Polemik Politik

Papua Memperkaya Keragaman Indonesia

Oleh : Rebecca Marian )*

Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari berbagi latar etnis, ras, warna kulit hingga bahasa. Keragaman kebudayaan tersebut merupakan anugerah yang harus terus dipelihara sebagai warisan leluhur, termasuk kebudayaan di Papua yang turut memperkaya keragaman Indonesia.  Untuk itu, perbedaan dalam masyarakat hendaknya dimaknai sebagai sebuah kekuatan untuk memajukan bangsa.

Perbedaan dan keberagaman yang ada di NKRI tentu harus menjadikan kita untuk saling menghargai dan menjaga perasaan masyarakat Papua di tengah ketegangan yang terjadi di daerah timur Indonesia tersebut.

            Rangkaian kericuhan yang ada di Papua sebenarnya dipicu oleh persoalan ujaran rasialis yang menyinggung perasaan masyarakat asli Papua. Ujaran kebencian itu memicu persoalan lama yang dirasakan masyarakat Papua hingga menginginkan untuk memisahkan diri dari Indonesia.

            Ujaran kebencian memang ditengarai menjadi pemantik yang mudah membakar emosi kelompok masyarakat hingga menyebabkan aksi untuk rasa yang berujung pembakaran gedung DPRD dan blokade jalan.

            Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap agar persoalan di Papua dapat segera selesai dengan baik dan meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menghargai perbedaan yang ada, baik suku, agama, ras dan golongan, dengan menekankan sikap saling menghargai dan tidak memprovokasi situasi konflik.

            Apalagi Menkominfo telah menemukan sebanyak 500 URL yang terdeteksi menyebarkan hoaks yang dinilai dapat berpotensi memperkeruh situasi di Papua.

            Hal tersebut tentu menjadi warning bagi kita semua agar tidak mudah terprovokasi oleh berita hoax tersebut, karena 1 berita hoax saja bisa membuat stabilitas keamanan di Papua terganggu. Padahal pembangunan membutuhkan kestabilan keamanan

            Masyarakat Papua yang merantau ke tanah Jawa untuk bekerja ataupun kuliah, terkadang masih dianggap berbeda dengan warga lainnya, demikian pula sebaliknya, orang Papua masih merasa asing dan berbeda di negerinya sendiri.

            Pandangan tersebut menjadi penyebab utama belum tuntasnya proses asimilasi antara warga asli Papua dengan masyarakat lainnya di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini dikarenakan penduduk asli Papua, sama dengan penduduk negara tetangga yakni Papua Nugini dan negara – negara kepulauan di sekitarnya.

            Hal tersebut dapat dilihat dari warna kulit dan jenis rambut yang khas dan menunjukkan bahwa mereka merupakan bagian dari ras Negroid.

            Masyarakat sendiri menyebut diri mereka sebagai bangsa melanesia, sebuah istilah yang ditujukan kepada penduduk yang mendiami pulau Papua dan gugusan pulau kecil di sekitarnya. Hal itulah yang menjadi dalih dari stigma bahwa warga Papua memang berbeda dengan warga Indonesia, benarkah demikian?

            Namun tentu kita sudah berulang kali membuka buku IPS sejak masih SD, dan kita tahu bahwa negeri bernama Indonesia ini merupakan negara yang multi etnis, agama dan ras. Bangsa Indonesia adalah perpaduan atau campuran dari ketiga kelompok ras yakni kaukasoid, mongoloid dan negroid.

            Jika melihat fakta bahwa bangsa Indonesia adalah perpaduan dan campuran dari berbagai ras di dunia, kemudian saudara – saudara kita di Nusa Tenggara Timur dan Maluku pada umumnya juga memiliki ciri dan ras yang sama dengan saudara – saudara kita di Papua, tentu tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa warga asli Papua berbeda dengan bangsa Indonesia, dan tidak ada alasan bagi warga asli Papua untuk menganggap dirinya berbeda dengan bangsa Indonesia.

            Sebagai bangsa, kita tidak dapat hanya berfokus kepada perbedaan – perbedaan latar belakang setiap warga negara. Era disrupsi di dunia kini membuat perubahan yang begitu cepat.

            Kita tidak dapat hanya terjebak dalam pusaran isu – isu politik identitas. Sikap primordialisme ini, hanya akan membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang ketinggalan dibandingkan dengan bangsa – bangsa di belahan dunia lain. Padahal masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk Indonesia

            Oleh karena itu kedamaian dan kenyamanan di tanah Papua perlu kita ciptakan, agar Papua dapat semakin berkembang dan menjadi surga bagi masyarakat Papua yang mencintai Indonesia. Orang Papua bukanlah monyet, Mereka adalah manusia dan orang Indonesia yang merupakan saudara bagi sesama bangsa Indonesia.

            Karena kita semua adalah bagian dari NKRI dengan falsafah Bhineka Tunggal Ika. Yang bermakna berbeda – beda tetapi tetap satu jua, sehingga baik orang jawa, sunda, dayak maupun Papua, semuanya adalah bagian dari Indonesia.

)* Penulis adalah Mahasiswi Papua, tinggal di Jakarta

Show More

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih