Mubaligh Muda Kecam Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata di Nduga Papua yang Tewaskan Dua Tokoh Agama
Jaringan Mubaligh Muda Indonesia (JAMMI) mengecam tindakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga Papua yang menewaskan sebanyak 11 warga sipil, dua di antaranya dua tokoh agama, yaitu Ustaz Daeng Marannu dan Pendeta Eliaser Banner.
Koordinator nasional JAMMI, Irfaan Sanoesi menyampaikan bela sungkawa terhadap para korban dan mengecam aksi KKB yang tidak berperikemanusiaan.
“JAMMI turut berbela sungkawa atas korban sipil. Dua di antaranya merupakan tokoh agama. Kami mengutuk keras aksi KKB tersebut,” ungkap Irfaan dalam keterangannya, (19/7/2022).
Irfaan menjelaskan aksi brutal yang dilakukan KKB pada Sabtu (16/7/2022) lalu tersebut sudah melampaui batas.
“Bagaimana mungkin mereka menyerang secara membabi buta kepada orang yang tak bersalah, termasuk tokoh-tokoh agama yang mestinya dihormati dan diteladani setiap perangainya. Namun sebaliknya, mereka menihilkan rasa kemanusiaan yang agung,” kata dia.
Irfaan mendapatkan kabar bahwa Ustaz Daeng Marannu yang seorang mubalig di Masjid Kenyam Kampung Nogolait, Kab. Nduga, Papua selalu menyampaikan pesan-pesan persatuan dan persaudaraan di tiap ceramahnya.
Baca juga: Cerita Warga Sulsel Selamat dari Serangan KKB di Kabupaten Nduga: Tiarap di Bak Truk
“Pengabdiannya terakhir ketika menjadi khotib saat Idul Adha. Namun bukan ihtiram (penghormatan) yang didapat Ust. Daeng atau diikuti nasihat-nasihatnya. Sebaliknya mereka (KKB) menyambut Ust. Daeang dengan tindakan brutal yang tidak punya hati nurani. Semoga Ust. Daeng termasuk mati syahid dan husnul khotimah karena membela nyawa orang lain dan membela tanah air,” kata dia.
Begitu pula Pendeta Elias Banner, dikatajan Irfaan, yang menjadi korban dari salah satu tokoh agama. Dia ditembaki saat melerai penganiayaan yang dilakukan KKB.
“Sangat prihatin dan sedih ketika seorang yang tulus hendak melerai penganiayaan, justru mendapatkan perlakuan yang biadab yang dilakukan oleh KKB. Pak Pendeta melindungi masyarakat dengan segenap jiwa raganya, berani mengorbankan sekalipun harus meregang nyawa akibat tindakan keji KKB,” sambungnya.