Pancasila Perisai Tangkal Radikalisme
Oleh : Rahmat Gunawan *)
Penyebaran radikalisme saat ini masih menjadi ancaman yang serius bagi bangsa Indonesia. Apalagi saat ini masih ada oknum yang memanipulasi agama untuk dijadikan kekerasan. Terlebih lagi untuk kepentingan politik dalam merebut kekuasaan, dengan cara membenturkan agama dan Pancasila.
Antonius Benny Susetyo selaku Staf khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) mengatakan bahwa untuk menangkal radikalisme tersebut tidak lain adalah Pancasila yang dapat menjadi perisai. Karena dengan Pancasila dapat menjawab masalah yang terjadi di Indonesia seperti keretakan hidup berbangsa dan bernegara.
Persoalan yang sering terjadi saat ini di dalam masyarakat adalah mayoritas, minoritas, dan politik identitas yang fundamentalismenya menyebar melalui media. Diperlukan suatu kesadaran literasi digital untuk menyatukan empat komponen seperti pemerintah, perguruan tinggi, media dan masyarakat untuk bersama memerangi bahaya intoleransi maupun radikalisme kepentingan bangsa.
Benny menjelaskan bahwa harus ada kolaborasi untuk merebut ruang publik, karena hampir 120 juta pengguna gadget di Indonesia sering menggunakan medsos tanpa memiliki kesadaran kritis, apakah konten tersebut bisa menghancurkan keutuhan bangsa.
Era digitalisasi saat ini sangat penting dalam menjadi salah satu penyebab mudahnya penyebarluasan radikalisme. Jika kesadaran terhadap literasi digital yang lemah itu akan dapat dimanipulasi, maka sinergi akan sangat penting dalam membangun konten yang mempengaruhi perilaku seseorang.
Selain itu, Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar selaku Ketua Badan Nasional Pemberantasan Terorisme menyatakan bahwa terorisme merupakan kejahatan yang anti dengan ideologi Pancasila. Karena itu, banyak aksi terorisme yang dilakukan dengan berbagai cara untuk menentang Pancasila. Dengan demikian, Pancasila bisa menjadi perisai untuk menjawab masalah yang terjadi saat ini di Indonesia yaitu keretakan hidup berbangsa dan bernegara.
Menurut penulis, masyarakat Indonesia perlu memiliki pandangan tentang kebhinekaan secara tepat agar tidak mudah terpapar radikalisme yang cenderung menyerang dan tidak menghargai keberagaman yang ada di Indonesia seperti suku, agama, ras, budaya, bahasa, dan warna kulit yang harus tetap dijaga.
Keberagaman akan mudah dijaga apabila semua masyarakat paham nilai-nilai Pancasila. Hal tersebut dikarenakan Pancasila memiliki sila persatuan Indonesia dan keadilan sosial yang akan membuat bangsa ini semakin kokoh sehingga tidak mudah terpengaruh oleh kelompok radikal.
Penanaman nilai Pancasila sangat penting karena seluruh masyarakat seharusnya paham akan keberagaman sejak dini sehingga saling toleransi. Dengan begitu, ketika ada anggota kelompok radikal yang mencoba untuk menghasut, masyarakat tidak akan mau direkrut karena mengerti bahwa kelompok radikal selalu memaksakan kehendak dan tidak menghargai adanya perbedaan.
Cara yang paling dasar untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dapat dimulai dari keluarga terdekat seperti orang tua yang mengajarkan ke anak-anaknya sedari kecil bahwa hidup di Indonesia memiliki berbagai suku bangsa dan bahasa. Dengan adanya perbedaan, maka tidak perlu adanya pertentangan, melainkan dapat berkolaborasi sehingga muncul suatu kombinasi budaya yang indah.
Dengan mengenal suku dan budaya lain maka pengetahuan anak-anak akan bertambah dan mereka akan tumbuh di lingkungan yang pluralis serta tidak monoton. Mereka paham bahwa perbedaan itu indah dan tidak usah dicari mana yang paling bagus, karena semua itu sama baiknya.
Jika anak-anak sejak dini sudah paham bahwa ada banyak perbedaan di Indonesia namun disatukan dalam Bhinneka Tunggal Ika, maka mereka akan menjauhi kelompok radikal. Selain itu, penanaman nilai Pancasila juga penting diadakan di sekolah seperti pada pelajaran sejarah, agama, dan juga saat amanat pembina upacara. Murid-murid akan paham betapa buruknya radikalisme itu sehingga ketika mereka memahami nilai Pancasila, maka akan semakin mencintai negaranya serta memiliki rasa toleransi yang tinggi.
Penulis berpendapat bahwa untuk mengimplementasikan Pancasila dengan persatuan cukup mudah, ketika semua berniat untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik. Masyarakat dapat kompak dalam melawan hoaks dan propaganda yang disebar oleh kelompok radikal.
Berdasarkan pada sila-sila yang ada di Pancasila, masyarakat dapat mengimplementasikannya untuk dipedomani dalam menangkal radikalisme yang ada di Indonesia.
Seperti pada sila pertama Pancasila yaitu dengan meyakini bahwa Tuhan Yang Maha Esa dan menjalani semua ibadah agar semakin khusyuk. Jika sudah beragama dengan baik, maka akan sulit terkena radikalisme, karena pada dasarnya agama apapun tidak ada yang menyetujui dan mengajarkan kekerasan seperti yang dilakukan oleh kelompok radikal dan teroris.
Kemudian pada sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab dapat dipahami bahwa sebagai warga negara yang baik, maka harus adil dan tidak mau berkaitan dengan kelompok radikal yang sangat jauh dari kata adil dengan melakukan main hakim sendiri, apalagi jika ada sweeping karena sangat jelas tidak adil dan bukan wewenang mereka untuk mekakukannya.
Sila ketiga Pancasila dapat diimplementasikan dengan menerapkan persatuan dimana seluruh masyarakat kompak dalam melawan kelompok radikal yang merugikan Indonesia. Jika semua masyarakat bersatu, maka radikalisme dan terorisme akan hilang dari bangsa kita.
Selanjutnya, masyarakat juga dapat mengimplementasikan sila keempat dan kelima Pancasila untuk hidup lebih tentram dan tidak mau diganggu oleh radikalisme dan terorisme. Dengan bertindak adil, maka tidak ada tempat bagi kelompok radikal yang selalu pilih kasih dan tidak menghargai perbedaan.
Dengan demikian, masyarakat harus mendukung implementasi Pancasila agar semuanya kompak dalam melawan kelompok radikal dan harus mempraktikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya bahwa Pancasila sebagai perisai agar hidup lebih aman dan nyaman serta dapat menangkal radikalisme dan terorisme.
*Penulis adalah kontributor Bunda Mulia Institute