Mewaspadai KST Menyebarkan Hoaks dan Provokasi
Oleh: Alfred Jigibalom )*
Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua menggunakan segala macam cara guna mewujudkan cita-citanya, salah satunya dengan menebar hoaks dan provokasi. Masyarakat diharapkan untuk selalu mewaspadai setiap aksi KST Papua
Hoaks adalah hal yang berbahaya karena bisa meracuni pemikiran banyak orang, sehingga mereka terpengaruh dan akhirnya melakukan hal-hal yang negatif. Bahaya hoaks ini yang dimanfaatkan oleh KST, sehingga mereka meyebarkan berita palsu serta memprovokasi warga di Bumi Cendrawasih. Apalagi hoaks bisa dengan mudah di-share di media sosial, dan mereka mengetahui serta memanfaatkannya yag sayang sekali untuk tujuan negatif).
Salah satu hoaks yang santer terdengar adalah berita tentang pembakaran rumah warga di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Oleh KST dinarasikan bahwa pelakunya adalah aparat. Padahal itu hanya bohong alias hoaks, karena tidak mungkin aparat yang menjadi sahabat rakyat malah melakukan tindakan yang negatif seperti itu.
Darem 172/PWY Brigen TNI Izak Pagemanan memastikan bahwa berita pembakaran di Kiwirok dan penangkapan KST adalah hoaks. Tidak benar jika ada peristiwa tersebut, seperti yang ada di media sosial. Dalam artian, KST memelintir dan membuat berita palsu, serta menuduh aparat agar masyarakat memusuhi mereka.
Pembakaran yang dilakukan oleh aparat adalah hoaks karena justru KST yang melakukannya, di Kiwirok dan Yahukimo. Bahkan yang dibakar bukan hanya rumah warga, melainkan fasilitas umum dan gedung sekolah. Namun sayang sekali mereka malah lempar batu sembunyi tangan dan menuduh pihak lain sebagai pelakunya.
Akibat ulah KST, maka ada kerugian material yang sangat besar, oleh karena itu mereka masih menjadi buronan hingga saat ini. Satgas Nemangkawi bekerja keras untuk menangkap para anggota kelompok separatis tersebut, agar tidak menebar kekacauan baik di dunia nyata maupun dunia maya. KST sudah benar-benar meresahkan dan wajib diburu.
Masyarakat juga diminta untuk tidak mempercayai jika ada berita yang sensasional di media sosial, karena bisa jadi itu hanya hoaks. Ketika ada tuduhan bahwa aparat melakukan hal negatif, maka jangan terbakar emosi dan men-share berita tersebut. Akan tetapi, cek dulu kebenarannya, bisa via website atau bertanya langsung pada yang bersangkutan.
Konfirmasi sangat diperlukan karena jika masyarakat asal share, akan sangat fatal akibatnya. Jangan malah jadi penebar hoaks dan menyebabkan banyak orang jadi ikut-ikutan antipati terhadap aparat. Padahal aparat adalah sahabat rakyat dan tidak tega untuk melakukan hal yang negatif seperti pembakaran, justru banyaknya jumlah aparat di Papua adalah untuk menjaga masyarakat sipil.
Pasalnya, bukan kali ini saja KST menyebar hoaks dan provokasi di media sosial. Beberapa waktu lalu mereka pernah membuat berita palsu yang menyatakan bahwa keberadaan aparat di Papua adalah untuk memberantas ras melanesia. Padahal ini jelas salah, karena justru aparat datang untuk membantu rakyat dan melindungi mereka dari keganasan KST.
Oleh karena itu kita wajib memakai logika dan jangan bersumbu pendek ketika ada hoaks yang menyebar di media sosial. Pikirkan terlebih dahulu, apakah itu benar atau bohong belaka? Jangan sampai semuanya jadi runyam dan KST tertawa karena banyak yang terjebak provokasi.
Masyarakat, khususnya yang tinggal di Papua, harap waspada akan hoaks yang ada di media sosial. KST amat licik dengan menebar informasi palsu dan menarasikan bahwa aparat datang untuk merugikan, padahal hal ini sama sekali salah. Jangan asal percaya hoaks dan periksa terlebih dahulu kebenarannya, agar tidak terprovokasi oleh KST.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bali