Polemik Politik

Disiplin Patuhi Kebijakan Pemerintah Kunci Sukses Hentikan Covid-19

Oleh : Dodik Prasetyo )*

Virus Covid-19 masih belum pergi dari Indonesia. Kita semua berharap semua pasien sembuh dan tak ada lagi yang sakit Corona. Caranya dengan berdisiplin mengikuti peraturan pemerintah.

Pernahkah Anda merasa bosan karena hanya berada di rumah saja? Sejak Covid-19 masuk ke Indonesia, ada kebijakan untuk stay at home yang dicanangkan oleh pemerintah. Akibatny semua sekolah ditutup. Begitu juga dengan perusahaan, banyak karyawannya yang ditugaskan untuk bekerja di rumah saja. Semua anggota keluarga jadi berdiam diri di rumah dan jadinya menjemukan.

Namun jangan mengeluh ketika harus stay at home. Memang awalnya terasa menjemukan tapi semua ini demi kebaikan bersama. Kita tidak tahu bagaimana wujud virus Corona, sementara di luar sana Covid-19 bisa beterbangan mencari mangsa. Jadi untuk menghindari penyakit ini, harus benar-benar mengkarantina diri di rumah. Jika keluar pun hanya boleh untuk urusan yang penting, misalnya belanja bahan pokok, dan harus memakai masker agar selalu aman.

Kebijakan lain setelah adanya virus Covid-19 di Indonesia adalah social distancing. Tidak boleh ada keramaian dan kerumunan orang yang berdesak-desakan. Ketika belanja di supermarket, jumlah orang yang masuk dibatasi, dan harus cuci tangan terlebih dahulu. Semua acara pesta dan konser musik tidak boleh diadakan. Ketika mengantri di Rumah Sakit pun, harus duduk dan ada jarak antar kursi. Aturan ini juga dibuat untuk mencegah penyebaran Corona.

Peraturan untuk melarang diadakannya pesta sontak membuat banyak calon pengantin kaget. Mereka akhirnya pasrah dan hanya bisa mengadakan akad nikah, tanpa resepsi di gedung atau hotel. Itupun penghulu dan calon mempelai harus memakai masker agar tetap aman dari penularan Covid-19. Sebenarnya kebijakan ini jika dilihat dari sisi lain, bagus untuk mengajarkan kesederhanaan. Sebuah pernikahan tetap sah walau tanpa pesta besar-besaran.

Social distancing juga disusul dengan peraturan PSBB alias pembatasan sosial berskala besar. Jika ada orang yang mengendarai sepeda motor, tidak boleh membonceng orang lain. Di dalam mobil pun dibatasi, maksimal hanya boleh ada 3 orang. Salah satu pihak yang terdampak oleh kebijakan ini adalah para pengemudi ojek. Mereka tidak boleh membawa penumpang dan hanya boleh bertugas mengantar barang atau pemesanan makanan.

Para sopir ojek langsung protes, tapi mau bagaimana lagi. Jika memaksakan diri untuk memperbolehkan adanya pemboncengan orang, maka akan lebih berbahaya. Ketika penumpang ternyata kena Corona, maka akan tertular dan membahayakan nyawa mereka sendiri. Karena ciri-iri orang yang terjangkiti vorus Covid-19 tidak terlalu terlihat dari luar dan orang awam tidak bisa melihatnya.

Kebijakan yang paling terkini untuk mengatasi penyebaran virus Corona adalah pelarangan mudik. Padahal tradisi pulang kampung sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Para pegawai negeri juga dilarang keras mudik dan jika nekat akan mendapat sanksi yang keras. Sementara itu, di jalan tol dan jalan yang dilewati oleh pemudik, sudah dijaga ketat oleh polisi. Mereka menghalau keramaian sepeda motor dan mobil yang akan pulang kampung.

Tak usah sedih ketika gagal mudik, karena kita masih bisa silaturahmi melalui smartphone tahanlah diri sejenak untuk berlebaran di rumah saja. Daripada nekat pulang kampung dan malah tertular Corona, malah sangat berbahaya. Napas bisa sesak dan nyawa berada di ujung tanduk.

Peraturan yang dicanangkan oleh pemerintah seperti pelarangan mudik, PSBB, social distancing, dan stay at home jangan dijadikan beban. Semua itu demi kebaikan Anda sendiri, agar tetap sehat dan tidak tertular virus Covid-19. Semoga kita tetap sehat dan aman dari Corona, dan tetap menaati kebijakan dari pemerintah.

)* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI).

Show More

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih