Polemik Politik

Pembangunan Papua Era Jokowi Banyak Membawa Perubahan Positif

Oleh : Theresia Wopari)*

Pemerintah telah berkomitmen untuk memprioritaskan pembangunan di Papua, atas prioritas pembangunan yang telah berjalan selama bertahun-tahun tersebut rupanya telah berhasil membawa banyak perubahan yang terjadi untuk masyarakat Papua.

Presiden RI Joko Widodo telah menjadikan Papua sebagai wilayah yang harus tersentuh olehnya, sehingga pembangunan seperti infrastruktur maupun Sumber Daya Manusia menjadi program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Papua. Berbagai infrastruktur yang terbangun menjadi bukti bahwa pemerintah tidak main-main dalam membangun Papua.

          Salah satu pembangunan yang bisa dilihat adalah Stadion Papua Bangkit dan Jembatan Youtefa yang telah berdiri megah di Papua. Di sisi lain Papua juga telah dipercaya untuk menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX. Hal tersebut tentu saja menambah rasa percaya diri masyarakat Papua bahwa daerahnya mampu melaksanakan hajat besar seperti multievent PON.

          Anis Wayag selaku warga Yakuhimo mengaku bahwa sejak ada pembangunan jalan di Papua dirinya hanya butuh waktu sehari saja untuk melakukan perjalanan pulang kampung, padahal dulu dirinya harus menghabiskan waktu hingga 1 bulan untuk berjalan kaki. Hal tersebut menunjukkan bahwa prioritas pembangunan di Papua rupanya memberikan dampak pada mudahnya masyarakat terhadap akses transportasin darat.

          Hal tersebut tentu saja akan menimbulkan efek positif lainnya, misalnya ketika ada ibu hamil yang membutuhkan penanganan pada fasilitas kesehatan, tentu saja akses jalan tersebut akan mempercepat transportasi ibu hamil supaya mendapatkan pertolongan sesegera mungkin.

          Selain itu sejak pemerintahan Jokowi pula harga BBM di Papua tak lagi seharga Rp 100.000 per liter, tetapi harga BBM di Papua mampu menjadi seragam harganya dengan wilayah lain. Atas kebijakan inilah yang ternyata mampu mengantarkan Jokowi menjadi RI1 hingga 2 periode.   

          Dengan adanya pembangunan jalan di Papua, ternyata membuat penyebaran pembagian bantuan sosial berupa sembako menjadi lebih cepat tersebar secara merata, tentu saja jika tidak ada pembangunan tersebut, proses distribusi bantuan sosial akan tersendat.

          Sementara itu di sektor kelistrikan di era Jokowi telah berhasil menumbuhkan elektifikasi yang cemerlang, yakni melebihi 50%. Di Papua pada 2014 elektrifikasi baru mencapai 43% dan Papua Barat sekitar 77%. Melalui berbagai program elektrifikasi hingga september 2019, rasio elektrifikasi di Papua telah mencapai 94% dan Papua Barat 99%. Elektrifikasi ini tentu saja membuat Papua menjadi lebih baik dan lebih terang di malam hari. Keberadaan listrik juga akan mempermudah pembangunan infrastruktur lainnya seperti puskesmas ataupun kantor pelayanan .

          Upaya meningkatkan rasio elektrifikasi di Papua memang masih terhambat oleh masalah geografis berupa lokasi desa yang berjauhan dan terbatasnya jalur transportasi. Meski terdapat tantangan medan yang sulit, namun upaya menyalurkan listrik tetap berlanjut demi mewujudkan pembangunan di Papua.

          Selain menggunakan potensi sumber pembangkit listrik yang ada di desa, PLN juga telah menyiapkan program penggunaan aliran listrik melalui tabung listrik (Talis). Tabung listrik ini merupakan kerja sama antara PLN dengan Universitas Indonesia (UI). Talis sendiri berguna untuk menyimpan daya listrik yang nantinya bisa digunakan masyarakat untuk menerangi rumah atau desa.

          Kehadiran listrik di Papua tentu saja masyarakat di Papua dapat menikmati terangnya malam hari, selain itu keberadaan Talis juga membuat masyarakat bisa berhemat dalam pemasangan jaringan listrik karena biaya pembalian dan pemasangan listrik dengan menggunakan Talis hanya sekitar Rp 3,5 juta. Sedangkan jalur konvensional tarifnya bisa lebih dari Rp. 4 Juta.

          Pembangunan yang digalakkan untuk Papua tidak hanya bersifat membangun benda, tetapi pemerintah juga berupaya untuk melakukan pembangunan secara terukur, hemat namun tetap memberikan manfaat secara berkelanjutan.

          Salah satu apresiasi terhadap pembangunan di Papua juga ditunjukkan oleh Bank Indonesia yang menyatakan, pemasangan gambar Jembatan Youtefa pada pecahan uang khusus baru Rp 75.000 merupakan bentuk apresiasi atas keberhasilan pembangunan infrastruktur di Papua.

          Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesa (KpwBI) Provinsi Papua Naek Tigor Sinaga mengatakan, jembatan Youtefa saat ini merupakan salah satu bangunan dengan daya tarik tersendiri di Papua.     

          Naek menuturkan, filosofi gambar tersebut merupakan konektivitas yang terwujud dengan adanya jembatan yang bermanfaat untuk mempermudah mobilitas masyarakat, khususnya yang berada di Kota Jayapura dan sekitarnya. Sebelum jembatan ini dibangun, perjalanan dari kawasan pemerintahan menuju Distrik Muara Tami harus menempuh jarak sejauh 35 Km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Namun, apabila melewati Jembatan Youtefa maka jaraknya menjadi sekitar 12 km dengan waktu tempuh sekitar 15 menit.

          Langkah pemerintah era Jokowi dalam memprioritaskan pembangunan di Papua rupanya memberikan banyak perubahan, mulai dari singkatnya transportasi, kesamaan harga BBM hingga pemerataan listrik yang kini bisa menerangi wilayah Papua. Hal ini menunjukkan bahwa pembangunan di Papua layak mendapatkan apresiasi karena Papua telah mengalami kemajuan berkat pembangunan.

)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di bandung

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih