Mewaspadai Terorisme Jelang Awal Tahun 2020
Oleh : Rahmad Setiawan )*
Adanya libur panjang bertepatan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru 2020 membuat semua pihak waspada dan bersiaga. Kesiapsiagaan tersebut dilaksanakan guna mengantisipasi munculnya teror jelang akhir tahun.
Pengamat Militer dari Universitas Padjajaran (UNPAD), Muradi menghimbau agar seluruh warga negara, baik sipil maupun pemerintah tetap waspada di rentang waktu 15 Desember hingga 15 Januari 2019.
Muradi bahkan memprediksi bisa saja yang menjadi target serangan dalam aksi teror akhir tahun menjelang tahun baru adalah seorang pejabat publik bukan tempat ibadah.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh pengamat Intelijen, Ridlwan Habib. Dirinya meminta agar semua pihak dapat memperpanjang sikap waspada terhadap aksi teror menjelang akhir tahun dan memasuki awal tahun 2020 ini.
Apalagi ada kecenderungan pola seperti yang perah terjadi pada aksi Bom Thamrin pada awal tahun 2016 lalu. Kala itu dia mengatakan semua pihak telah waspada sejak Desember 2015. Namun justru tidak terjadi apapun.
Justru serangan terjadi pada 11 Januari, saat hampir semua pihak menurunkan kewaspadaan mereka terhadap aksi teror yang dilakukan oleh para teroris.
Serangan ini menurutnya juga tidak bisa ditebak / diprediksi berupa serangan teror bom bunuh diri. Aksi-aksi kecil namun berdampak besar yang mesti diwaspadai, misal serangan penusukan terhadap tokoh atau orang besar.
Sementara itu, Kapolresta Probolinggo, AKBP Ambariyadi Wijaya mengatakan aparat kepolisian mewaspadai potensi ancaman teror menjelang akhir tahun 2019.
Menurutnya, ancaman teror bisa terjadi di sejumlah daerah, sehingga hal tersebu menjadikan aparat kepolisian di Polresta Probolinggo tetap siaga dan melakukan tindakan antisipasi.
Berdasarkan instruksi Mabes Polri, terdapat 12 potensi kerawanan yang harus diantisipasi di daerah yakni aksi terorisme, kejahatan konvensional, kemacetan lalu lintas, kecelakaan transportasi, konflik sosial dan lain-lain.
Polresta Probolinggo juga menggiatkan apel gelar pasukan, dimana hal tersebut merupakan upaya untuk memberikan jaminan kondusifitas selama pelaksanaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 di Kota Probolinggo.
Sementara itu, Walikota Probolinggo Hadi Zainal Abidin mengatakan, apel gelar pasukan tersebut dilakukan untuk meningkatkan sinergi Polri dengan instansi terkait dalam memberikan rasa aman dan nyaman pada perayaan Natal 2019 dan Tahun Baru 2020.
Hadi menuturkan, seluruh kepala satuan wilayah harus dapat bersinergi dengan stakeholder terkait untuk menentukan langkah antisipasi yang proaktif dan menerapkan strategi tepat untuk mengatasi berbagai potensi gangguan dengan karakteristik kerawanan masing-masing.
Pada kesempatan berbeda, Polres Kota Denpasar bersama tim Unit Penjinak Bom Polda Bali telah berhasi mensterilkan sejumlah gereja di Kota Denpasar. Kepala Bagian Operasi Polresta Denpasar, Kompol Nyoman Gatra, mengatakan sterilisasi dilakukan untuk mengantisipasi aksi terorisme.
Selain itu, pengamanan juga diperlukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat yang melaksanakan misa Natal.
Menurutnya, sterilisasi dilakukan menggunakan alat metal detector, cermin, hingga anjing pelacak. Tiap sudut ruang gereja diperiksa. Benda-benda lainnya juga diperiksa seperti pot bunga dan aksesoris lainnya. Namun Polisi tidak menemukan barang yang mencurigakan.
Gatra mengatakan, untuk mewaspadai ancaman terorisme, pihaknya menyiapkan petugas di tiap-tiap gereja di Denpasar. Jumlahnya bervariasi mulai dari 10 hingga 15 petugas tergantung besar dan kecilnya gereja. Adapun untuk pengamanan Natal 2019, total petugas Kepolisian dari Polresta Denpasar yang disiagakan mencapai 1.117 personel. Sementara jumlah gereja yang ada di Denpasar mencapai 120 gereja.
Di sisi lain Polri juga terus melakukan persiapan pengamanan jelang Natal dan Tahun Baru dengan mengantisipasi adanya aksi terorisme, bahkan persiapan tersebut telah digodok sejak November lalu.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Argo Yuwono mengatakan, antisipasi terorisme dilakukan dengan mengedepankan preventif strike yang salah satunya, TNI-Polri akan turun ke bawah dan berkomunikasi langsung dengan masyarakat.
Argo juga mengungkapkan bahwa POLRI terus melakukan operasi terhadap pihak-pihak yang diduga merupakan bagian dari jaringan terorisme.
Jelang dan hingga pergantian tahun nanti, tentunya masyarakat harus tetap menjaga toleransi antar sesama warga, jangan sampai terprovokasi oleh kelompok yang ingin mengganggu ketenangan selama libur Natal dan Tahun Baru 2020.
)* Penulis adalah pengamat sosial politik