Papua Tak Mungkin Berkhianat Kepada Jokowi
Oleh : Risky Alvin )*
Perlakuan Presiden Jokowi terhadap rakyatnya dari Papua dan Papua Barat jelas bisa digambarkan sebagai perlakuan orang tua terhadap anak emas-nya, maka tak mungkin rasanya jika Papua berkhianat kepada Jokowi.
Lantaran perhatian Presiden Jokowi terhadap dua daerah di ujung Timur Indonesia itu bagai memperlakukan anak kesayangan dengan begitu sering ia mengunjunginya dan membangun berbagai fasilitas yang luarbiasa guna memajukan kedua daerah tersebut.
Namun begitu, betapapun arif dan bijaksananya Jokowi toh tetap saja ada orang-orang yang terus menjadi provokator dan menggangunya untuk kepentingan-kepentingan tertentu.
Maka, tak heran juga ketika Presiden Jokowi yang dalam periode pertama pemerintahannya begitu sering berkunjung ke Papua dan Papua Barat serta banyak menggelontorkan program dan infrastruktur, tetap saja ada benalu yang mencoba menggerogoti kewibawaannya melalui provokasi dan upaya adu domba antar anak bangsa yang aering kali menggunakan berbagai isu SARA. Disinilah kita mengapa.harus berdama dan.dukung Jokowi untuk mensukseskan niat baiknya membangun Indonesia khsusunya bumi Papua
Maka, Jokowi pun menghadapi tantangan yang tidak ringan betapapun ia berupaya sekuat tenaga menjadikan Papua dan Papua Barat yang berkeadilan seperti halnya daerah-daerah lain di nusantara ini. Maka, upaya Jokowi membangun Indonesia maju dengan SDM yang unggul dari Sabang sampai Maeroke, termasuk di dalamnya ada Papua dan Papua Barat, juga dalam kenyataannya ada yang seperti sengaja menghambatnya.
Menganalogikan Papua Barat dan Papua sebagai anak emas Presiden Jokowi tidak berlebihan karena memang perhatiannya begitu nyata mulai dari Tol Udara, Tol Laut, BBM Satu Harga, Bangga Papua (BANGGA merupakan akronim dari Bangun Generasi dan keluarga Papua Sejahtera yang digagas oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe), hingga program Papua Terang.
Sebagai anak emas pemerintahan Presiden Jokowi, Papua dan Papua Barat juga telah menunjukkan mereka bukanlah “anak durhaka” yang tak tahu berterimakasih. Perolehan suara Jokowi di Papua yang mencapai 90 persen dan di Papua Barat hampir mencapai 80 persen menunjukkan betapa rakyat di daerah ujung Timur Indonesia itu sangat mencintai Jokowi
Lalu, kenapa sampai ada situasi yang begitu menyeramkan bisa terjadi di Tanah Papua?
Apakah kesalahan oknum rasis yang sekarang sedang diproses hukum untuk mempertanggungjawabkan ke-rasis-annya itu mampu menjadi penyulut rasa cinta antara bapak dan anak, antara rakyat dan pemimpin, menjadi rasa benci yang membuncah seolah tanpa menyisakan rasa empati dan cinta?
Tentu, cinta yang bersemayam di masyarakat Papua terhadap Jokowi sulit untuk dicampakkan. Pun demikian, atas apa yang belakangan ini terjadi tak akan jadi penyulut bagi Jokowi untuk mengatakan bahwa rasa cinta terhadap Papua sebagai bagian dari Nusantara sudah hilang. Karena dengan tipikal dan komitmen kepemimpinannya, Jokowi tetap mencintai Papua selamanya dan tetap menjadikan bumi Papua sebagai prioritas dalam program pembangunannya. Papua adalah Indonesia, dan Jokowi adalah Bapak Pembangunan Papua.
)* Aktivis Forum Pegiat Media Sosial Independen, FPMSI