Polemik Politik

Mewaspadai Aksi Brutal Jelang HUT OPM

Oleh : Rebecca Marian )*

Saat ini, kondisi di Papua sudah relatif aman. Namun Jika kita merujuk pada pengalaman di masa lalu, kekejaman Organisasi Papua Merdeka (OPM) telah sering memakan korban baik warga sipil maupun aparat keamanan. Kewaspadaan terhadap aksi brutal OPM tetap diperlukan agar kondusifitas di tanah Papua tetap terjaga, khususnya Menjelang HUT OPM yang diperingati setiap 1 Desember.

OPM merupakan kelompok separatis yang sering melakukan kekejaman kepada warga sipil. Menjelang 1 Desember, masyarakat diminta untuk tetap waspada karena kelompok separatis Papua sering melakukan aksi brutal untuk menunjukkan eksistensinya.

Untuk mengantisipasi adanya aksi brutal tersebut, Polda Papua juga turut mengantisipasi kemananan jelang Ulang Tahun OPM. Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, mengatakan ada informasi yang diterimanya terkait sejumlah kelompok yang akan merayakan 1 Desember dengan doa bersama.

            Paulus mengatakan, ada aturan yang harus dipenuhi dalam menyampaikan pendapat di muka umum, termasuk dalam berdoa bersama. Apabila tidak mengikuti aturan yang berlaku, maka pihaknya akan membubarkannya.

            Kapolda Papua tersebut menuturkan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan tegas apabila terdapat kelompok yang tetap memaksa kehendaknya.

            Dirinya juga menghimbau kepada masyarakat Papua untuk tidak terprovokasi dengan berbagai hal yang sengaja dimunculkan oleh kelompok tertentu untuk mengadu domba,

            Meski demikian, Sebelumnya Menkominfo RI Johny G Plate, menerangkan bahwa pihak Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), mengatakan, pemerintah tidak akan membatasi internet pada saat OPM akan memperingati ulang tahunnya pada 1 Desember mendatang.

            Namun, lain hal akan terjadi apabila terjadi kekacauan, maka pembatasan internet-pun terpaksa dilakukan hingga situasi dapat kembali kondusif.

            Sebelumnya, Kelompok Kriminal Bersenjata yang merupakan kelompok separatis, juga sempat memberikan serangan secara tidak hormat kepada aparat keamanan.

            Kejadian tersebut terjadi pada, Senin 12 Agustus 2019 silam sekitar pukul 17.30 WIT, Briptu Heidar ditemukan meninggal dunia setelah sebelumnya disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata KKB Papua. Sebelumnya Almarhum telah disandera dan kemudian dibunuh ketika berusaha melarikan diri.

            Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol AM Kamal mengatakan, kejadian tersebtu bermula pada Senin siang sekitar pukul 11.00 WIT. Saat itu, Briptu Heidar dan Bripka Alfonso tengah melakukan tugas penyelidikan di wilayah Kabupaten Puncak dengan mengendarai sepeda motor.

            Saat melintas di Kampung Usir, Briptu Heidar dipanggil oleh temannya yang merupakan warga setempat sehingga Bripka Alfonso menghentikan kendaraannya. Briptu Heidar pun menghampiri temannya tersebut, sedangkan Bripka Alfonso menunggu di atas motor.

            Ketika Briptu Heidar berbicara dengan temannya, tiba – tiba sekelompok orang datang dan langsung menyergap Briptu Heidar. Mengetahui hal tersebut Bripka Alfonso segera melaporkan kejadian tersebut ke pos polisi di Kago Kabupaten Puncak.

            Menurut Kombes Pol Kamal, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan TNI untuk melakukan pendekatan terhadap para tokoh masyarakat di Kabupaten Puncak.

            Kamal juga menceritakan bahwa sebelum Jenazah Briptu Heidar ditemukan, pihak Pemkab Puncak dan Polres Puncak Jaya sempat melakukan negosiasi dengan KKB pimpinan Lekagak Talenggen.

Kita harus mengakui bahwa serangan yang terjadi tersebut termasuk serangan yang tidak terhormat yang terjadi pada beberapa tahun terakhir. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan perlawanan secara kualitatif dari organisasi separatis tersebut dari tahun ke tahun.

Kejadian ini tentu bisa dinobatkan sebagai krisis nasional, dimana ketika negara sedang berjuang membangun NKRI dari pinggiran, masih saja ada sekelompok orang yang melancarkan serangan kepada aparat dan ingin memisahkan diri dari pangkuan Ibu Pertiwi.

Aksi Penembakan yang telah dilancarkan oleh KKB tersebut menjadi ancaman serius terhadap kedaulatan NKRI dan jalannya program pembangunan infrastruktur di Papua yang masuk dalam 5 Program Prioritas Pemerintah.

Gerakan Separatis OPM menunjukkan bahwa apa yag mereka lakukan tidak sejalan dengan ideologi Pancasila, mereka telah terbukti berani menyerang sesama warga Papua hanya karena tidak sesuai dengan pemikiran OPM terkait kemerdekaan Papua atau referendum. Aksi Brutal yang dilakukan oleh kelompok OPM juga  sudah tidak bisa ditolerir. Jelang HUT OPMt tentu saja aparat keamanan perlu memberikan tindakan tegas jika OPM kembali berulah.

)* Penulis adalah mahasiswi Papua tinggal di Jakarta

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih