Pemerintah Komitmen Bebaskan Pilot Susi Air dan Berantas KST
Oleh : Alfred Jigibalom )*
Pemerintah memiliki komitmen tegas untuk membebaskan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang masih disandera Kelompok Separatis dan Teroris Papua (KST). Tidak hanya itu, Pemerintah juga berupaya memberantas KST agar kedamaian Papua kembali terwujud.
Pesawat Susi Air dibakar dan sang pilot diculik oleh KST. Peristiwa menegangkan ini terjadi di Kabupaten Nduga, Papua beberapa bulan lalu. Presiden Jokowi pun memastikan bahwa Pemerintah memiliki komitmen tegas untuk membebaskan Pilot Susi Air yang saat ini masih disandera. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan negosiasi.
Pemerintah tidak mau melakukan operasi bumi hangus, tetapi mengupayakan dialog untuk menyelamatkannya. Diharap dengan cara ini sang pilot akan segera dibebaskan. Pemerintah tidak mau bertindak gegabah dan melakukan jalan kekerasan dalam misi penyelamatan Capt. Phillips.
Saat ini strategi penyelamatan sang pilot adalah dengan dialog, agar bisa diselesaikan baik-baik tanpa ada korban dari kedua belah pihak. Tawaran bantuan dari luar negeri pun ditolak dengan halus karena pemerintah dan aparat keamanan bisa mengatasinya sendiri.
Panglima TNI Laksamada Yudo Margono buka suara mengenai KST pimpinan Egianus Kogoya yang melontarkan ancaman menembak pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens. Beliau tetap mengutamakan negosiasi untuk membebaskan kapten Philip.
Laksamana Yudo melanjutkan, beliau tidak mau ada kekerasan senjata. Alasannya nanti dampaknya pasti pada masyarakat. Sehingga akan ditempuh jalan tokoh agama dan tokoh masyarakat yang untuk melaksanakan negosiasi.
Dalam artian, pemerintah melibatkan tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan pemerintah daerah setempat. Langkah-langkah teknis dan taktis pencarian telah dilakukan. Pemerintah menghindari kontak senjata agar tidak berdampak negatif pada warga Papua.
Sementara itu, Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin memastikan pemerintah terus mengupayakan penyelamatan terhadap pilot Susi Air Philip Mark Martens yang saat ini masih disandera oleh KST di Papua. Operasi (penyelamatan) yang dilakukan tentu harus diperhitungkan.
Jangan sampai ada korban. Jadi tidak ada sistem bumi hangus, mungkin kalau seperti itu mudah saja. Namun Pemerintah terus berupaya agar Sandera dapat selamat, tetapi tidak menimbulkan banyak korban.
Wapres menambahkan, upaya penyelamatan dengan cara dialog membutuhkan waktu cukup lebih lama. Hal ini karena pemerintah masih terus berhati-hati dan melakukan langkah-langkah negosiasi dan komunikasi, terutama dengan tokoh-tokoh setempat.
Tokoh-tokoh di Papua, terutama dengan pihak gereja, tokoh adat, local champion sudah dihubungi. Pemerintah melibatkan mereka dalam operasi di Papua. Seperti saat KST menculik warga sipil beberapa tahun lalu, strategi penyelamatannya juga dengan melibatkan tokoh-tokoh gereja.
Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri menyatakan bahwa Polda Papua sudah melakukan pendekatan untuk menyelamatkan pilot Susi Air. Menurut dia, ada tokoh masyarakat dan pendeta yang berupaya membantu menyelamatkan warga negara Selandia Baru itu.
Mathius memastikan, Polda Papua tidak akan mundur menghadapi KST. Bersama TNI, mereka bekerja keras untuk menangani persoalan yang ditimbulkan oleh kelompok tersebut. Utamanya yang dilakukan kelompok Egianus Kogoya di Paro. Dia tegas menyatakan, keselamatan manusia adalah hukum tertinggi.
Pendekatan yang dilakukan oleh Irjen Mathius sangat tepat karena berkaca dari kasus sebelumnya. Beberapa waktu lalu, KST pimpinan Egianus Kogoya pernah menculik para pekerja Papua dan akhirnya dibebaskan, dengan pendekatan dari tokoh masyarakat dan tokoh agama. Saat ini selain dengan penerjunan aparat keamanan, para tokoh masyarakat juga bisa diutus agar mendekati Egianus Kogoya untuk membebaskan para korban.
Para tokoh agama dan tokoh masyarakat memang diharap membantu pemberantasan KST, karena mereka adalah warga negara yang baik dan nasionalis. Dengan pengaruhnya maka KST akan melunak lalu membebaskan para penumpang yang disandera. Apalagi jika tokoh tersebut masih memiliki marga yang sama atau berkerabat dekat, dan rayuan mereka akan makin mudah agar KST menghentikan kekejiannya.
Dengan pengaruh dari para tokoh Papua maka KST akan melunak lalu membebaskan sang pilot disandera. Apalagi jika tokoh tersebut masih memiliki marga yang sama atau berkerabat dekat, dan rayuan mereka akan makin mudah agar KST menghentikan kekejiannya.
Walaupun ada cara ‘halus’ dengan pendekatan ini, tetapi misi penyalamatan yang dilakukan oleh Tim gabungan TNI-Polri dan Satgas Damai Cartenz tetap dilakukan untuk mencari lokasi KST sekaligus mengamankan rakyat Papua.
Egianus Kogoya sebagai pimpinan KST harus bertanggung jawab untuk melepaskan para korban termasuk sang pilot. Selama ini sudah ada komunikasi dengan pihaknya dan ia menyatakan bahwa akan menghentikan penyanderaan, dengan syarat memerdekakan Papua. Permintaannya tidak akan pernah dikabulkan karena Papua adalah bagian yang sah dari Indonesia. Penduduk asli Papua sangat nasionalis dan tidak mau terbujuk oleh KST.
Pemerintah mengupayakan dialog dan komunikasi yang baik untuk membebaskan pilot Susi Air yang disandera oleh KST. Misi penyelamatan dengan pendekatan secara kekeluargaan bertujuan agar KST membebaskan para sandera tanpa ada konflik senjata. Namun KST tetap diberantas oleh anggota TNI dan Polri agar tidak ada warga Papua yang menjadi korban teror mereka.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Bali