Mewaspadai Kenaikan Kasus Covid-19 dengan Taat Prokes dan Vaksinasi
Oleh : Syafrudin Pratama *)
Fenomena saat ini menunjukkan bahwa Indonesia kembali mengalami kenaikan kasus Covid-19. Angka positif Covid-19 mengalami kenaikan sebanyak 571 kasus atau 31 persen dalam tiga pekan terakhir. Dalam data mingguan Pertanggal 22 Mei 2022, Angka awal 1.814 kasus telah merangkak naik menjadi 2.385 kasus (meningkat 571 kasus). Data tersebut penulis dapatkan dari pernyataan juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito.
Menurut penulis kenaikan kasus tersebut perlu dijadikan perhatian, mengingat selama kurang lebih 3 bulan sebelumnya sejak gelombang Omicron, Indonesia telah berhasil mempertahankan kasus Covid-19 untuk tetap stabil dan tidak mengalami peningkatan kasus.
Terdapat 5 provinsi yang mengalami kenaikan kasus aktif Covid-19 dalam satu pekan terakhir, yaitu DKI Jakarta sebanyak 30 persen, Banten sebanyak 38 persen, Jawa Barat sebanyak 18 persen, DI Yogyakarta sebanyak 45 persen, dan Jawa Timur sebanyak 37 persen.
Namun demikian, penulis juga mendapatkan suatu data riset yang menunjukkan bahwa kenaikan kasus tersebut tidak diikuti dengan peningkatan bed occupancy rate di rumah sakit serta peningkatan angka kematian.
Berdasarkan data riset tersebut, meskipun mengalami kenaikan kasus aktif, tidak serta merta angka kematian dan persentase bed occupancy rate ikut naik, bahkan masih cenderung menunjukkan penurunan dan masih terjaga di bawah 3 persen. Oleh karena itu, penulis menyarankan perlu mewaspadai peningkatan kasus Covid-19 dan mewaspadai lonjakan kasus terutama di 5 provinsi tersebut.
Selain fenomena kenaikan kasus Covid-19 dalam tiga pekan terakhir, kita juga perlu mewaspadai hadirnya subvarian baru BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Mencontoh Negara Singapura yang sudah mulai mewaspadai gelombang Omicron di bulan Juli atau Agustus 2022 mendatang, Singapura juga sudah mulai mengantisipasi kehadiran subvarian baru BA.4 dan BA.5. Hal tersebut dilakukan Singapura karena mulai berkurangnya antibody warganya dan terdeteksinya beberapa varian baru kasus Covid-19 dari subvarian BA.4 dan BA.5 dinegara tersebut.
Tentunya berdasarkan kedua hal tersebut, penulis menyarankan perlu adanya sikap yang serius agar Indonesia terhindar dari paparan Covid-19 subvarian omicron BA.4 dan BA.5. Salah satu contoh yang bisa diterapkan adalah dengan tetap taat terhadap protokol kesehatan dan terus menggalakkan vaksinasi bagi yang belum mendapatkan vaksinasi maupun booster.
Dari sudut pandang penulis, banyak cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat Indonesia agar dapat meminimalisir paparan Covid-19. Selain taat protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi, masyarakat juga bisa menjaga kekebalan tubuh dengan menjaga pola hidup sehat, seperti konsumsi makanan yang bergizi, perbanyak buah, sayur, dan vitamin serta berolahraga.
Selain itu, penulis juga berpendapat bahwa Pemerintah harus tetap memberikan himbauan kepada masyarakat untuk selalu menjaga protokol kesehatan saat bepergian dan melakukan vaksinasi/booster bagi masyarakat yang belum mendapatkannya.
Penulis berharap, dengan berbagai kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah serta diikuti program vaksinasi dan sikap disiplin terhadap protokol Kesehatan, maka akan dapat memutus rantai penyebaran Covid-19 di Indonesia sehingga status pandemi dapat berubah menjadi endemi.
*Penulis adalah kontributor Trilogi Institute