Optimis PON XX Papua Aman dan Sehat
Oleh : Lisa Rumayom )*
Pemerintah terus berupaya mewujudkan kondusivitas menjelang pelaksanaan Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX di Papua, baik melalui percepatan vaksinasi maupun upaya penegakan hukum terhadap Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua. Masyarakat pun optimis PON XX Papua berlangsung sehat dan aman.
Pandemi Covid-19 membuat masyarakat harus dapat beradaptasi, karena tidak mungkin untuk 100%. Acara-acara yang sudah terjadwal bisa diselenggarakan, dengan syarat harus mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Termasuk PON XX yang akan dilangsungkan bulan oktober 2021.
Sebenarnya jadwal PON XX adalah tahun 2020 tetapi diundur setahun karena pandemi dan ketika jelang acara ini dibuka, ternyata masih ada virus Covid-19. Namun panitia tetap memutuskan untuk menyelenggarakannya karena persiapan sudah nyaris sempurna. Pelaksanaan PON harus aman dari segala kerusuhan dan juga penularan Corona.
Pengamanan wilayah di sekitar arena PON XX memang diperketat, karena panitia ingin agar acara ini berlangsung dengan lancar, tanpa ada gangguan dari OPM. Jangan sampai mereka mengacau dan membubarkan acara penting ini. Gubernur Papua Lukas Enembe menyatakan bahwa penyelenggaraan PON akan berlangsung aman, karena ada dukungan dari TNI dan Polri.
Selain itu, PON XX juga harus aman dari potensi penyebaran virus Covid-19, karena di masa pandemi kita tidak tahu siapa saja yang berstatus OTG. Untuk mencegah terbentuknya kluster Corona baru maka harus menaati protokol kesehatan dan mencegah kerumunan. Sehingga dipastikan pertandingan akan berjalan tanpa penonton.
Warga jangan kecewa dulu karena akan ada siaran langsung PON XX via televisi atau internet, sehingga mereka tidak akan ketinggalan untuk menonton pertandingan sepakbola, renang, atau cabang olahraga lain. Dengan menonton via gadget justru lebih enak karena bisa dilakukan sambil tidur-tiduran di rumah. Mereka bisa mengikuti berita tentang PON walau masih stay at home.
Pertandingan tanpa penonton diadakan untuk mencegah terbentuknya kluster Corona baru, karena kerumunan supporter juga berbahaya di masa pandemi. Hal ini juga merujuk pada Olimpiade Tokyo yang juga diadakan tanpa penonton. Namun diselenggarakan dengan sukses dan netizen di seluruh dunia bisa melihat siaran langsung pertandingan via gadget. Sehingga kita optimis acara akan berjalan lancar walau hanya disaksikan via streaming.
Selain itu, untuk mencegah penularan Corona maka harus pakai masker, mulai dari atlet, offisial, sampai panitia. Jika ada yang ketahuan tidak pakai masker maka akan dicegah untuk masuk ke arena pertandingan. Namun ketika berlaga boleh untuk sekejap melepasnya, karena akan kesulitan bernafas dan mengganggu jalannya lomba.
Saat bertanding, para atlet sering melakukan kontak fisik, apalagi pada cabang olahraga karate dan sejenisnya. Sehingga kondisi ini amat rawan penularan Corona, dan untuk mencegahnya maka seluruh atlet wajib divaksin terlebih dahulu. Jika mereka sudah divaksin maka akan lebih kebal terhadap virus Covid-19 dan menambah rasa optimis, karena imunitasnya meningkat.
Selain para atlet, offisial, panitia, aparat, bahkan masyarakat sipil di sekitar arena pertandingan juga wajib divaksin. Offisial dan panitia diinjeksi karena mereka sering berkontak dengan atlet. Sementara masyarakat di sekitar GOR dan arena PON XX yang lain juga disuntik, tujuannya untuk membuat herd immunity dan menghapus penularan Corona.
PON XX memang diadakan di tengah pandemi tetapi tidak usah takut karena di acara ini penyelenggaraannya dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Kita optimis PON akan terselenggara dengan baik tanpa ada penularan Corona, karena sudah dicegah dengan vaksinasi dan penertiban protokol kesehatan yang ketat.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jayapura