Sendi BangsaSosial BudayaWarta Strategis

Otonomi Khusus Jilid 2 Untungkan Masyarakat Papua

Oleh : Saby Kosay )*

Otonomi khusus di Papua akan diperpanjang tahun depan. Perpanjangan otsus disambut sangat baik oleh masyarakat asli Papua, baik yang ada di sana maupun di pulau lain. Mereka merasa otsus jilid 1 membawa kemajuan bagi Papua. Oleh sebab itu otsus wajib dilanjutkan, walau harus ada beberapa revisi untuk menyempurnakan program ini.

Papua adalah daerah timur di Indonesia yang sudah cukup maju, berkat adanya bandara internasional, pelabuhan modern, serta infrastruktur lain. Image Papua sebagai kawasan yang penuh hutan belantara dan tidak ada modernitas langsung sirna. Karena di sana fasilitasnya sudah cukup lengkap dan tidak kalah jika dibandingkan dengan Jawa atau Sumatra.

Kemajuan yang ada di bumi cendrawasih berkat ada program khusus dari pemerintah yakni otonomi khusus. Otsus yang dimulai sejak 2001 lalu sukses besar, dan tahun depan akan dilanjutkan lagi. Karena masa berlakunya selama 20 tahun. Dalam pelaksanaan otsus jilid 1, milyaran uang digelontorkan pemerintah untuk membangun Papua agar masyarakatnya makmur.

Otsus jilid 2 dinanti masyarakat Papua karena bisa memajukan daerah mereka dan melanjutkan sebagian pembangunan infrastruktur. Jangan sampai program ini berhenti begitu saja. Jika berhenti maka akan sayang, karena bagaikan proyek yang mangkrak. Otonomi khusus harus dilanjutkan, agar tak ada ketimpangan kemajuan antara barat dan timur Indonesia.

John Kandam, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama menyatakan bahwa masyarakat senang bila otsus dilanjutkan dengan mekanisme yang menyentuh masyarakat secara umum. Dalam artian, tak ada yang namanya penolakan otsus jilid 2. Jika ada yang menolak maka patut dipertanyakan, karena berkat otsus sudah banyak fasilitas yang dibangun di Papua.

Keberhasilan otonomi khusus jilid 1 sudah terlihat dengan adanya jalan Trans Papua yang mempermudah transportasi masyarakat di bumi cendrawasih. Juga ada bandara internasional Sentani, pelabuhan modern di Raja Ampat, dan banyak infrastruktur lain. Pendidikan anak Papua juga dijamin oleh beasiswa dan fasilitas sekolah yang memadai.

Jika ada yang masih kurang puas, maka mereka bisa memberi masukan agar otsus jlid 2 berjalan dengan lebih baik. Tentu dengan cara yang sesuai prosedur, yakni melalui anggota DPRD Papua. John Banua Rouw, Ketua DPRD Papua menyatakan siap membawa aspirasi yang disepakati oleh masyarakat tentang revisi otonomi khusus dan dibawa ke Jakarta.

Revisi otonomi khusus bisa berupa nominal pemberian dana otsus yang ditambah. Karena pembangunan infrastruktur dan fasilitas lain sangat butuh cash yang lebih banyak. Nilai uangnya tentu beda jauh dengan tahun sebelumnya, dan harga semen serta material lain juga merambat naik.

Selain itu, otsus jilid 2 juga diharap tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur. Namun juga peningkatan SDM di Papua. Jika masyarakat di sana diperbolehkan jadi pejabat lokal di daerahnya sendiri, maka calon pemimpin harus disiapkan sejak dini. Gedung SD, SMP, dan SMA bagus dan harus memiliki pengajar yang kompeten. Serta dibayar dengan gaji layak.

Mahasiswa asli Papua yang rata-rata dikuliahkan di Jawa juga wajib kembali ke tanah kelahiran. Tak hanya untuk membangun karir, tapi juga menyiarkan ilmu yang telah dipelajari selama ini. Jadi tak ada lagi ketimpangan kecerdasan di Papua, karena ada transfer pengalaman dan pengetahuan dari mereka.

Masyarakat menanti otonomi khusus jilid 2 karena bisa memajukan wilayah Papua. Tak hanya dari segi infrastruktur, tapi juga ada pembangunan SDM. Jadi rakyat Papua bisa makin cerdas dan bisa membangun daerahnya sendiri. Serta membawa Papua menuju modernitas.

)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih