Pemerintah Optimis Program Makan Bergizi Gratis Dorong Pemerataan Ekonomi di Daerah
Jakarta – Pemerintah Indonesia terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peluncuran Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program ini tidak hanya bertujuan memperbaiki gizi anak-anak Indonesia, tetapi juga diyakini dapat membangkitkan perekonomian daerah dengan melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, meninjau langsung pelaksanaan program MBG di Sekolah Bosowa Bina Insani, Kota Bogor, Jawa Barat. Dalam kunjungannya, Bima mengungkapkan optimismenya bahwa program ini menjadi langkah strategis untuk mendorong pemerataan ekonomi daerah.
“Ini hari bersejarah untuk Indonesia, program menjemput Indonesia Emas melalui perbaikan gizi, peningkatan kesehatan anak-anak Indonesia resmi dimulai,” ujar Bima.
Ia menambahkan bahwa pelibatan UMKM dalam penyelenggaraan program ini, seperti yang dilakukan di Sekolah Bosowa Bina Insani, adalah contoh nyata dampak positif MBG bagi perekonomian lokal.
“Jadi nanti insyaallah perekonomian daerah akan bangkit ya, akan ada hitung-hitungan yang positif bagi pertumbuhan ekonomi kita,” tambah Bima.
Keberadaan dapur makan bergizi gratis di berbagai daerah terbukti telah berhasil membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Ace Hasan Syadzily, menyoroti peran penting dapur ini dalam menyerap tenaga kerja lokal.
“Satu hal yang bisa kita saksikan dari proses dapur hari ini adalah ini bisa mempekerjakan tenaga lokal, masyarakat di sini,” kata Ace.
Menurutnya, pelibatan warga lokal sebagai tenaga operasional dapur makan bergizi menjadi salah satu bentuk nyata dampak positif program MBG terhadap ekonomi masyarakat.
“Itu artinya adalah dengan program makan bergizi ini, kita harapkan juga mendorong dan menggerakkan ekonomi lokal,” ujarnya.
Selain itu, dapur makan bergizi yang didirikan untuk mendukung program MBG juga memberikan peluang bagi UMKM lokal untuk ikut terlibat dalam penyediaan bahan baku dan distribusi makanan.
Senada dengan Ace, Anggota Komite III DPD RI, Lia Istifhama, turut menekankan bahwa program MBG memiliki multiplier effect yang signifikan bagi UMKM dan masyarakat lokal. Operasional program ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari UMKM hingga komunitas lokal, untuk menyediakan layanan pemenuhan gizi.
“Program ini tidak hanya tentang makanan bergizi, tetapi juga tentang pemberdayaan ekonomi. UMKM dilibatkan, masyarakat lokal diberdayakan, dan bahkan komunitas ojek online juga turut ambil peran dalam distribusi makanan dari dapur ke sekolah-sekolah. Ini adalah wujud nyata gotong-royong yang memberi manfaat bagi semua pihak,” jelas Lia.
Keterlibatan UMKM dalam program ini diyakini dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat setempat. Tidak hanya itu, dukungan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk pelaku usaha dan komunitas lokal, memperlihatkan kolaborasi yang kuat dalam mewujudkan tujuan program MBG.
Program MBG diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi ketimpangan ekonomi di daerah. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk UMKM dan masyarakat lokal, program ini dapat menciptakan ekosistem ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Pemerintah optimis bahwa program ini tidak hanya akan membawa dampak positif bagi kesehatan generasi muda, tetapi juga akan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi daerah. Melalui sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha, program MBG menjadi langkah konkret dalam mendukung pemerataan ekonomi di Indonesia.
Dengan komitmen berkelanjutan, pemerintah berharap program ini dapat diperluas ke lebih banyak wilayah, memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia. [-red]