Pancasila Jaminan Negara Melindungi Kebebasan Beragama
Oleh : Aulia Hawa )*
Pancasila merupakan jaminan negara untuk melindungi kebebasan beragama masyarakat. Dengan pengamalan ideologi yang maksimal, maka diharapkan tidak ada lagi tindakan intoleran.
Kebebasan beragama merupakan hak individu yang harus dihormati. Kendati demikian, dalam pelaksanaannya masih banyak sekali kondisi yang menyimpang. Banyak sekali kejadian-kejadian intoleransi yang kerap terjadi. Bahkan, pelakunya terkadang adalah orang terdekat kita sendiri. Tak dipungkiri, hal demikian seolah sudah jadi hal biasa terjadi. Padahal, kerukunan antar umat beragama berupa sikap toleransi begitu dibutuhkan.
Di banyak kasus, pihak-pihak yang merasa benar sendiri hingga pongah dan tak mau mengakui agama lain, kemungkinan memang akibat kurangnya edukasi. Atau, bisa saja termakan oleh edukasi yang salah. Padahal masalah sesepele ini bisa berakibat fatal.
Berkaca pada pengalaman sebelumnya, minimnya sikap toleransi ini berpotensi membuat kekisruhan antar umat beragama. Hingga hal remeh-temeh pun terkadang jadi meledak-ledak dan berakhir secara tidak baik. Padahal sikap toleransi ini begitu mudah dipupuk serta diterapkan.
Apalagi jika setiap individu ini mampu memposisikan diri layaknya orang lain. Pastinya akan timbul rasa sadar diri sehingga lebih menghormati. Namun, secara keseluruhan Indonesia sendiri sebetulnya memiliki kondisi toleransi yang dirasa cukup.
Beberapa waktu lalu, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan jika Pancasila dapat dijadikan jaminan bahwa negara melindungi kebebasan masyarakat dalam memeluk hingga menjalankan kegiatan keagamaan masing-masing. Dirinya mengutarakan jika Pancasila akan melindungi serta mengakomodasi terselenggaranya aktivitas keagamaan tersebut. Pernyataan diungkapkan Ma’ruf Amin menyusul peresmian rumah ibadah enam agama. Yakni, di Universitas Pancasila Jakarta.
Ma’ruf kembali mengutarakan jika Pancasila sejalan dengan nilai-nilai agama yang dianut oleh warga negara Indonesia. Hal tersebut juga mencerminkan pluralitas agama di Indonesia adalah suatu keniscayaan, sehingga hal tersebut wajib disyukuri serta dipelihara oleh seluruh elemen masyarakat.
Dirinya juga mengatakan jika keberagaman dapat dirawat melalui pengetahuan serta toleransi, maka akan menjadi aset yang luar biasa, dimana hal ini begitu langka dimiliki oleh negara lain di penjuru dunia.
Demi menjaga keberagaman di tengah kemajemukan Indonesia, Wapres menyatakan toleransi adalah kunci utama yang wajib dilakukan seluruh warga negara Indonesia. Selain itu, upaya menjunjung tinggi toleransi umat beragama akan dapat terhindar dari perpecahan, semisal radikalisme dan ekstremisme.
Dirinya juga memaparkan apabila kerukunan umat beragama di Indonesia mendapatkan pengakuan dari negara lain. Sebab, nilai-nilai toleransi di beragam daerah bakal dikembangkan di seluruh penjuru dunia. Sejalan dengan hal tersebut Majelis Hukama Al Muslimin, selaku badan independen cendekiawan muslim lintas negara. Pernah datang mengunjungi Wapres, serta menyatakan keinginan mereka guna belajar terkait toleransi antar umat beragama di Nusantara.
Tentunya hal ini adalah suatu kebanggaan tersendiri. Maka dari itu, dirinya berharap jika seluruh masyarakat akan mampu menjaga toleransi antar umat. Sehingga kerukunan di Nusantara dapat terjaga dengan baik.
Keyakinan dalam beragama tentu saja adalah milik pribadi masing-masing orang. Pihak lain bahkan orang terdekat pun tak bisa memaksakan kehendak atas keyakinan yang dimiliki. Bahkan, negara sendiri juga telah mengatur hingga melindungi kebebasan dalam hal keagamaan. Negara juga memfasilitasi kegiatan keagamaan dengan mengizinkan pembangunan rumah ibadah yang sesuai. Bahkan, ada pula yang memang dibantu oleh pemerintah soal pembangunannya.
Sungguh, toleransi ini begitu indah bagi yang paham dan mampu menerapkannya. Toleransi ini dapat menekan tindakan yang berpotensi merugikan. Termasuk melindungi satu sama lain, karena umumnya mereka ini memiliki sikap yang sadar diri. Meski banyak yang berpedoman sulitnya menerapkan toleransi, namun kunci utamanya ialah pembelajaran sejak dini terkait toleransi.
Di usia dini, manusia bakal menyerap pengajaran terkait beragam hal, hingga toleransi. Anak-anak sejak bangku sekolah dasar juga telah diajari hal ini. Lantas, kenapa bisa memudar? Kemungkinan ialah faktor lingkungan. Maka dari itu, pemerintah tak henti-hentinya menyerukan untuk membuat lingkungan yang kondusif serta sejalan dengan hal tersebut.
Terlebih, negara melalui Pancasila dengan yakin menjamin kebebasan dalam beragama. Sehingga, harapan kedepan tidak akan ada lagi sikap intoleransi yang terjadi. Agar, seluruh warga negara Indonesia mampu hidup berkerukunan dengan lebih baik lagi. Dan yang terpenting ialah, mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan.
)*Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute