Pemberdayaan Kelompok Disabilitas Sangat Optimal Melalui Program Strategis AMANAH
Oleh : Teuku Reza )*
Pemberdayaan kelompok disabilitas saat ini menjadi sangat optimal dan maksimal. Hal tersebut tidak terlepas dari upaya Pemerintah dengan adanya program strategis unggulan Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH).
Aceh Youth Creative Hub (AYCH) atau AMANAH sendiri memang merupakan salah satu bentuk program strategis unggulan dari Pemerintah melalui inisiasi Badan Intelijen Negara (BIN) dalam rangka pemberdayaan kepada para pemuda.
Namun ternyata, upaya pemberdayaan yang AMANAH jalankan jauh lebih luas lagi lingkupnya, yakni mengakomodasi pendekatan secara inklusif dengan memberdayakan kelompok disabilitas melalui langkah yang sangat optimal dan maksimal.
Salah satu upaya dalam pemberdayaan kelompok disabilitas dari AMANAH, yakni dengan adanya pelatihan untuk menjadi seorang pramusaji (waiter dan waitress) di sebuah kafe ataupun restoran.
Kegiatan pelatihan kepada kelompok disabilitas itu berlangsung di Ivory Coffee, Banda Aceh, sejak 29 Juli – 1 Agustus 2024. Kepala Balai Pelatihan Vokasi Produktivitas (BPVP) Banda Aceh, Rahmad Faisal mengungkapkan bahwa seluruh rangkaian kegiatan yang AMANAH jalankan dalam rangka pemberdayaan kelompok disabilitas itu sungguh sangat luar biasa.
Pasalnya, meski memiliki sedikit perbedaan, namun tetap saja bukan berarti mereka lantas bisa mendapatkan perlakuan yang berbeda apalagi merendahkan harkat, derajat dan martabatnya. Justru sebaliknya, para penyandang disabilitas itu sejatinya memerlukan perhatian dari semua pihak.
Terlebih, sebenarnya konstitusi negara juga telah mengamanatkan adanya perhatian yang merata tanpa pandang bulu secara adil meski kepada kelompok disabilitas, yang mana mengisyaratkan bahwa mereka semua sejatinya sangat layak untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang setara.
Meski secara fisik mungkin mereka mengalami sedikit perbedaan karena menyandang disabilitas, namun sejatinya mereka semua sama dengan seluruh warga negara yang lain di Indonesia, yakni mempunyai hak untuk bekerja dan mampu menghidupi diri beserta keluarganya.
Untuk itu, karena adanya hak yang sama untuk bekerja dan mencari penghidupan yang layak bagi diri dan keluarganya, maka mereka sudah barang tentu harus memiliki kemampuan yang sama sesuai dengan bagaimana kebutuhan industri dan lowongan pekerjaan saat ini.
Apresiasi sangat tinggi tidak berhenti mengalir kepada program AMANAH, selaku salah satu program strategis unggulan inisiasi lembaga pimpinan Jenderal Polisi (Purn) Prof. Dr. Budi Gunawan karena memiliki rancangan ide dan mengeksekusi nyata upaya pemberdayaan bagi kelompok disabilitas agar mereka bisa lebih survive atau bertahan untuk kehidupannya.
Seluruh peserta yang merupakan kelompok disabilitas itu mendapatkan pelatihan yang sangat optimal dari AYCH sehingga mereka mendapatkan pengetahuan mengenai Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam hal pelayanan di kafe atau restoran.
AMANAH memang sangat serius dalam memberikan pelatihan kepada para kelompok disabilitas itu. Tidak tanggung-tanggung, bahkan turut hadir pula para mentor yang ahli dan berpengalaman di bidangnya, dengan bantuan seorang penerjemah bahasa isyarat sehingga semakin memudahkan peserta dalam menangkap maksud para mentor.
Program pelatihan dan pemberdayaan kepada kelompok disabilitas itu di sisi lain juga sebenarnya sangat bermanfaat karena dapat membantu upaya pemerintah dalam rangka mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Bukan hanya itu, namun program tersebut juga semakin menambah upaya realisasi bagi para kelompok disabilitas untuk mengikuti pelatihan kerja. Terlebih, pelatihan kepada mereka yang tulis untuk menjadi seorang waitress adalah sebuah hal yang baru, sehingga hendaknya mampu mendorong para pengusaha kafe dan restoran bisa memberdayakan rekan-rekan peserta pelatihan.
Salah satu mentor atau instruktur dalam pelatihan kelompok disabilitas tersebut, Ken Munthe menilai bahwa ternyata penerimaan dan pemahaman dari teman-teman tuli tatkala mereka menyimak penjelasan di dalam kelas sangatlah baik meskipun hal itu merupakan yang pertama kalinya bagi mereka.
Bahkan, berkat pelatihan dengan pendekatan dan strategi yang optimal serta maksimal dari AMANAH, terdapat seorang peserta yang bahkan sudah mampu membuat seduhan kopi dengan hasil yang sangat baik. Sehingga sejatinya potensi mereka sangat besar, bahkan tidak sekedar menjadi pramusaji saja, melainkan juga sebagai seorang barista.
Pelatihan pramusaji kepada para kelompok disabilitas itu semakin memunculkan dan mendorong potensi yang mereka miliki. Bahkan, kegiatan positif yang AMANAH gelar tersebut juga mendatangkan antusiasme yang sangat tinggi dari para peserta. Normansyah, selaku salah satu instruktur dalam pelatihan mengungkapkan bahwa program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat benar-benar mempersiapkan seluruh kelompok disabilitas untuk siap terjun langsung ke industri hospitality termasuk pelayanan.
Optimalisasi upaya pemberdayaan bagi para kelompok disabilitas terjadi berkat adanya program strategis unggulan Pemerintah melalui inisiasi BIN, yakni AMANAH yang menggelar pelatihan pramusaji kepada teman-teman tuli sehingga menjadikan mereka terasah kemampuannya dan mendapatkan hak yang sama untuk bisa bekerja mencari penghidupan yang layak.
)* Penulis adalah mahasiswa STKIP An-Nur Nanggroe Aceh.