Warta Strategis

Komitmen Jokowi Meramahkan Para Difabel Indonesia

Oleh :  Marten Marino)*

 

Perhelatan bergengsi para difabel telah resmi ditutup dengan acara closing ceremony Asian Para Games 2018 yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (13/10/2018). Acara closing yang bertabur bintang dimeriahkan oleh sejumlah artis papan atas dan dipandu host Daniel Mananta secara santai. Tidak kalah dengan Closing Ceremony Asian Games, hiruk pikuk teriakan penonton juga sangat menggema saat penampilan Girl Band asal Korea AOA muncul di atas panggung membawakan salah satu dari albumnya.

Atas perjuangan keras Atlet Asian Para Games 2018, Indonesia berhasil melampaui target yang diberikan. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menargetkan Indonesia berada pada posisi 16, namun ternyata para Atlet membawa Indonesia jauh melampaui target tersebut hingga berada pada posisi 5 besar dengan perolehan total 135 medali, yaitu 37 emas, 47 perak dan 51 perunggu. Sungguh luar biasa perjuangan keras para atlet Para Games kita. Perolehan ini cukup jauh juga jika dibandingkan dengan hasil pada Asian Para Games 2014 lalu. Pada Asian Para Games 2014, Indonesia hanya berada pada posisi 9 besar di bawah Malaysia yang berada pada posisi 7. Indonesia dengan total perolehan 38 medali, 9 emas, 11 perak dan 18 perunggu sempat tidak berkutik di beberapa cabang olahraga karena kurangnya dukungan dari pemerintah. Banyak faktor yang membuat hasil perolehan dapat jauh berbeda, diantaranya adalah keseriusan pemerintah dalam membangun dan membangkitkan semangat para difabel.

Sama seperti Atlet Asian Games 2018, Atlet Asian Para Games 2018 juga langsung mendapatkan bonusnya setelah perhelatan usai. Jumlah uang yang sama membuat hilangnya perbedaan antara Atlet normal dan difabel. Sabtu, 13 Oktober 2018 Presiden Joko Widodo menerima atlet para games Indonesia yang telah berjuang di Istana Bogor. Dalam kesempatan itu Ia sekaligus memberikan bonus yang nominalnya paling besar adalah Rp 1,5 miliar untuk atlet perorangan peraih emas dan paling kecil Rp 150 juta per orang untuk atlet beregu peraih perunggu. Ia juga membagikan bonus untuk para pelatih dan asisten pelatih. Bonus yang diterima para atlet ini juga berbeda jauh dengan bonus yang diterima pada pemerintahan masa lampau, pada Asian Para Game 2014 peraih emas hanya mendapatkan bonusnya sekitar Rp 400 juta. Mungkin jumlah ini terdengar besar, tetapi belum sebesar perjuangan berat yang harus dilalui para atlet.

Hal ini membuktikan, semakin terlihatnya keseriusan Presiden Jokowi untuk membuat Indonesia ramah difabel, bahkan menyetarakan difabel dengan orang normal lainnya, dengan menghilangkan diskriminasi dan perbedaan diantara mereka. Beberapa contoh nyata dari keseriusan Presiden Jokowi terlihat dari pegelaran Asian Para Games 2018 yaitu pencapaian yang tidak sedikit. Beberapa pencapaian tersebut adalah Indonesia yang menjadi Juara Umum cabang olahraga Catur, tidak tanggung – tanggung 11 medali emas diborong oleh atlet catur Indonesia dan para peraih emas tersebut adalah Edy Suryanto, Tati Karhati, Simanja Nasip Farta, Wirawan Hendi, Ariesta Debi, Margaretha Wilma Sinaga, Yuni dan Rosalinda Manurung. Kemudian, dari kontingen Para Atletik juga turut menyumbang dengan total 6 emas yaitu Suparniyati, Purnomo Sapto Yogo, Tiarani Karisma Evi dan Aulia Putri. Sementara, dari kontingen Para Badminton berhasil menyumbang 6 medali emas, Fredy Setiawan, Dheva Anrimusthi, Briliansyah Hafizh Prawiranegara, Hary Susanto, Ratri Leani Oktilo, Khalimatus Sadiyah Sukohandoko dan Dwiyoko. Dukungan penuh diberikan oleh pemerintah baik dari segi materil (fasilitas tempat tinggal, tempat berlatih, transportasi, konsumsi) dan juga segi moril. Tidak jarang Presiden Jokowi dan para pejabat lainnya memberikan dukungan dengan datang melihat ketika berlatih dan saat pertandingan berlangsung.

Asian Para Games 2018 turut menuai pujian dari banyak negara tetangga. Presiden Asian Paralympic Committee Majid Rashed mengatakan, penyelenggaraan Asian Para Games 2018 yang digelar Indonesia adalah yang terbaik. Hal ini disampaikan Majid ketika menjawab pertanyaan Ketua INAPGOC Raja Sapta Oktohari pada sambutan upacara penutup Asian Para Games 2018. Tanpa basa – basi, Majid mengatakan “Yes, it is the best Asian Para Games” diiringi suara riuh penonton. Cukup banyak kenangan sekaligus momen pertama yang tercipta selama Asian Para Games 2018, seperti keikutsertaan Bhutan untuk yang pertama kali, Laos dan Timor Leste yang juga mendapat mendali untuk yang pertama kali, Filipina dan Kuwait memperoleh emas untuk yang pertama kali dan pertama kalianya Korea Utara bergabung menjadi satu tim dengan Korea Selatan, berkompetisi dan berhasil mencapai podium bersama-sama di beberapa cabang olahraga. Majid juga memuji Presiden Joko Widodo yang ikut berperaan aktif dalam upacara pembukaan Asian Para Games pada (08/10/2018). Momen ini juga momen yang sangat tepat untuk menjadikan Jakarta sebagai kota awal atau ikon inspirasi kota ramah difabel sehingga Indonesia akan semakin ramah difabel.

 

)* Pemerhati Sosial

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih