Pemerintah Bergerak Cepat Menanggulangi Penyebaran Omicron
Oleh : Zakaria )*
Pemerintah terus bergerak cepat menanggulangi penyebaran Omicron, termasuk dengan melakukan lockdown Wisma Atlet. Masyarakat pun diminta untuk selalu taat Prokes, mengurangi bepergian, hingga mengikuti vaksinasi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers-nya mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan sudah mendeteksi virus Corona varian Omicron di tanah air. Ia menambahkan pasien positif Covid-19 varian Omicron ini merupakan seorang cleaning service di Wisma Atlet, Jakarta.
Budi menerangkan, Pada 10 Desember 2021, diterima 3 pekerja pembersih di Wisma Atlet dengan 1 orang terkonfirmasi positif Omicron. Ia menuturkan, ketiga orang tersebut tidak memunculkan gejala. Tidak ada demam. Ketiganya juga tengah dikarantina di Wisma Atlet tanpa gejala. Sudah diambil sampel PCR-nya dan sudah dinyatakan negatif.
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 bergerak cepat merespons temuan virus Corona varian Omicron. Salah satu langkahnya adalah melakukan tanggap darurat. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan persnya mengatakan, Pemerintah mengoptimalkan upaya tanggap darurat untuk mencegah meluasnya penularan varian Covid-19 di dalam negeri, lalu menyusun kebijakan yang disesuaikan dengan masukan pakar dan petugas di lapangan.
Selain itu, Satgas penanganan Covid-19 juga berkomitmen untuk memperketat karantina selama 10-14 hari. Wiku juga mengatakan, sejumlah kebijakan untuk mencegah masuknya varian baru sudah tepat. Misalnya penentua masa karantina 10-14 hari bagi pelaku perjalanan internasional yang masuk Indonesia. Lalu, melakukan tes ulang RT-PCR sebanyak 2 kali untuk benar-benar mengonfirmasi apakah seseorang positif atau tidak.
Dalam rangka mengatasi adanya varian Omicron di Indonesia, Pemerintah melalui Polri memberikan imbauan kepada masyarakat agar memperhatikan antisipasi varian Omicron.
Polri juga telah membagikan antisipasi varian baru Omicron di laman instagram. Pertama, dengan mengetatkan pembatasan dan kedatangan luar negeri serta meningkatkan whole genome sequencing. Kedua, memonitoring dan mengevaluasi berkala terhadap negara-negara yang dibatasi masuk ke Indonesia.
Ketiga, menerapkan sistem bubble tanpa karantina, penerapan protokol kesehatan secara ketat, dan penggunaan aplikasi peduli lindungi untuk pertemuan G20 di Bali, Desember 2021.
Perlu diketahui informasi antisipasi tersebut bersumber pada akun ditjen IKP Kominfo yaitu @djikp. Di akhir unggahan tersebut, Polri mengimbau agar masyarakat selalu berhati-hati terhadap varian baru virus Omicron ini. Salah satunya menaati protokol kesehatan dan selalu mengikuti anjuran pemerintah.
Pemerintah Indonesia juga sadar betul bahwa ada risiko penularan cepat varian Omicron. Sehingga pemerntah juga bergerak cepat untuk merumuskan kebijakan demi meredam penularan varian baru tersebut.
Presiden RI Joko Widodo mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama berupaya mencegah terjadinya penularan Covid-19 varian Omicron di tanah air. Jokowi mengimbau masyarakat agar tidak perlu panik dengan adanya penemuan kasus penularan Omicron. Untuk mencegah lonjakan kasus, Ia meminta masyarakat untuk segera mengikuti vaksinasi Covid-19 sebanyak 2 dosis bagi yang belum.
Selain itu, mantan Walikota Surakarta tersebut juga mengajak kepada semua pihak agar tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat, serta membatasi mobilitas untuk sementara waktu, khususnya perjalanan ke laur negeri. Jokowi juga memerintahkan kepada pemerintah daerah untuk menggencarkan testing dan tracing kontak erat agar kasus ini bisa terdeteksi lebih dini.
Sementara itu, dalam beberapa pekan terakhir, beberapa tower RSDC Wisma Atlet juga difungsikan sebagai tempat karantina pelaku perjalanan internasional, untuk melengkapi Wisma Atlet Pademangan.
Hal ini dikarenakan Wisma Atlet diisolasi dan untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan, pemerintah juga membuka Rusun Nagrak di Cilincing Jakarta Utara untuk lokasi karantina pelaku perjalanan dari luar negeri. Rusun Nagrak nantinya akan menjadi lokasi karantina terpusat bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI), pelajar dan ASN yang baru datang dari luar negeri.
Rusun Nagrak sendiri memiliki kapasitas lebih dari 4.000 tempat tidur. Adapun pemenuhan tenaga kesehatan di Rusun Nagrak nantinya akan didukung oleh sumber daya manusia dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Gerak cepat tentu saja dibutuhkan, apalagi dengan adanya penurunan kasus terkonfirmasi Covid yang membuat banyak aktivitas kembali bergeliat, sehingga pemerintah dan masyarakat harus bergerak dan berkolaborasi untuk menanggulangi virus Corona varian Omicron agar tidak menyebar ke wilayah lain.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini