Mewaspadai Gelombang Ketiga Covid-19
Oleh: Abie )*
Pemerintah memang telah berhasil mengendalikan pandemi virus Corona dalam beberapa bulan terakhir. Namun demikian, masyarakat diwajibkan untuk selalu taat Prokes karena gelombang ketiga Covid-19 masih mengintai Indonesia.
Sejak awal kemunculan Virus Covid-19 sejak 2019 di Wuhan, China, virus ini aktif bermutasi dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia sehingga menyebabkan pandemi yang berkepanjangan. Indonesia pun tidak luput dari serangan pandemi dan menjadikan penanganan pandemi Covid-19 menjadi prioritas utama.
Sejauh ini menurut pengamatan penulis, Indonesia cukup berhasil mengatasi Covid gelombang 1 dan 2 meskipun dengan berbagai kebijakan yang menuai pro kontra di masyarakat.
Penurunan drastis angka penyebaran Covid-19 gelombang ke-2 sejak Juni 2021 belum bisa membuat kita bernafas lega, pasalnya beberapa ahli menyatakan akan adanya ancaman gelombang ketiga virus Covid-19 yang diprediksi masuk ke Indonesia pada akhir Tahun 2021.
Dicky Budiman dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University di Australia mengungkapkan, gelombang ketiga corona sangat mungkin terjadi. Kemungkinan ini didasarkan pada fakta bahwa mayoritas masyarakat Indonesia belum memiliki imunitas untuk melawan infeksi virus. Ini dipengaruhi tingkat vaksinasi yang masih cukup rendah.
“Dalam artian imunitas itu dari vaksin, vaksinasi dosis penuh, apapun vaksinnya. Ini kan 80 persenan (masyarakat) masih rawan karena belum mendapat vaksin,” kata Dicky.
Hal tersebut juga diungkapkan ahli Epidemiolog dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, bahwa ancaman gelombang ketiga virus corona (Covid-19) diprediksi terjadi pada Desember 2021 hingga awal tahun depan.
Menurutnya, gelombang ketiga Covid-19 bisa lebih parah dari gelombang kedua pada Juli lalu apabila target program vaksinasi di Indonesia gagal tercapai.
Pendapat diatas sangatlah berdasar mengingat virus Covid-19 masih terus bermutasi dan melahirkan varian baru dengan karakteristik berbeda dan penyebarannya yang cepat.
Senada dengan itu Dicky Budiman menyatakan bahwa potensi munculnya gelombang tiga virus corona (covid-19) salah satunya dipicu oleh ancaman dari sejumlah varian baru mutasi virus SARS-CoV-2.
Dari penjelasan beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan 3 variabel yang dapat menyebabkan penyebaran gelombang virus Covid-19 ke 3 di RI diantaranya: kemunculan Varian Baru, belum optimalnya capaian vaksinasi untuk membentuk herd immunity dan penyebaran di libur Natal Tahun Baru, sehingga diprediksi akan meledak pada Desember 2021 s/d Januari 2022.
Varian Baru Covid-19
Saat ini Kemenkes mewaspadai tiga jenis varian Virus Corona agar tidak masuk ke Indonesia. Ketiganya, yakni varian Lambda, Mu, dan C.1.2. Lambda dan Mu masuk menjadi Variant of Interest (VoI) yang diamati Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sedangkan C.1.2 belum masuk VoI maupun Variant of Concern (VoC) tapi tetap diwaspadai.
Beberapa negara sudah melaporkan varian Covid-19 Mu, seperti Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat,” kata Nadia dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (13/10/2021).
Keberadaan varian baru tersebut sangat potensial masuk ke Indonesia jika tidak dapat dicegah dengan segera.
Untuk meminimalisir ancaman gelombang ke 3 virus Covid-19 pemerintah RI tentuya telah melakukan berbagai persiapan dan kebijakan diantaranya dengan terus mengoptimalkan vaksinasi, gas rem pembatasan sosial sesuai kebutuhan, pelaksanaan 3T dan lain sebagainya.
Kewaspadaan menghadapi varian baru harus menjadi perhatian semua pihak begitu juga dengan masyarakat harus tetap menggalakkan protokol Kesehatan dan menyegerakan untuk melakukan vaksinasi.
)* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonsia