Polemik Politik

Negara “Khayalan” Republik Kertanegara

Alhamdulillah pilpres 2019 yang merupakan pesta demokrasi rakyat Indonesia telah usai, dan berjalan dengan lancar. Di lingkungan penulis sendiri sangat terasa antusiasme warga yang begitu luarbiasa. Mereka datang untuk memberikan suaranya dengan sukacita. Bahkan penulis merasakan pilpres menjadi ajang silahturahmi bagi mereka yang dikarenakan kesibukannya jarang bertemu, walau rumah berdekatan tembok dengan tembok. Tetapi, lewat pilpres kemarin banyak warga bisa duduk bersama bertukar sapa. Tidak ada ketegangan diantara warga, walau penulis sangat yakin mereka telah memiliki pilihan masing-masing.

Sayangnya, kedewasaan warga ternyata tidak sejalan dengan dengan kedewasaan salah satu kandidat capres. Miris dan konyol begitulah pendapat penulis melihat sifat kekanakan atau pengecutnya capres kubu paslon 02 yang mengklaim kemenangan sepihak. Adapun dasar klaim Prabowo Subianto sebagai pemenang pilpres 2019 adalah real count internal BPN yang presentase suara masuknya konon sudah 60 persen.

Kita punya real count sudah hampir 60 persen (suara masuk dari TPS). Nah, kita masih menunggu data seluruh Indonesia sambil menunggu perhitungan KPU,” kata Andre di Rumah Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (18/4/2019). Dikutip dari: liputan6.com

Tidak cukup kekonyolan yang satu, masih diikuti dengan kekonyolan berikutnya! Inilah yang terjadi hari Jumat 19 April 2019, capres Prabowo Subianto bertempat di rumah kediamannya Jl Kertanegara 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan merayakan pesta kemenangannya. Tidak mengerti sama sekali seorang negarawan seperti Prabowo Subianto kehilangan akal sehatnya, sehingga mempermalukan dirinya seakan ia bersama Sandiaga Uno menjadi pemenang pilpres 2019.

Terlihat di kediamannya karangan bunga ucapan selamat menjadi presiden dan wakil presiden 2019-2024 kepada Prabowo tersusun rapi di sekitar panggung besar untuk sebuah perhelatan besar. Karangan-karangan bunga yang dikirimkan dari berbagai relawan Prabowo-Sandi. Lucunya tidak ada karangan bunga yang pengirimnya berasal dari partai politik maupun elite politik. Wkwkwk…koplak, somplak!

Luar biasanya negeriku Indonesia yang begitu toleransi, yang justru sering menjadi kebablasan diartikan oleh sebagian orang. Jujur, seharusnya hal ini tidak boleh dibiarkan dan dibenarkan! Apa yang terjadi di Kertanegara jelas merusak pesta demokrasi yang baru saja berjalan. Maaf, apakah ini tidak menjadi lawakan yang kebangetan Prabowo Subianto, mempercayai dirinyalah presiden terpilih? Ini sih judulnya Prabowo Subianto menjadi Presiden Negara Kertanegara, karena hanya dirinya dan pendukungnyalah yang meyakini kemenangan, dan itupun menurut real count internal BPN! Koplak!

Bayangin aja deh, apa jadinya ketika kita melewati Jalan Kertanegara di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan itu nantinya harus memakai passport? Wkwkwk……Begitulah sindiran sinis warga yang kecewa karena ulah paslon 02 yang tidak dewasa menyikapi hasil pemilu yang bahkan belum tuntas dari KPU!

Ironis, teringat teriakan kampanye dahulu mengenai keutuhan NKRI, dan nasionalisme dari paslon 02 yang kini dirusak oleh mereka sendiri! Di saat semangat rakyat Indonesia untuk maju, tetapi justru kandidat 02 tidak menunjukkan kedewasaan dan memperlambat kemajuan. Sikap dan tindakkan Prabowo Subianto telah menciptakan keretakan di negeri ini. Prabowo Subianto memaksakan kehendaknya menjadi presiden! Memangnya bisa ada negara didalam negara? Duh…bagaimana sih cara berpikirnya kok jadi mundur?

Tidak salah jika ini membuat Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pramono Ubaid Tanthowi meminta peserta pemilu menyudahi klaim kemenangan hasil pemilu. Ia juga meminta seluruh pihak menunggu proses penghitungan dan rekapitulasi yang dilakukan KPU.

“Sudahlah, klaim-klaim (kemenangan) dari masing-masing pihak itu disudahi, silakan menunggu proses penghitungan yang dilakukan KPU,” kata Pramono di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2019). Dikutip dari: kompas.com

Bahwa pilpres 2019 telah mempercayakan Joko Widodo dan Prabowo Subianto sebagai dua negarawan yang menerima mandat rakyat menjadi Calon Presiden. Bagi keduanya ini menjadi kali kedua bertemu setelah sebelum bertemu di pilpres 2014. Tetapi bagi Prabowo Subianto pilpres 2019 adalah kali keempatnya untuk bisa menjadi RI 1, dan bisa jadi adalah kesempatan terakhirnya.

Pastinya, tidak mudah bagi Prabowo kembali menelan pil pahit kesekian kalinya. Menerima kenyataan mimpinya menjadi orang nomor satu benar-benar hanyalah sebuah mimpi tidak berakhir. Tidak heran jika kemudian sang mantan Danjen Kopassus ini berhalusinasi menjadi presiden di sebuah negara bernama Republik Kertanegara. Miris dan menyedihkan sekali memang.

Tidak tahu kapan Prabowo Subianto terbangun dari mimpi, dan berhenti main presiden presidenan. Bagi kita rakyat Indonesia, di pihak manapun kita berdiri, sebaiknya kita menunggu keputusan resmi dari KPU.

sumber : Kompas.com

Show More

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih