Menolak Radikalisme dan Komunisme Demi Keamanan Indonesia
Oleh: Edi Jatmiko )*
Radikalisme dan komunisme adalah 2 paham yang sangat berbahaya, karena bisa menghancurkan bangsa Indonesia. Sayangnya saat ini masih ada kaum radikal dan komunis yang menyebarkan ajarannya secara diam-diam. Mereka memanfaatkan dunia maya untuk mencari anggota baru. Kita wajib menghalaunya demi kemajuan bangsa.
Radikalisme adalah paham yang bangkit lagi di era reformasi. Mereka melakukan banyak hal untuk membentuk negara kekhalifahan, seperti pengeboman dan penyerangan. Lokasi yang dibom biasanya klub malam yang didatangi orang asing karena mereka dianggap kafir. Kaum radikal juga menyerang kantor polisi yang dianggap sebagai penghalang aksi mereka.
Untuk melawan paham radikal, maka harus TMS alias terstruktur, sistematis, dan masif. Hal ini diucapkan oleh Komarudin Amin, Dirjen Pendidikan Islam Kemenag. Menurutnya, jika melawan paham radikal tanpa rencana dan secara sporadis, akan percuma. Karena jaringan radikal sudah lintas negara dan berlangsung dengan sistematis.
Komarudin juga melanjutkan bahwa untuk melawan radikalisme, maka Kemenag mengadakan 2 program yakni membuat pusat arus moderasi di beberapa Universitas. Jadi dalam acara ini dijelaskan bahwa seharusnya penyebaran agama harus dengan cara yang toleran dan moderat, jangan dengan cara kekerasan dan tidak menghargai yang lain.
Sedangkan untuk anak sekolah, akan dirancang buku pelajaran agama dengan isi yang diperbarui. Jadi dijelaskan bahwa pembentukan negara kekhalifahan tidak mungkin, karena pengertiannya mencakup 1 dunia. Sedangkan sekarang ada ratusan negara. Murid juga diajarkan untuk menghormati temannya yang beragama lain dan tidak menghinanya.
Strategi Kemenag ini sangat baik karena sejak masa sekolah, murid diajari untuk jadi toleran dan tidak mengkafir-kafirkan orang lain. Proses beragama yang baik adalah dengan berhubungan dengan sesama manusia. Jadi tidak hanya fokus pada hubungan umat dengan Tuhan. Seharusnya orang yang beragama juga cinta damai dan tidak melakukan kekerasan.
Jika radikalisme sudah berhasil diberantas, maka bangsa ini bisa maju karena rakyatnya toleran dan tidak memandang rendah ke orang yang beragama lain. Mereka bisa bekerja sama untuk memajukan Indonesia, tanpa memandang latar belakang, suku, dan agamanya. Negara ini bisa tumbuh jadi negara berpenghasilan tinggi.
Selain radikalisme, maka komunisme juga sangat berbahaya karena malah membuat anggotanya dilarang menyembah Tuhan. Anggota komunis ingin merebut kekuasaan dan juga mengubah Indonesia, dari negara berazas pancasila menjadi komunisme. Kebangkitan komunis ini juga dimulai di era reformasi dan mereka memanfaatkan dunia maya.
Mengapa harus dunia maya? Karena mereka bisa bergentayangan dengan bebas dari kejaran polisi. Jadi mereka bisa bergerilya di sana untuk menyebarkan ajarannya. Kecuali jika sudah terlanjur ketahuan, maka bisa ditangkap dengan pasal undang-undang ITE dan TAP MPRS XXV/1966 tentang larangan komunisme di Indonesia.
Kaum komunis juga berusaha merekrut anggota baru di media sosial. Modusnya adalah dengan membuat akun di Instagram atau Twitter yang mempromosikan tentang kesetaraan dan keadilan bagi rakyat. Mereka sengaja menyasar generasi muda, karena lebih kritis dan cenderung suka mengkritik kebijakan pemerintah.
Kaum muda diiming-imingi dengan ajakan untuk membentuk negara komunis yang adil karena di sistem sosialis, tidak ada perbedaan. Semua rakyat memiliki harta yang setara, jadi tidak ada kecemburuan sosial. Mereka juga dijanjikan akan mendapat perhatian penuh dari pemerintah komunis yang sangat memperhatikan nasib rakyatnya.
Padahal kita tahu bahwa komunisme sangat berbahaya karena selain anti agama, juga menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuannya. Pemerintah yang komunis juga cenderung otoriter. Kenyataannya, di negara lain yang berpaham komunis, ada kesetaraan tapi rakyatnya malah menderita. Karena pejabatnya hidup enak sedangkan mereka miskin.
Oleh karena itu kita wajib membentengi diri dan mensosialisasikan ke anak-anak serta generasi muda untuk menghindari ajaran radikalisme dan komunisme. Karena ajaran itu mengajarkan mereka untuk tidak toleran. Setelah mereka ditanamkan rasa nasionalismenya, maka bisa bekerja sama untuk membuat Indonesia jadi negara yang maju.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini