Pemerintah Bergerak Cepat Tangani Bencana Erupsi Gunung Semeru
Oleh : Dyah Kusumaningtyas )*
Pemerintah di bawah arahan Presiden Joko Widodo telah bergerak cepat untuk menangani bencana erupsi Gunung Semeru. Arahan tersebut diharapkan dapat memberikan pedoman kerja bagi para pemaku kebijakan untuk mempercepat evakuasi korban maupun penanggulangan bencana.
Gunung Sumeru telah menumpahkan laharnya, bencana alam tersebut terjadi pada hari Sabtu, 4 Desember 2021. Per hari minggu 5/12 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa korban meninggal dalam bencana tersebut berjumlah 14 orang.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan perintah kepada segenap jajarannya untuk bergerak cepat dalam melakukan langkah-langkah tanggap darurat dalam bencana alam erupsi gunung Semeru. Presiden juga telah menerima laporan dan terus memonitor dari waktu ke waktu. Hal tersebut disampaikan oleh Pratikno selaku Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) yang memberikan keterangan mewakili Presiden Jokowi.
Pratikno menuturkan, Presiden telah memerintahkan kepada Kepala
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kepala Basarnas, Menteri Sosial, Menteri Kesehatan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan juga kepada Panglima TNI, Kapolri, Gubernur dan Bupati untuk segera melakukan tindakan secepat mungkin, melakukan langkah-langkah tanggap darurat, mencari dan menemukan korban, memberikan perawatan kepada korban yang luka-luka dan melakukan penanganan dampak bencana.
Di sisi lain, Presiden juga memerintahkan agar bantuan pelayanan kesehatan, penyediaan logistik untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi, serta perbaikan infrastruktur yang rusak dapat diselesaikan dalam waktu yang sangat singkat.
Pemerintah juga memberikan imbauan kepada masyarakat untuk senantiasa mengikuti arahan petugas di lapangan dan selalu meningkatkan kewaspadaan. Apalagi Indonesia memang berada di wilayah cincin api atau ring of fire yang memang rawan akan aktivitas alam seperti erupsi gunung berapi.
Atas nama Presiden, Wakil Presiden, Pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia, Mensesneg Pratikno juga menyampaikan rasa duka yang sangat mendalam atas korban yang meninggal dan korban yang mengalami luka-luka akibat dari erupsi Semeru.
Sementara itu, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menerjunjan tim kesehatan dari Pusat Krisis Kesehatan untuk membantu warga yang terdampak bencana erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur.
Kejadian tersebut membuat masyarakat sekitar merasa khawatir. Terlebih gunung Semeru telah memuntahkan awan panas yang cukup luas dan abu vulkani yang cukup tebal. Tim tenaga kesehatan yang berasal dari Pusat Krisis Kesehatan dengan sigap langsung berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Tim juga membawa logistik berupa obat-obatan inflamasi, ingaler, tenda, salep mata, masker medis, masker kain, masker N95 dan hand sanitizer untuk para petugas dan warga yang terdampak bencana. Selanjutnya, logistik tersebut diserahkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang untuk kemudian didistribusikan.
Pada kesempatan berbeda Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan bahwa pihaknya telah mendatangkan thermal live locater atau alat pendeteksi suhu tubuh untuk mencari korban erupsi semeru yang tertimbun material.
Selain menerjunkan pendeteksi suhu tubuh tersebut, TNI juga menurunkan sejumlah alat berat antara lain ada 3 Buldozer, enam escavator, tujuh dump truck, tiga backhole loader, dua kendaraan reservoir osmosis (RO). RO tersebut bertujuan untun memfilter air, menjernihkan hingga sampai food grade, bisa diminum, bukan hanya untuk mandi saja.
Andika mengatakan ada dua kendaraan RO yang diturunkan di tempat-tempat pengungsian di Lumajang. Sehingga jika terdapat tempat pengungsian kemudian ada sumber air, kolam, genangan, bisa difilter, dijernihkan sampai mencapai titik foodgrade.
Bencana erupsi rupanya membuet jembatan Besuk Kobokan di Jalan Nasional Turen, Lumajang runtuh. Jembatan tersebut diketahui dibangun pada tahun 1997 dengan panjang 129 meter dan lebar 9,6 meter. Kementerian PUPR akhirnya mencari jalur alternatif guna membuka kembali akses umum dan memastikan bahwa penyaluran bantuan tidak tersendat.
Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Timur telah menurunkan sejumlah bantuan dan alat berat. Kementerian juga mendatangkan sepuluh unit hidran umum berkapasitas 2.000 liter.
Selain itu, enam unit tenda hunian darurat, satu mobil toilet dan 10 personel tanggap darurat juga disiapkan. peralatan tersebut akan segera diinstal di titik pengungsian sesuai hasil koodrinasi BPBD Lumajang.
Penanganan terhadap Bencana Erupsi Gunung Semeru harus dilakukan secara cepat dan tepat, koordinasi antar lembaga dan kementerian harus terus digalakkan. Sehingga para korban bisa mendapatkan pertolongan secara cepat dan optimal.
)* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia