Pegawai KPK Tidak Lolos TWK Harusnya Sadar Diri
Oleh : Kurniawan )*
Tes wawasan kebangsaan yang diadakan untuk seleksi pegawai KPK menjadi ASN, membuat sebagian kecil pekerjanya tidak lolos. Akan tetapi, hal ini jangan dilihat sebagai sesuatu yang negatif. Karena ujian ini menunjukkan bahwa mereka perlu meningkatkan rasa cinta kepada NKRI.
Ketika semua pegawai KPK harus mengikuti asesmen tes wawasan kebangsaan, maka masyarakat auto shock. Padahal ini bukanlah ada udang di balik batu, melainkan sebuah proses yang harus dilewati bagi semua CPNS. Ketika mereka akan diangkat jadi ASN, maka memang wajib mengikuti tes tersebut.
Pengangkatan pegawai KPK jadi ASN amat wajar karena mereka digaji oleh negara. Jangan ada lagi yang mempertanyakan mengapa pengangkatan ini dirasa mendadak, karena prosesnya sudah ada sejak 2 tahun lalu. Lagipula, pengalihan status ini sudah memiliki payung hukum yakni Peraturan Presiden, sehingga sudah sah.
Setelah melalui tes wawasan kebangsaan, maka ada 75 pegawai yang tidak lolos. Publik langsung kasak-kusuk karena dari puluhan orang itu, ada salah satu penyidik senior. Namun tes ini bukan untuk menjegalnya, karena materi tes sangat valid, sudah lolos uji, dan dibuat oleh BNPT, KPK, dan beberapa lembaga negara lain.
Pakar komunikasi Emrus Sihombing menyatakan bahwa materi tes wawasan kebangsaan sudah valid , objektif, dan reliable. Buktinya, dari 1.274 pegawai yang mengikuti tes, hanya ada 75 orang yang tidak lolos. Artinya, jauh lebih banyak yang lulus daripada tidak lulus (karena yang tidak memenuhi syarat tak sampai 10% dari total pegawai KPK).
Emrus melanjutkan, sebanyak 75 pegawai yang tidak lulus tes sebaiknya sadar diri dan melakukan instropeksi. Karena materi tes wawasan kebangsaan akan menguji integritas seorang CPNS. Dalam artian, jika mereka tidak memenuhi syarat, maka integritasnyalah yang dipertanyakan.
Jika integritas yang dipertanyakan maka ada alarm yang berbahaya. Apakah benar mereka mencintai negaranya? Karena sebagai pegawai KPK, mereka harus teguh hati dan membela negara sampa titik darah penghabisan. Jangan sampai ternyata berpihak pada kelompok tertentu dan berencana memanfaatkan jabatannya.
Tes wawasan ini digunakan agar tidak ada yang diam-diam bersimpati kepada ormas terlarang bahkan menjadi donaturnya? Integritas dan kejujuran adalah nomor 1, oleh karena itu, tes wawasan kebangsaan menjadi penentu penting sebelum mereka diangkat secara terhormat menjadi aparatur sipil negara.
Mengapa sampai tidak lolos? Padahal materi tes amat mudah, dan buktinya lebih dari 85% pegawai KPK bisa menjawabnya. Ada bocoran materi soal, yakni tentang pandangan terhadap LGBT. Juga apakah mereka bersimpati pada terorisme dan ormas terlarang? Soal lain juga mempertanyakan tentang pluralisme.
Sehingga, 75 orang yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan seharusnya menerimanya dan merenung. Jika tidak lolos tes, maka ada yang perlu dibetulkan dalam pemikiran mereka. karena sebagai pegawai KPK sekaligus warga negara yang baik, harus menunjukkan rasa nasionalisme dan jangan sampai tersangkut isu SARA.
Tes wawasan kebangsaan sepintas memang terlihat sebagai pertanyaan-pertanyaan untuk melihat pandangan hidup para pegawai KPK. Akan tetapi, materi tes memang sudah benar, karena jangan sampai ada calon ASN yang ternyata rasis atau bersimpati pada komunisme, marxisme, dan ajaran lain yang melenceng.
Setelah menerima hasil tes wawasan kebangsaan, maka 75 pegawai KPK tidak otomatis dipecat, karena mereka masih memiliki hak dan kewajiban di lembaga tersebut. Namun, mereka harus melakukan instropeksi agar menyadari kesalahannya. Janganlah menjadi warga negara yang kurang memiliki rasa nasionalisme dan ternyata sudah dipengaruhi oleh ajaran dan pemikiran yang sesat.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute