Misteri di Balik Drama Penangkapan Habib Rizieq
Oleh : Fatiya Fathrotunnisa*)
Kabar mengejutkan datang dari Pendiri FPI Habib Rizieq Shihab (HRS) yang sempat ditahan oleh pihak keamanan Arab Saudi menyusul adanya pemasangan bendera ISIS pada dinding bagian depan kediamannya di Mekkah. Tidak lama setelah penahanannya, HRS kembali dibebaskan setelah mendapat jaminan dari seorang warga Saudi. Insiden pemasangan bendera ini disinyalir adalah fitnah yang dituduhkan olehnya dari pihak yang tidak berkenan dengan keberadaan dirinya. Adapun muncul statement mengenai keterlibatan intelijen Indonesia sebagai dalang dari penangkapan HRS. Lantas apa yang terjadi sebenarnya?
Tudingan terhadap HRS memang sangat masuk akal, mengingat Saudi sangat tidak mentolerir pergerakan ISIS di negaranya. Sudah pasti kebijakan itu pun diketahui HRS sehingga ada kemungkinan pemasangan bendera tersebut merupakan kesengajaan mengingat bendera yang dipasang di depan rumah HRS sama seperti bendera yang digunakan saat berlangsungnya aksi bela tauhid 211 beberapa hari lalu. Penangkapan tersebut dibenarkan oleh Kuasa hukum FPI Sugito Atmi Pawiro yang mengatakan bahwa terjadi pemeriksaan oleh kepolisian Arab Saudi terhadap Habib Rizieq Shihab.
Namun, apakah penangkapan dan penempelan bendera bertuliskan kalimat tauhid itu fitnah?
Kita ketahui bersama bahwa aksi 212 berlangsung dengan lautan manusia memenuhi areal Monumen Nasioanal dan sekitarnya dengan satu tujuan yakni menyuarakan kemarahannya karena keyakinannya dinistakan. Meski di bawah guyuran hujan sambil terus meneriakkan kebesaran Tuhan, hanya mungkin terjadi manakala ada sesuatu yang luar biasa sebagai penggeraknya. Makanan dan minuman mengalir dari berbagai penjuru tanpa ada yang mengkoordinir. Gerakan 212 semakin sempurna karena berjalan tertib tanpa menimbulkan kerusakan, tanpa meninggalkan sampah, tanpa gesekan dengan pihak-pihak yang berseberangan. Kepatuhan terhadap pimpinan ormas keagamaan dan tokoh agama, sebatas pada isu-isu yang memang bersinggungan langsung dengan keyakinannya. Umat Islam yang tidak bernaung di bawah Front Pembela Islam, tetap bersimpatik pada perjuangan Habib Rizieq.
Apabila ditengok dari adanya skenario memulangkan HRS menjelang reuni Aksi 212 pada 2 Desember 2018, hal tersebut kemungkinan bukanlah sebuah fitnah. Melainkan ada kemungkinan kesengajaan bagi HRS untuk memasang bendera tersebut lantaran rasa senangnya menjelang pelaksanaan reuni 212 mendatang. Pelaksanaan reuni 212 merupakan momentum bagi kepulangan HRS ke tanah air, hal tersebut disebabkan dengan kehadiran HRS di Tanah Air saat mendekati reuni akbar 212, sudah pasti akan menjadi magnet luar biasa bagi para pengikutnya untuk serentak turun ke jalan. Terlebih saat menjelang reuni 212, HRS sudah mulai memeriahkannya dengan berani memasang bendera bertuliskan kalimat tauhid.
Apabila dikaitkan dengan tudingan mengenai adanya keterlibatan intelijen Indonesia yang diduga kuat berada di balik aksi penempelan bendera itu, hal tersebut tidaklah mungkin karena skenario memulangkan HRS menjelang reuni 212 tidak akan disukai pemerintahan Jokowi. Sehingga sangat kecil kemungkinan adanya keterlibatan agen intelijen Indonesia di balik aksi tersebut. Pada prinsipnya, selaku presiden RI Jokowi dapat dengan mudah memerintahkan operasi intelijen untuk memulangkan HRS setelah Pilpres 2019 usai digelar. Hal tersebut akan lebih baik guna menjaga kekondusifan situasi nasional menjelang pemilu 2019.
Lantas misteri apa yang tersimpan dibalik drama penangkapan Habib Rizieq?
Benarkan semua itu ada kaitannya dengan agen intelijen Indonesia, atau memang kelalaiannya diri karena ueforia akan adanya rencana reuni 212?
Kita serahkan semua pada otoritas pemerintahan Saudi Arabia yang saat ini sedang menelusuri kasus tersebut.
*) Penulis adalah seorang mahasiswi di perguruan tinggi negeri Jakarta