Ormas Balikpapan Siap Mendukung Pembangunan IKN Nusantara
Oleh : Gita Oktaviani )*
Pembangunan IKN Nusantara didukung oleh banyak pihak, termasuk Ormas Balikpapan. Mereka mendukung IKN karena merasa IKN akan membawa banyak kemajuan bagi Kalimantan, terutama Kalimantan Timur. Dengan dukungan dan kerja sama yang baik maka masyarakat optimis pembangunan IKN akan berjalan dengan lancar.
Ibu Kota Negara (IKN) akan dipindah dari DKI Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pembangunan IKN dilanjutkan agar sesuai dengan jadwal dan rencananya tanggal 17 Agustus 2024 mendatang, upacara kemerdekaan RI akan diadakan di Istana Kepresidenan IKN Nusantara. IKN akan menjadi ibu kota yang unik karena memadukan konsep modern city, green city, dan sponge city.
Banyak pihak mendukung pembangunan IKN Nusantara termasuk Ormas di Balikpapan. Muhammad Yusuf, Ketua Induk Remaung Kepatihan Selatan (RKS) Kota Balikpapan, menyatakan bahwa Adat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Remaung Kepatihan Selatan (RKS), sangat mendukung dan menyambut baik IKN di Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim).
Muhammad Yusuf melanjutkan, Kesultanan Kutai, Kesultanan Paser, Kesultanan Banjar dan seluruh Kalimantan mendukung Ibu Kota Negara berada di Kaltim. Kehadiran IKN di Kaltim membuat Kota Balikpapan menjadi Kota penyangga IKN Nusantara sekaligus pintu gerbang IKN.
Dalam rangka mendukung IKN Nusantara di Kaltim, Remaung Kepatihan Selatan siap untuk bekerjasama dan saling tukar pendapat dengan para pemangku adat lainnya, dengan Ormas dan masyarakat Kalimantan, khususnya di Kalimantan Timur. Remaung Kepatihan Selatan Pasukan Adat Kesultanan Kutai Siap berkolaborasi dengan pihak TNI-Polri untuk menjaga aktivitas pembangunan IKN Nusantara.
Dukungan dari ormas dan kesultanan-kesultanan di Kaltim sangat baik karena mereka merasa bahwa dengan adanya IKN, daerah Kaltim dan sekitarnya akan lebih maju. pemindahan ibu kota negara didukung penuh oleh banyak pihak. Tak hanya pemerintah daerah di Penajam Paser Utara, tetapi juga warga asli Kalimantan Timur. Jika ada dukungan maka pemindahan dipastikan akan berjalan dengan mulus karena tidak ada konflik.
Upaya untuk meminimalisir konflik memang sangat penting karena jangan sampai pemindahan malah berujung perang antar suku. Jika ada dukungan dari warga asli Kalimantan sendiri maka tidak akan ada gesekan karena SARA atau tawuran karena persaingan antara warga pendatang dan penduduk asli.
Para pendatang bukanlah penjajah, karena sama-sama warga negara Indonesia. Para penduduk asli memahami bahwa pendatang adalah saudara walau berbeda suku. Mereka hidup damai dan tidak akan ada konflik. Namun akan bekerja sama dalam membangun IKN, sehingga jadi ibu kota yang makin modern.
Sementara itu, Lampang Bilung, Ketua Persekutuan Dayak Kalimantan Timur (PDKT) Cabang Kota Balikpapan, mengatakan kami sangat bangga dan merupakan anugerah karena Kota Balikpapan menjadi salah satu kota penyangga Ibu Kota Negara. Persekutuan Dayak Kalimantan Timur Kota Balikpapan sudah mempersiapkan SDM untuk bisa bekerja sama di IKN dengan semua pendatang.
Persiapan yang telah dilakukan merupakan bentuk dukungan terhadap IKN Nusantara. Persekutuan Dayak Kalimantan Timur khususnya Kota Balikpapan siap berkolaborasi dan bersinergi dengan TNI-Polri untuk menjaga pembangunan IKN, serta siap menjadi garda terdepan untuk membantu terwujudnya IKN Nusantara pada tahun 2024.
Sementara itu, dukungan juga muncul dari tokoh masyarakat Kutai. Haji Aji Pangeran Haryo Kusumo Puger, Anggota Dewan Penasehat Kesultanan Kutai Kartanegara, menyatakan bahwa Kesultanan membangun pembanguna ibu kota negara di Penajam Paser Utara. Akan tetapi perlu diingat untuk tidak menyisihkan budaya daerah. Dengan adanya ibu kota negara di Kalimantan maka akan memperkuat budaya bangsa dan saling menghormati serta mempererat silaturahmi.
Haji Aji Pangeran Haryo Kusumo Puger menambahkan, pemerintah wajib memperhatikan tanah adat karena merupakan warisan nenek moyang. Sebagian tanah adat Kesultanan Kutai Kartanegara diberikan dengan sukarela untuk dijadikan wilayah ibu kota negara baru.
Dalam artian, pihak Kesultanan Kutai Kertanegara sudah berbaik hati dalam memberikan tanah adatnya, karena mereka rela berkorban demi kemajuan Indonesia. Akan tetapi tanah adat tersebut harus benar-benar dirawat, dan tanah harus digunakan sebagai mana fungsinya, jangan sampai malah disalahgunakan.
Dukungan dari masyarakat Dayak dan Kutai Kartanegara amat berharga karena mereka sebagai suku-suku asli yang tinggal di Kalimantan bertindak sebagai tuan rumah. Pemerintah memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada kerajaan tersebut, akan tetapi saling menghormati. Sehingga terjadi kerja sama yang saling menguntungkan.
Kerajaan Kutai Kartanegara dan masyarakat adat Dayak mendukung dibangunnya ibu kota negara baru karena mereka menyadari bahwa hal ini akan memajukan Indonesia dan masyarakat Kalimantan pada khususnya. Nanti akan dibangun jalan raya yang representatif sehingga mobilitas rakyat makin lancar. Jika ada dukungan dari masyarakat asli Kalimantan maka dipastikan pemindahan ibu kota negara akan berjalan dengan baik.
Dukungan dari ormas dan warga asli Kalimantan Timur terhadap IKN Nusantara sangat berharga karena dipastikan pembangunannya akan berlangsung dengan lancar. Mereka sadar bahwa pemindahan ini akan berdampak positif terhadap warga Kalimantan.
)* Penulis adalah Kontributor Jendela Baca Institute