampu mengelola perusahaan dengan baik. Namun, jika ditelusuri lebih lanjut, terdapat fakta mengejutkan tentang tata kelola Sandi atas perusahaan Bloomberg TV, Bloomberg BussinessWeek dan koran Indonesia      Finance Today yang masuk di dalam grup holding IDEA Group. Pada bulan November 2015, sejumlah karyawan dari perusahaan tersebut di PHK oleh pihak perusahaan. Namun, karyawan tersebut tidak mendapatkan hak berupa pesangon, THR dan upah atas kinerja mereka. Berbagai upaya mediasi dilakukan karyawan untuk meminta kejelasan haknya dari perusahaan. Tak jarang, mereka menanyakan Sandiaga Uno sebagai shareholder, atas persoalan tersebut.

Namun demikian, Sandiaga Uno tidak banyak berkontribusi atas penyelesaian permasalahan upah dan pesangon karyawan yang di PHK. Saat ditanya oleh karyawanpun, Sandiaga Uno cenderung menjawab secara diplomatis tanpa memberikan solusi yang konkret untuk kedua pihak. Tindakan perusahaan tersebut jelas melanggar peraturan perudang-undangan, baik itu undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan maupun Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.

Jika dibandingkan dengan harta Sandiaga Uno yang mencapai angka fantastis di level triliun, tentu membayar upah, pesangon dan THR merupakan hal yang sangat mudah dilakukan. Namun, mengapa persoalan tersebut tak kunjung selesai hingga berjalan selama 3 tahun? Justru hal tersebut dilatarbelakangi oleh kecerdasan seorang pengusaha, Sandiaga Uno, dalam melakukan perhitungan ekonomi. Sebagai seorang pengusaha, sudah menjadi instingnya untuk menghindari kerugian dan memperoleh keuntungan. Meski harta Sandiaga Uno tak akan habis untuk membayar upah dan pesangon, ia sadar bahwa ada kerugian yang dialaminya jika mengambil langkah tersebut. Oleh karenanya, ia cenderung menjawab diplomatis dan berharap shareholder lain serta CEO perusahaan yang akan mengatasi persoalan tersebut.  Tak peduli dengan peraturan yang telah ditetapkan, Sandiaga Uno dan kawan-kawan seolah tutup telinga atas desakan karyawan.

Bukan bermaksud antipati terhadap pengusaha, tetapi tampaknya Sandiaga Uno belum layak untuk mengelola negara. Dalam kampanyenya, Sandiaga Uno berjanji untuk menyejahterakan masyarakat dan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat usia produktif. Sayangnya, melalui persoalan Bloomberg, dapat dilihat betapa Sandiaga Uno tidak bisa memberikan kesejahteraan dan kepastian kepada 8 karyawan yang di PHK. Lantas, bagaimana mungkin ia mampu untuk memberikan kesejahteraan kepada dua ratus juta rakyat Indonesia? Sejatinya, Indonesia tidak membutuhkan sosok pemimpin yang berlatar belakang pengusaha, cukup pemimpin sederhana yang tidak memikir untung rugi pribadi dalam memimpin. Niscaya, Indonesia akan maju sebagai bangsa yang jujur, beradab dan sejahtera.

*) Mahasiswa FISIP Universitas Dharma Agung

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih