Polemik PolitikSendi BangsaSosial BudayaWarta Strategis

Netralitas Ikatan Alumni SMA Pangudi Luhur Jelang Pilpres.

Penulis : Arief Rahmanto*

Nama Sekolah Menengah Atas (SMA) Pangudi Luhur Jakarta begitu naik daun di seantero negeri. Hal ini dikarenakan sekolah ini telah melahirkan pemimpin – pemimpin berkualitas di negeri ini. SMA Pangudi Luhur berorientasi pada visi dan cita – cita melahirkan siswa yang berkepribadian dan berkarakter dengan 3 cita yaitu intelektualitas, fraternitas dan solidaritas. Alumni tentu cermat dalam melihat dunia akademia yang beda dengan sekolah menengah yang jauh dari hiruk pikuk politik. Sekolah menengah harus terlindungi agar tidak tergiring ke arus politik yang membahayakan eksistensi siswa dan pendidikan.

Sempat terdengar kabar bahwa Capres no 01 Jokowi – Ma’ruf mendapatkan dukungan dari sejumlah alumni SMA Pangudi Luhur. Jokowi yang mendapatkan dukungan akal itu mengaku kaget, lantaran SMA Pangudi Luhur merupakan Sekolah dimana Cawapres No 02 Sandiaga Uno menuntut ilmu. Jokowi menuturkan, ada sekitar 800an orang yang hadir dalam acara deklarasi tersebut. Namun, ia merasa seperti dihadiri 84.800 orang, sebab para alumni begitu antusias menyambutnya dengan meneriakkan nama Jokowi. Sebagian Alumni Sekolah Menengah Atas Pangudi Luhur Jakarta, mendeklarasikan dukungan kepada Calon Presiden Joko Widodo atau Jokowi – Ma’ruf. Mereka tampak kompak mengenakan kaos hitam bertuliskan “Berbeda tapi Bersatu”. Deklarasi tersebut turut dihadiri Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia Rosan P. Roeslani. Rosan merupakan alumni PL angkatan 1987. Selain itu, Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi – Ma’ruf Erick Thohir, Meteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin, dan sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Pada kesempatan yang lain, Sandiaga Uno sempat mengungkapkan bahwa dirinya adalah alumni SMA PL pertama yang mencalonkan diri sebagai wakil presiden. Sebelumnya SMA PL sudah berhasil menelurkan lulusannya menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional yakni Bambang Brodjonegoro. Sandi juga mengklaim bahwa alumni SMA Pangudi Luhur yang mendukung dirinya lebih banyak ketimbang yang ada di kubu calon presiden Jokowi.

Terkait hal tersebut, Ikatan Alumni SMA Pangudi Luhur menegaskan bahwa organisasi mereka tidak akan mendukung Paslon manapun. Hal itu dikemukakan oleh Ketua Umum IKA PL Arief Satria Kurniagung. Arif menegaskan bahwa pihaknya bersikap netral dalam gelaran Pilpres 2019. Ia meminta agar tidak ada pihak – pihak yang memanfaatkan nama organisasi. Sebab, Jika Ikatan Alumni mendeklarasikan dukungan terhadap salah satu paslon, maka itu artinya akan mengatasnamakan seluruh alumni SMA PL. Dirinya juga menambahkan, sikap ini sebenarnya telah tertuang dalam salah satu point pernyataan resmi yang dikeluarkan pad 15 Januari 2019 silam. Ia mengungkap ada 4 poin yang dinyatakan IKA SMA PL dalam menyikapi kontestasi Pilpres dan Pileg 2019.

Dalam poin lanjutnya IKA SMA PL menyatakan tidak akan menghalangi atau melarang alumnis sekolah tersebut untuk menyalurkan dan menyampaikan gagasan, aspirasi, dukungan atau menggunakan hak politiknya. Arief mengatakan bahwa pihaknya hanya melarang seluruh alumni SMA PL menggunakan nama, logo dan atribut yang mengatasnamakan Ikatan Alumni SMA Pangudi Luhur.

Meskipun demikian, IKA SMA Pangudi Luhur tidak akan melarang apabila ada alumni sekolah yang ingin memberikan dukungan untuk Paslon tertentu. Sebab, hal itu merupakan hak setiap warga negara untuk memilih dan Ikatan Alumni senantiasa menghormati hak demokrasi para alumni. Namun dengan satu catatan, bahwa dukungan tersebut tidak boleh mengatasnamakan Ikatan Alumni SMA PL. Dirinya juga menambahkan bahwa pelibatan sejumlah alumni SMA PL dalam kontestasi Pilpres 2019 disebabkan faktor keberadaan Sandiaga yang mendampingi Prabowo sebagai cawapres. Sandiaga diketahui sebagai jebolan sekolah menengah atas khusus pria tersebut.

Lebih jauh, pihaknya memaparkan bahwa kondisi dimana sejumlah alumni memiliki preferensi berbeda terkait dukungan dalam Pilpres 2019 seperti yang terjadi saat ini merupakan hal yang wajar dan sah.Wakil ketua TKN Rosan Perkasa Roeslani selaku alumni PL menyatakan deklarasi dukungan itu dilakukan dengan alasan Jokowi mengedepankan kepentingan rakyat ketimbang kepentingan pribadi atau kelompok. Salah satu Alumni SMA Pangudi Luhur sekaligus arsitek Yori Antar mengungkapkan alasannya tak mendukung Sandiaga Uno di pemilihan Presiden 2019. Alumni PL angkatan 1981 ini berujar, pilpres tak seperti pemilihan ketua ikatan alumni sehingga harus memilih yang berasal dari almamater yang sama.

Kendati menunjukkan dukungan terhadap kubu petahana, Yori juga mengakui bahwa dirinya tetap berkawan baik dan menjalin hubungan baik dengan sandiaga uno. Dirinya mengaku tak ada masalah pribadi dengan dengan Sandiaga yang menjadi alasan atau akibat dari dukungan pribadinya terhadap Capres Petahana Joko Widodo. Yori juga menambahkan bahwa juniornya tersebut merupakan orang yang cerdas dan hebat. Namun kali ini, pihaknya belum mendukung sandiaga.  Pihaknya juga menilai bahwa Jokowi telah menunjukkan kinerja baik selama satu periode menjadi Presiden. Pembangunan infrastruktur dan daerah pedalaman dianggapnya berhasil untuk pembangunan manusia di masa mendatang. Maka, Yori berpendapat Jokowi perlu memimpin satu periode lagi. SMA Pangudi Luhur juga memiliki irisan langsung dengan cawapres No 02 Sandiaga Uno. Sebab Sandiaga Uno dan Rosan diketahui merupakan teman sejak SMA. Kini, Rosan didapuk menjadi Wakil TKN Jokowi – Ma’ruf. Hal ini tentu menjadi bukti bahwa alumni SMA Pangudi Luhur belum tentu memberikan dukungannya kepada Pasangan Prabowo – Sandi.

*)Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Tanjungpura

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih