Polemik Politik

Prokes dan Vaksinasi Efektif Tangkal Varian Baru Covid- 19

Oleh : Kanya PutrI )*

Varian baru corona membuat penularan penyakit ini makin meluas, karena ia menjangkiti tubuh 2 kali lebih cepat. Untuk mencegah kena corona maka kita wajib mendapatkan vaksinasi dan menaati protokol kesehatan agar terhindar dari virus berbahaya tersebut.

Pandemi yang telah melanda seluruh dunia selama lebih dari setahun, membuat berbagai sektor kacau-balau. Ketika virus Covid-19 belum hilang, ia malah bermutasi ganda menjadi varian delta. Varian ini dimulai dari India ketika orang-orang di sana membuat kerumunan dan akhirnya menyebar ke negara lain, termasuk Indonesia.

Corona varian delta wajib diwaspadai karena membuat pasien jadi lebih lemas, pusing, dan mulut terasa pahit. Varian delta wajib diwaspadai karena ia merupakan hasil mutasi, sehingga menyerang 2 kali lebih dahsyat dan beresiko kematian. Kita tentu tidak ingin kena corona, bukan?

Oleh karena itu, sebelum terlanjur jadi pasien, wajib untuk divaksin. Ketika vaksin sudah digratiskan oleh pemerintah, maka ini adalah kesempatan emas yang harus diambil. Vaksin Covid terbukti aman dan sudah memiliki status halal MUI, serta izin BPOM. Sehingga tidak ada keraguan lagi untuk mendapatkannya.

Vaksinasi bisa dilakukan di Puskesmas atau RS yang ditunjuk oleh Kemenkes. Daftarnya bisa via online dan ada maksimal jumlah orang yang akan disuntik, karena sengaja dilakukan demi mengurangi kerumunan. Drg Vanda menyatakan bahwa jangan pilih-pilih vaksin. Dalam artian, jika adanya vaksin AstraZaneca, maka jangan beralasan untuk mencari Sinovac atau Pfizer, karena khasiatnya sama saja.

Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementrian Kesehatan dr Siti Nadia Tirmizi menyatakan bahwa vaksin yang selama ini digunakan efektif dalam menangkal mutasi virus Covid. Dalam artian, walau vaksin sudah beredar sebelum adanya mutasi, tetapi tetap ampuh dalam menghantam corona. Jadi vaksin itu hukumnya wajib dan tidak bisa ditawar lagi.

Selain vaksinasi, kita harus tetap menaati protokol kesehatan untuk mencegah penularan corona. Ingat prokes 5M: memakai masker, mencuci tangan atau memakai hand sanitizer, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas. Pemerintah sengaja membatasi pergerakan warga dengan PPKM mikro darurat, dan yang terpaksa keluar kota harus menunjukkan kartu vaksinasi.

Protokol kesehatan lain seperti menghindari kerumunan juga wajib dipatuhi, aplagi corona varian delta bisa menyebar saat berpapasan dengan OTG. Ketika mall tutup maka pengusaha jangan marah, karena ini demi menghindarkan adanya kepadatan massa di dalamnya. Daripada nanti ada kerumunan yang menyebabkan klaster corona baru dan akhirnya malah rugi karena harus tutup selama 14 hari dan menyemprot disinfektan ke semua bagian mall.

Kita juga jangan bingung ketika pusat perbelanjaan tutup, dan tidak perlu untuk panic buying, karena bisa belanja via online shop atau marketplace. Saat ini sangat dimudahkan dengan teknologi, sehingga barang bisa datang via kurir, hanya dengan memencet-mencet gawai dan membayar via internet banking.

Jangan lupa pula untuk pakai 2 lapis masker, yakni masker medis dan masker kain, agar lebih ampuh dalam filtrasi droplet. Penyebabnya karena OTG makin banyak berkeliaran dan kita tak tahu siapa di antara mereka yang pernah berkontak dekat. Pakai masker dengan benar, bukannya melorot ke dagu atau dada, karena akan percuma dan tak bisa melindungi diri dari ganasnya corona.

Untuk menangkal corona varian delta maka kita harus meningkatkan kesiagaan dan jangan pernah lupa untuk menaati protokol kesehatan 5M. Ketika corona delta menyerang lebih cepat, maka bisa dilawan dengan vaksinasi dan menjaga imunitas tubuh. Jangan lupa makan buah, sayur, dan makanan bergizi lainnya.

)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini

Show More

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih