Pancasila Sebagai Pedoman Pembangunan Nasional
Oleh : Alif Fikri )*
Pancasila merupakan pedoman pembangunan nasional, khususnya dalam aspek pembangunan mental. Dengan menerapkan Pancasila maka masyarakat akan jadi toleran dan mampu menerima perbedaan secara lebih terbuka.
Pancasila adalah dasar negara yang tidak bisa diganggu-gugat. Bung Karno telah memproklamasikan Indonesia dan meletakkan Pancasila setinggi-tingginya, dan walau era kemerdekaan sudah jauh berlalu kita harus tetap mengimplementasikan Pancasila. Semua sila dalam Pancasila patut dipraktikkan karena jadi pedoman jika ingin jadi warga negara yang baik.
Saat ini di era reformasi, Pancasila juga masih penting karena bisa menghalau berbagai aliran negatif seperti terorisme dan radikalisme. Selain itu, Pancasila juga jadi pedoman pembangunan nasional. Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah menyatakan, “Kepala daerah harus mempunyai kewajiban untuk memegang teguh dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Kewajiban tersebut ada di dalam UU nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah.”
Basarah melanjutkan, “Ada banyak cara untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Implementasi bisa dilakukan melalui pendekatan kebijakan alias regulasi. Contohnya adalah pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang mengesahkan peraturan pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan. Tujuannya adalah merawat Pancasila, menggelorakan semangat kebangsaan, menciptakan kerukunan dan merawat toleransi.”
Dalam artian, Pancasila bisa jadi pedoman pembangunan nasional terutama di bidang pendidikan. Kalau bisa tiap daerah meniru Pemprov DIY dengan membuat pelajaran pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan. Tidak hanya para mahasiswa yang belajar matakuliah kewiraan, tetapi juga murid SD hingga SMA yang belajar Pancasila.
Nanti tujuannya adalah para murid sejak usia dini tidak hanya menghafalkan Pancasila tetapi juga mengimplementasikannya. Mereka jadi insan yang taat beragama dan selalu rukun dalam bermasyarakat, meski berada di lingkungan yang warganya memiliki keyakinan yang berbeda-beda. Para murid jadi paham bahwa Pancasila bukan sekadar lima kalimat tetapi menggetarkan kalbu karena jika dipraktikkan akan membuat seseorang jadi makin bijak.
Jika dewasa kelak maka para murid akan menjadi insan yang memahami satu sama lain dan tidak memaksakan pendapat, karena mereka sadar bahwa di Pancasila diajarkan untuk selalu musyawarah untuk mencapai mufakat tetapi harus saling menghormati. Dengan ajaran Pancasila sejak dini maka jadi pedoman untuk membangun mental yang kuat dan tidak pemarah.
Pancasila memang jadi pedoman pembangunan nasional, terutama pembangunan mental. Para murid yang belajar Pancasila sejak dini akan paham bahwa mengimplementasikan sila pertama itu penting karena tiap orang harus taat beragama. Tetapi mempraktikkan sila yang lain juga penting karena jadi bekal untuk hidup bermasyarakat.
Dengan pengajaran Pancasila maka mental seseorang akan terdidik. Mereka tidak akan berbuat curang karena mengimplementasikan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nantinya jika jadi pemimpin, baik gubernur atau pemimpin setingkat RT, tidak akan semena-mena karena selalu bertindak adil dan ingat untuk mempraktikkan Pancasila, sebagai pedoman pembangunan nasional.
Jika semua orang memahami Pancasila maka akan meminimalisasi perpecahan di masyarakat. Mereka saling memahami dan tidak bertindak intoleran seperti memaksakan pendapat atau menyalahkan orang lain hanya karena status Facebook-nya berbeda atau punya pandangan politik yang saling bersebrangan.
Pancasila adalah pedoman pembangunan nasional terutama pembangunan mental. Masyarakat wajib mengimplementasikan Pancasila agar mereka tidak menjadi insan yang intoleran dan akhirnya jadi dekat dengan kelompok radikal. Mari kita ajarkan Pancasila sejak dini karena baik sekali untuk melatih mental para murid sejak dini, sehingga mereka jadi lebih nasionalis.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Insitute