Mewaspadai FPI Menyebarkan Hoax
Oleh : Sunarman)*
Ketika Rizieq Shihab ditangkap, maka tersebar beberapa hoax di dunia maya. Dugaan sementara, FPI yang menyebar berita palsu tersebut, dengan tujuan mencari simpati ke kalangan masyarakat. Mereka jadi berempati kepada Rizieq yang ditahan di Polda Metro Jaya, padahal kenyataannya, panglima FPI itu bersalah dan tidak usah dibela mati-matian.
Rizieq Shihab adalah pusat dari FPI dan ketika ia dijebloskan ke bui, ormas tersebut langsung menanggapi dengan emosional. Bahkan pendukung FPI beramai-ramai datang ke kantor polisi dan menyerahkan diri, agar dibarter saja dengan Rizieq. Hal ini mengherankan karena buat apa minta ditahan demi orang lain? Fanatisme telah membuat anggota FPI kehilangan akal.
Taktik lain dari FPI untuk mendapat simpati publik adalah dengan menyebarkan berita palsu di media sosial. Beberapa hari ini viral sebuah foto yang menampilkan seorang laki-laki yang tersenyum sambil memejamkan matanya. Dalam narasi foto, ia disebutkan sebagai anggota FPI yang mati syahid karena membela Rizieq, saat peristiwa di jalan tol Jakarta-Cikampek.
Baru sehari kemudian muncul fakta bahwa foto itu hanya hoax. Karena kenyataannya, pria tersebut memang anggota FPI, tetapi kondisinya masih hidup. Pembohongan publik seperti ini menjengkelkan, karena mereka berbohong hanya untuk mencari simpati ke masyarakat. Selain itu, secara tidak langsung ia berdoa agar lekas diambil nyawanya, karena mengaku sudah meninggal dunia.
Hoax kedua yang disebar oleh FPI adalah potongan video yang menampilkan adegan penembakan. Sontak publik menghubungkannya dengan peristiwa ketika pengawal Rizieq Shihab terlibat baku tembak dengan aparat. Padahal setelah ditelusuri, video itu bukan diambil di jalan tol Jakarta-Cikampek, karena CCTV dalam posisi mati. Namun sebuah potongan video di Kolombia.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono menyatakan bahwa Bareskirim Polri sudah memberi arahan kepada Polda Jaya, untuk seluruh berita hoax yang tidak benar akan diproses semuanya. Bareskrim melalui Direktorat Tindak Pidana Siber tengah melakukan pencarian terkait informasi hoax terkait insiden di jalan tol Jakarta-Cikampek tersebut.
Tujuan dari penelusuran itu adalah agar masyarakat tak terpengaruh berita dan video palsu. Karena ketika membuka dunia maya, kadang ada orang awam yang tak mengerti beda antara hoax dan berita asli. Sehingga mereka mempercayainya dan berbalik menjadi pro FPI. Padahal video itu palsu dan sengaja disebar, agar makin banyak yang bersimpati pada kasus Rizieq Shihab.
FPI memilih dunia maya sebagai tempat penyebaran hoax, karena di sana relatif bebas dan kurang ada penyensoran. Sehingga ketika ada berita palsu, bisa lolos jadi status di FB, dan membuat banyak orang tercengang. Sehingga mereka kasihan pada Rizieq Shihab dan menolak penahanannya. Padahal panglima FPI itu jelas bersalah karena menyebar hate speech dan melanggar protokol kesehatan.
Selain itu, ketika orang mengakses dunia maya, biasanya dalam kondisi otak yang rileks. Karena mereka membukanya di jam istirahat dan mencari hiburan di sana. Dalam teori psikologis, saat otak manusia rileks maka ia lebih mudah percaya akan sesuatu yang terpampang nyata di hadapannya. Jadi tidak tahu bahwa itu ternyata hoax yang menyesatkan.
FPI juga paham bahwa masyarakat Indonesia cenderung percaya hoax, apalagi jika ditambah dengan narasi yang menggugah emosi. Penyebabnya karena di negeri kita, tingkat literasinya masih rendah, sehingga membuat orang-orang terlalu percaya sesuatu tanpa menelusuri kebenarannya.
Jangan sampai ada yang termakan oleh berita dan video hoax yang disebarkan oleh FPI. Karena mereka memang bertujuan untuk mencari simpati dan playing victim, sehingga mayarakat kasihan pada Rizieq Shihab. Padahal ia jelas bersalah karena tak pernah menyaring isi ceramahnya dan melanggar protokol physical distancing.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Tangerang