Pancasila Vaksin Ampuh Tangkal Radikalisme dan Intoleransi
Oleh : Alif Fikri )*
Pancasila merupakan vaksin ampuh untuk menangkal radikalisme dan intoleransi yang selama ini mengancam keutuhan Indonesia. Dengan adanya penguatan nilai-nilai Pancasila maka diharapkan kedua ancaman tersebut dapat diatasi.
Teror dan praktik intoleransi adalah 2 hal yang identik dengan radikalisme. Paham ini memang berbahaya karena kelompok radikal suka sekali memaksakan pendapat dan ketika ada yang tidak setuju, mereka menggunakan cara-cara kekerasan. Intoleransi juga jadi ciri khas kelompok radikal, dan mereka bercita-cita mengubah Indonesia jadi negara khilafah, padahal tidak sesuai dengan semangat bhinneka tunggal ika.
Lantas bagaimana cara memberantas radikalisme dan intoleran? Cara paling efektif adalah dengan Pancasila. Di sini, Pancasila tidak sekadar dihafal, tetapi benar-benar diamalkan sehingga semua orang memahami dan mengimplementasikannya. Tidak benar jika kelompok radikal menyebut bahwa Pancasila membuat seseorang melenceng karena di sila pertama saja sudah berbunyi : ketuhanan yang maha esa.
Untuk lebih mengimplementasikan Pancasila dan memberantas radikalisme serta intoleran, maka BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) membuat klinik Pancasila. Istimewanya, klinik ini diadakan di sebuah lembaga pemasyarakatan di Kota Bandung. Tujuan dari klinik ini adalah untuk menumbuhkan semangat Pancasila dan toleransi ke seluruh warga binaan.
Mengapa klinik Pancasila diadakan di lembaga pemasyarakatan? Penyebabnya karena BNPT menyasar para napi yang sedang ‘dibersihkan’ di sana, sehingga saat keluar dari bui akan menjadi orang baru dengan pribadi yang lebih baik. Jika di dalam lapas, Pancasila sudah merasuk, maka ia seakan lahir kembali dan ketika bebas akan bertobat serta memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
Ketika eks napi sudah bebas maka ia menjadi manusia baru dan ingin berguna bagi bangsa dan negara, serta jadi pribadi yang Pancasilais. Ia tidak mudah tergiur bujukan dari kelompok radikal karena paham bahwa hal itu salah besar. Pemahaman seperti itu didapatkan dari klinik Pancasila.
Selain klinik Pancasila, untuk menangkal radikalisme dan intoleran, maka pemerintah mengadakan acara duta Pancasila. Event ini bukan sekadar pencarian model, tetapi menjaring anak-anak muda yang memahami Pancasila, mengimplementasikannya, dan juga menyebarkannya.
Pemilihan duta Pancasila diadakan secara teratur dan memang anak-anak muda sengaja dipilih sebagai duta. Penyebabnya karena mereka lebih memiliki semangat tinggi untuk maju dan berjuang demi Pancasila, serta memberantas radikalisme. Anak-anak muda adalah calon pemimpin bangsa, oleh karena itu mereka harus paham Pancasila dan tidak boleh terseret arus radikalisme dan intoleran.
Jika sudah menjadi finalis duta Pancasila maka anak-anak muda paham bahwa intoleran itu salah besar, karena kita hidup di Indonesia yang masyarakatnya majemuk. Jika selalu memaksakan diri dan tidak bisa toleransi terhadap perbedaan pada kelompok atau orang lain, akan terjadi bentrokan besar. Padahal hal itu bisa memicu kehancuran dan kekacauan sosial.
Para duta Pancasila dengan semangat tinggi akan memviralkan Pancasila sebagai dasar negaara yang patut dihayati sebaik-baiknya. Mereka menggunakan media sosial sebagai tempat untuk mempromosikan Pancasila, karena sebagai warga negara yang baik, kita wajib mengimplementasikannya. Duta Pancasila juga mengkampanyekan anti radikalisme karena paham itu bisa merusak tatanan bangsa.
Pancasila adalah vaksin yang sangat ampuh dalam menangkal radikalisme dan intoleran. Oleh karena itu, BNPT kembali menggaungkan implementasi Pancasila sampai ke dalam lembaga pemasyarakatan, sehingga nantinya napi tersebut bisa lahir kembali dan menjadi orang baru yang Pancasilais (ketika bebas). Program duta Pancasila juga terus diadakan agar anak-anak muda cinta Pancasila.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute