Pemerintah Pastikan Keamanan Papua dan Upayakan Pembebasan Pilot Susi Air
Oleh : Theresia Ana Sawaki )*
Seluruh jajaran aparat keamanan dari personel gabungan seperti TNI, Polri dan BIN memastikan akan keamanan dan bagaimana kondisi terkini dari Pilot maskapai penerbangan Susi Air yang menjadi korban penyanderaan dari KST Papua pimpinan Egianus Kogoya. Bahkan aparat keamanan pun terus melakukan pemantauan dengan intensif.
Dalam laporan terbaru, ternyata kondisi terkini yang dimiliki oleh Kapten Pilot bernama Philips Mark Mehrtens itu masih dalam kondisi yang baik-baik saja dan dirinya masih sehat meski di tengah penyanderaan yang dilakukan oleh gerombolan separatis di Bumi Cenderawasih tersebut.
Meski begitu, namun kondisi ataupun keadaan yang dimiliki oleh pilot dengan warga negara Selandia Baru itu juga tidak bisa dinyatakan sepenuhnya baik, lantaran kini dirinya tengah mengalami kejenuhan dan juga tentunya sangat stress.
Sebagaimana hasil foto dan video yang beredar, pihak aparat keamanan kemudian menganalisis bagaimana kondisi terkini yang dialami oleh sang pilot. Panglima Daerah (Pangdam) XVII / Cenderawasih, Mayor Jenderal Tentara Nasional Indonesia (Mayjen TNI), Izak Pangemanan menjelaskan bahwa kondisi sang pilot memang sehat, pakaian yang dia kenakan pun tampak ganti-ganti dan masih rapi.
Akan tetapi, tentunya hal itu kemudian lantas tidak membuat seluruh jajaran aparat keamanan akan melonggarkan kewaspadaan dan penjagaan serta pemantauan mereka kepada KST Papua, lantaran memang secara fisik kondisi Pilot Susi Air itu tidak terjadi apa-apa, namun secara psikis terlihat bahwa dia sangat jenuh, terlihat dari bagaimana matanya yang menggambarkan hal tersebut.
Perlu diketahui bahwa sudah selama 5 (lima) bulan lebih pihak gerombolan separatis pimpinan Egianus Kogoya itu melakukan penyanderaan kepada pria warga negara Selandia Baru tersebut, yang mana diketahui bahwa penyanderaan dilakukan sejak tanggal 7 Februari 2023 lalu.
Di sisi lain, upaya misi evakuasi, penyelamatan dan pembebasan terus saja digencarkan oleh pemerintah Republik Indonesia (RI) di bawah kepemimpinan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan beliau pun memberikan perhatian secara sangat khusus akan adanya kejadian ini dan bekerja sama dengan banyak pihak lain seperti Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nduga hingga para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat setempat dan seluruh jajaran aparat keamanan dari personel gabungan.
Tentunya, tidak bisa dipungkiri pula bahwa adanya banyak pihak yang diajak untuk bersama-sama membebaskan pilot Susi Air tersebut menjadi wujud nyata dari bagaimana komitmen kuat yang memang dimiliki oleh pemerintah agar dirinya bisa segera dibebaskan dengan selamat.
Perhatian khusus yang diberikan oleh Kepala Negara terkait dengan kasus ini tentunya membuat pemerintah sama sekali tidak akan tingga diam saja dan bersikap pasif. Melainkan sampai saat ini, seluruh pihak terkait dalam misi pembebasan sang pilot bekerja dengan sangat aktif.
Meski di sisi lain, pemerintah dan jajaran aparat keamanan juga memiliki komitmen bahwa akan terus menggunakan pendekatan yang menjunjung tinggi asas humanisme, sehingga tidak akan mungkin melakukan pendekatan secara militer, melainkan terus membuka ruang komunikasi dengan negosiasi yang dilakukan.
Tidak tanggung-tanggung, bahkan Presiden RI ketujuh itu sendiri juga menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam saja dan upaya yang selama dilakukan sudah sangat maksimal serta optimal, bahkan apapun akan dilakukan dan dikerjakan di lapangan demi memang mampu membebaskan sang pilot.
Senada, Pangdam XVII / Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan juga memastikan bahwa pihaknya sama sekali tidak melakukan penambahan personel sedikitpun. Hal itu untuk menjawab keresahan dari masyarakat dan jugs tentunya sangat ingin untuk upaya negosiasi saja yang dikedepankan sehingga potensi resiko akan kontak fisik bahkan sampai kontak tembak pun bisa diminimalisasi setinggi mungkin.
Pihak jajaran aparat keamanan sama sekali tidak melakukan penambahan jumlah personel, namun mereka hanya melakukan penggantian pasukan saja di kawasan Kabupaten Nduga. Karena memang sudah beberapa waktu terakhir ini, penjagaan dilakukan oleh prajurit tergabung dalam Batalyon 514, kemudian digantikan dengan prajurit dari Batalyon 211 dan Batalyon lainnya.
Banyak sekali faktor yang terus dipertimbangkan oleh aparat keamanan, maka dari itu mereka kemudian memutuskan untuk sama sekali tidak melakukan penambahan jumlah personel. Salah satu faktor peling penting yang terus dijaga adalah supaya tidak ada potensi kontak tembak yang tentunya akan sangat mengancam keselamatan masyarakat sipil di sekitar wilayah itu.
Lebih lanjut, terdapat faktor lain seperti lokasi penugasan dan juga banyak aspek lainnya termasuk keluarga dari prajurit TNI itu sendiri akan sangat disulitkan apabila terdapat penambahan personel, karena nantinya mau tidak mau, mereka harus bertugas di Papua sampai akhir karir mereka usai.
Kepastian telah ditegaskan oleh aparat keamanan bahwa mereka sama sekali tidak akan melakukan penambahan jumlah personel. Mereka pun memastikan bagaimana kondisi terbaru yang sedang dialami oleh Pilot Susi Air selaku korban sandera dari KST Papua, yang mana ternyata dirinya masih dalam kondisi yang sehat. Upaya pemantauan secara sangat intensif pun terus dilakukan.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta