Pandemi Belum Berakhir Masyarakat Harus Tetap Disiplin Prokes
Oleh : Made Prawira )*
Indonesia masih dilanda pandemi dan masih ditangani secara serius oleh pemerintah. Masyarakat diminta untuk tetap menggunakan masker dan disiplin menjalankan protokol kesehatan, karena Corona masih ada di mana-mana.
Tak bisa dipungkiri, selama dua tahun pandemi ini kita mengalami tekanan tak hanya secara psikis tetapi juga mental. Akan tetapi, kondisi ini tidak bisa dijadikan alasan untuk melanggar protokol kesehatan, karena jika terkena Corona akan lebih berbahaya. Apalagi jika terinfeksi saat belum divaksin, resikonya akan lebih besar lagi.
Pandemi belum selesai dan dipertegas dengan Keppres nomor 21 tahun 2021 yang merupakan revisi dari aturan tahun sebelumnya. Pemerintah melihat situasi belum aman betul dan pasien Corona masih ada di angka 20.000 orang per hari. Pandemi memang belum dipastikan kapan berakhirnya, tetapi kita wajib optimis agar ia segera berlalu.
Saat awal pandemi kita begitu panik dalam menghadapi Corona sampai paranoid saat keluar rumah, lalu paket yang datang dicuci sampai steril. Sampai lembaran uang pun juga dicuci. Masker juga jadi barang langka. Akan tetapi setelah dua tahun, semuanya berubah. Mulai ada yang malas-malasan untuk pakai masker dan mengadakan acara berskala besar, padahal sudah jelas melanggar protokol kesehatan.
Situasi ini sungguh menyedihkan karena jangan hanya taat protokol kesehatan (prokes) saat ada aparat atau Tim Satgas Covid-19. Akan tetapi, kesadaran harus ada dari dalam diri sendiri. Jangan pula protes ketika acara dibubarkan oleh aparat karena memang melanggat prokes. Pandemi belum berakhir dan jangan lengah dalam menerapkan protokol kesehatan, karena Corona bisa mengintai di mana saja.
Apalagi saat ini sudah ada Corona Varian Omicron yang 70 kali lebih menular daripada Delta. Omicron patut diwaspadai karena gejalanya ringan, hanya seperti flu biasa tetapi intensitas batuk yang lebih tinggi. Apalagi penderita Omicron tidak mengalami anosmia seperti pasien Corona pada umumnya. Bisa jadi mereka jadi orang tanpa gejala lalu tetap beraktivitas seperti biasa.
Kita harus melindungi diri dari para OTG dengan vaksinasi dan mematuhi prokes 10M. Jika memakai masker ganda dengan posisi masker kain di bagian luar, maka akan terlindungi dari bahaya omicron. Ingatlah bahwa omicron lebih ganas daripada delta, apalagi jika ada komorbid, sehingga jangan main-main dengan Corona. Anda tidak mau jadi pasien yang selanjutnya bukan?
Apa susahnya memakai masker saat berada di luar rumah? Selama dua tahun ini kita sudah beradaptasi dan mengenakan masker yang nyaman, bukan? Lagipula masker amat mudah ditemukan, bahkan di pinggir jalan saja ada yang menjualnya, harganya juga cukup terjangkau. Memakai masker selama satu jam tidak sesesak itu dan kita harus mengkampanyekan masker lagi karena banyak yang malas memakainya.
Selain masker, maka patuhi juga prokes lain seperti mencuci tangan, memakai hand sanitizer, dan menjaga jarak. Jangan pula bepergian kecuali jika terpaksa, dan jangan traveling dengan alasan healing. Justru pasca traveling banyak yang terinfeksi Corona ketika ia lalai dan mencampakkan masker saat berada di dalam mobil serta tempat wisata.
Pandemi belum diumumkan berakhir, baik oleh pemerintah maupun oleh Badan Kesehatan Dunia/WHO. Jangan ceroboh dengan melepas masker dan melanggar prokes lain seperti mengadakan acara konser dangdut. Jangan beralasan masker itu gerah atau merasa sehat-sehat saja. Justru saat ini makin banyak Orang Tanpa Gejala (OTG), sehingga kita harus melindungi diri dari kemungkinan terkena Corona.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini