OPM Menyerang Rumah Ibadah di Intan Jaya, Papua
Oleh : Rebecca Marian*
OPM agaknya enggan menyerah dan terus membuat ulah. Nyawa-nyawa yang telah melayang seolah menekankan keberingasan. Dan kini kabar datang, yang jadi korban ialah jemaat rumah ibadah. Masyarakat pun mendukung penumpasan gerakan Papua merdeka yang selalu menyengsarakan masyarakat.
Polah tingkah oknum-oknum yang berlindung di balik HAM ini dirasa kian meresahkan. Bukan hanya membuat keributan atau kerusuhan. Kelompok berjuluk OPM ini tak segan menjadikan saudaranya sebagai bahan buruan.
Konflik yang berkepanjangan dan seolah tak mau mengalah. OPM terus-menerus menebar teror. Serangan-serangan yang intens dilakukan, memang ditujukan membuat musuh bergetar. Bagaimana tidak, kelompok separatis baru-baru ini melakukan aksi serupa. Yakni, penyerangan rumah ibadah di Intan Jaya Papua.
Berita ini terus menyebar dan meruncing kala fakta lain yang terbuka membuat banyak pihak naik pitam. Dewan gereja yang seharusnya menjadi penengah dan bersfat bijak. Ditengarai justru menutupi dan melindungi pihak OPM.
Diketahui Franz Korwa yang seorang tokoh Papua menyatakan hal tersebut saat menanggapi insiden terkait Pesawat Misionaris. Yang terjadi beberapa waktu lalu di Papua. Franz meragukan atau mempertanyakan sikap yang diberikan oleh Dewan Gereja Papua. Dirinya menilai, jika Dewan Gereja justru mendukung pelanggaran HAM oleh OPM ini.
Hal ini terlihat jelas ketika Dewan Gereja memberikan keterangan yang berputar-putar Dan tidak lantas ke inti permasalahan. Serta mengaburkan fakta jika KKB ini telah melancarkan aksi penyerangan secara keji. Yakni, terhadap elemen penyebar agama di wilayah Papua.
Pernyataan ini diperkuat jika banyaknya momentum-momentum. Dimana mereka diduga selalu memberikan kalimat atau pernyataan-pernyataan berisi provokasi. Dan hal ini mengerucut kepada dua terduga dari anggota dewan gereja. Yakni, Benny Giay serta Socratez Yoman.
Keduanya dianggap selalu bertingkah, bahkan diakui oleh Franz Korwa. Jika Dewan Gereja ini urung merealisasikan kedamaian. Khususnya di Papua melalui jalan pendekatan agama. Dan, Franz khawatir jika hal ini merupakan indikasi bawah dewan ini justru mendukung kekerasan tersebut.
Sebab, mereka juga bagian dari separatisme di Papua. Yang demikian ini tentu sangat meresahkan. Franz menilai jika hal ini sama saja dengan menjual agama demi memenuhi kepentingan mereka.
Yang terus disayangkan ialah, tak adanya respon positif mengenai perlawanan terhadap KKB. Mereka tidak melakukan pernyataan atau komando-komando yang menyerukan untuk melawan KKB Ini.
Yang mengejutkan bahwa Socratez Yoman, pernah melakukan sebuah dukungan buta. Yang mana menepis tindak penembakan terhadap warga negara asing dari Selandia Baru, yakni Greame T Wall. Tepatnya saat Maret 2020 lalu. Padahal, faktanya KKB terbukti sebagai pelaku penyerangan ini.
Keruwetan pasca terjadinya insiden ini tentunya meninggalkan banyak luka. Belum lagi nilai-nilai agama yang tercoreng dan menjadi hitam. Hal lain yang perlu diwaspadai ialah terjadinya konflik baru. Yang bisa saja memunculkan pihak lain sebagai kambing hitam.
Jika keadaan kondusif dan bisa diatasi, tentu hal ini tak jadi soal. Bagaimana jika kemudian ditemukan potensi kasus baru hingga persekongkolan lain? Runyam sudah! Dan siapa yang bakal jadi korbannya? Sudah pasti warga Papua.
Bukankah hal ini sama saja dengan nila setitik rusak susu sebelanga? Karena perilaku buruk seseorang maka yang lainnya bakalan ikut terkena imbasnya. Apa yang dilakukan kedua orang ini (Dewan Gereja) ini patut dijadikan pembelajaran. Toh, tidak mungkin melihat isi hati setiap orang.
Ada baiknya, kelompok-kelompok separatis semacam ini segera diurusi. Banyak sudah yang jadi korbannya. Yang dikhawatirkan ialah provokasi yang mungkin saja mereka lakukan. Iming-iming berdalih kemanusiaan, padahal justru membuat kita jatuh kedalam lubang yang dalam. Hingga masuk dalam lingkaran kejahatan berbalut kedamaian.
Dari kejadian sebelumnya, harusnya bisa diambil pelajaran. Ada banyak jalan yang ditempuh oknum separatis, untuk melancarkan aksinya. Sehingga terkadang kekurangwaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan. Kesadaran perlu digali lagi. Apa sih tujuan KKB atau OPM ini?
Sudah jelas rekam jejak mereka. Sudah nyata mereka ingin memecah belah bangsa. Jangan lengah, lawan dan bersatu untuk menepis mereka. Jangan berikan kesempatan barang sedikitpun, untuk kelompok separatis ini merajai hati juga pikiran. Ingat, lawan dan dukung pemerintah untuk meringkus oknum KKB juga OPM ini.
*Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta