Pandemi Covid-19 Masih Ganas, Taati Protokol Kesehatan
Oleh : Diana Julianti )*
Pasien corona makin membludak dan kita resah karena pandemi belum berakhir. Namun masih banyak kalangan masyarakat yang bandel dan tak mematuhi protokol kesehatan. Kondisi ini miris karena mereka seakan meremehkan corona, padahal ia bisa menular via udara. Taatilah protokol kesehatan dan jangan hiraukan mereka yang mengabaikannya.
Akhir juli ini, Indonesia mencatat rekor dengan bertambahnya pasien corona menjadi lebih dari 100.000 orang. Prediksi bahwa pandemi covid-19 akan berakhir setelah lebaran tahun 2020 sangat meleset. Yang ada, Rumah Sakit semakin penuh dengan pasien yang terjangkit oleh virus covid-19. Hingga para pasien tanpa gejala diwajibkan isolasi mandiri saja di rumah.
Kondisi ini membuat tenaga kesehatan mulai lelah karena mereka bertugas melebihi batas. Sudah terlalu banyak dokter dan perawat yang jadi korban corona. Mereka rela mengorbankan nyawa demi keselamatan orang lain. Sementara tenaga medis yang masih berjibaku di Rumah Sakit bagaikan ada di medan perang dan menolong pasien dengan tabah.
Banyaknya jumlah pasien, baik dari sipil maupun nakes, seharusnya membuat kita makin waspada akan bahaya corona. Jangan malah menganggap pandemi sudah berakhir karena dibukanya fase adaptasi kebiasaan baru. Namun justru di era ini, kita beradaptasi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Semua ini dilakukan demi keselamatan kita bersama.
Joko Hariyono, peneliti dari Pemda Yogyakarta menyatakan bahwa masyarakat Indonesia bisa memenangkan pertarungan melawan corona, walau ada di fase adaptasi kebiasaan baru. Cara untuk mengatasi musuh, yakni virus covid-19, adalah dengan mengenali kelemahannya. Jadi kita wajib menaati protokol kesehatan karena itu yang jadi kelemahan corona.
Namun, sambung Joko, tak semua orang bisa 100% menaati protokol kesehatan. Sehingga pemerintah harus siap ketika ada 5% bahkan 40% dari masyarakat yang mengabaikannya. Padahal faktanya, memakai masker sangatlah mudah dan harganya sangat terjangkau. Bahkan di pinggir jalan banyak yang menjual masker kain dengan berbagai model dan warna.
Menurut Dokter Reisa Broto Asmoro, efektifitas pemakaian masker baru terjadi ketika ada minimal 70% orang yang mengenakannya. Apalagi sekarang virus covid-19 menular lewat airborne alias udara. Jadi jangan hanya mengandalkan face shield, namun tambahkan juga masker. Pakai masker kain dengan benar, jangan hanya tergantung di dagu.
Kita juga bisa membantu pemerintah dengan mensosialisasikan kewajiban pakai masker di media sosial. Lakukan juga aksi donasi masker gratis, atau jika takut malah mengundang keramaian, simpan setidaknya selusin masker di dalam tas. Di dalam angkot atau di perjalanan, berikan selembar masker itu kepada orang yang tidak memakainya.
Selain memakai masker, taati juga protokol kesehatan yang lain. Misalnya menyediakan wadah cuci tangan di depan rumah. Jadi ketika ada tamu, mereka harus mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun antiseptik, baru boleh masuk. Ketika kita akan masuk ke minimarket, cuci tangan juga dan buka pintu dengan bahu, agar terhindar dari penularan corona.
Protokol kesehan seperti physical distancing juga masih harus ditaati. Jangan menyelenggarakan acara yang mengundang kerumunan, untuk sementara. Misalnya acara arisan, pengajian, atau syukuran. Jika ingin membuat acara, bisa online saja, misalnya via aplikasi Zoom. Para undangan akan dikirimi nasi kotak dan suvenir sebagai tanda terima kasih.
Jangan bermain dengan corona karena ia bisa mengambil nyawa orang dengan sangat cepat. Daripada berobat di Rumah Sakit dan harus mengurus BPJS agar biayanya gratis, lebih baik lakukan pencegahan agar tidak terjangkiti virus covid-19. Anda bisa menjaga imunitas tubuh dan taat protokol kesehatan seperti pakai masker dan rajin cuci tangan.
)* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI)