Papua Catatkan Pertumbuhan Ekonomi Positif
Oleh : Abner Wanggai )*
Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa Papua mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembangunan di Bumi Cendrawasih sudah tepat dan bermanfaat bagi masyarakat.
Papua adalah wilayah yang kaya akan sumber daya alam. Keanekaragamannya juga memiliki daya tarik hingga mampu mendatangkan devisa bagi negara. Meski tak menampik akan adanya konflik yang berkepanjangan. Namun, wilayah ini yakin akan makin berkembang demi masa depan gemilang.
Dilansir dari berbagai sumber, pertumbuhan ekonomi di Papua menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Bahkan, Kantor Perwakilan Wilayah atau KPW dari Bank Indonesia juga mencatat setidaknya Rp13,5 triliun uang beredar di sana.
Naek Tigor Sinaga selaku Kepala BI perwakilan daerah Papua, juga memaparkan jika catatan ini meningkat sekitar 13 persen ketimbang tahun lalu (2020). Dimana sebelumnya peredaran uang mencapai Rp11,9 triliun. Laporan ini dirasa sebagai angin segar, karena sebagaimana yang kita tahu perekonomian masyarakat sempat ambruk diterjang pandemi.
Kabarnya peredaran uang tersebut didistribusikan melalui tujuh kantor kas titipan, yang mana tersebar di Timika, Merauke, Serui, Nabire, Sorong, Wamena, serta Biak. Kas titipan tersebut ditengarai guna mempermudah penyaluran uang menuju bank-bank yang beroperasi disana.
Kondisi ini makin diperkuat dengan kondisi keuangan daerah. Dimana stabilitasnya ditopang oleh kinerja keuangan pada sektor korporasi serta rumah tangga. Lebih tepatnya ialah pada triwulan I tahun 2021, yang terjaga sangat baik serta aman meski tetap ada peningkatan resiko.
Dilain hal, peran sektor rumah tangga sebagai penyedia dana utama berbasis sistem perbankan dinilai merosot, seiring melambatnya pertumbuhan pada deposito perseorangan. Termasuk, bagian kredit perbankan yang berlokasi di Papua secara umum juga mengalami perlambatan. Utamanya pada pendistribusian kredit menuju korporasi.
Di sektor ketenagakerjaan serta kesejahteraan juga ikut menyumbangkan kondisi yang cenderung meningkat. Indeks Kedalaman Kemiskinan atau P1 juga meningkat hingga angka 6,90 September tahun lalu. Angka ini dinilai meningkat ketimbang catatan awal sekitar Maret 6,16 saja.
Untuk sektor pertanian, Nilai Tukar Papua (NTP) pada triwulan keempat 2020, berhasil menyetor peningkatan indeks hingga 102,78. Angka ini melesat hingga 10,95 persen ketimbang tahun 2019. Laporan tersebut juga mengindikasikan peningkatan kesejahteraan khususnya bagi petani di wilayah Papua.
Merujuk pada history ekonomi triwulan pertama di tahun 2021, Papua mengalami pertumbuhan 14,28 persen (yoy). Angka ini lebih besar dibanding Nasional yang kabarnya mengalami kontraksi hingga -74 persen (yoy). Catatan ini juga menunjukkan kenaikan pada triwulan keempat 2020 yang hanya sebesar 6,92 persen (yoy) saja.
Sumbangsih terbesar yang mampu mendongkrak ekonomi Papua ialah di sektor pertambangan serta penggalian. Hal ini juga sejalan dengan peningkatan produktivitas tambang bawah tanah. Namun, untuk sektor non pertambangan mencatatkan kontraksi sebesar -3,76 persen (yoy) di triwulan pertama 2021.
Ditilik dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga mengalami kemerosotan hingga minus 4,72 persen (yoy). Penurunan ini utamanya berada pada sektor non pertambangan, yang disebabkan oleh mewabahnya COVID-19. Sebagaimana kita tahu wabah ini cukup memberikan dampak negatif yang begitu besar atas aktivitas ekonomi di Papua.
Di lain hal, inflasi Papua secara keseluruhan di tahun 2021 kabarnya lebih tinggi daripada tahun 2020. Kendati tetap dalam rentang target inflasi secara nasional. Pemulihan perekonomian di sektor non tambang diprediksikan bakal membuat daya beli masyarakat meningkat secara umum. Kemudian, perbaikan pasokan pola distribusi bahan pangan akan mampu menjaga kestabilan tingkat inflasi.
Pertumbuhan juga terjadi atas realisasi APBD, baik dari komponen pendapatan maupun belanja. Pos pendapatan ditengarai mengalami kenaikan hingga 10,79 persen (yoy). Hal ini sejalan dengan peningkatan pos dana bagi hasil hingga pendapatan hibah dimana mampu menyumbang pertumbuhan pada pendapatan APBD.
Untuk pos belanja APBD juga bertumbuh sebesar 18,00 persen (yoy). Melambat dari catatan triwulan yang sama pada tahun lalu yang sempat tumbuh hingga 59,05 persen (yoy).
Dari data-data ini cukuplah jika Papua mampu berkembang dengan baik. Meski tak dipungkiri hantaman demi hantaman atas ekonomi juga terjadi. Setidaknya, pandemi COVID-19 sempat membuat ekonomi mati suri beberapa waktu. Namun, faktanya sinergi antara Papua serta pemerintah mampu mengatasi hal tersebut dengan baik.
Terlebih, kondisi terkini Papua juga mencatatkan pertumbuhan yang baik di berbagai sektor. Tinggal mendongkrak sektor lainnya yang masih harus diperhatikan. Namun, Papua sendiri optimis bakal bisa meningkatkan laju ekonomi wilayah mereka hingga meraih masa depan yang gemilang.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta