Pemerintah Perbaiki Tata Kelola Pangan
Oleh : Nadia Chairunisa )*
Pemerintah terus memperbaiki tata kelola ketersediaan stok pangan, termasuk di bulan Ramadhan. Penataan pengelolaan ini dilaksanakan sejak dari hulu, yakni sistem pertanian, sehingga diharapkan lebih maksimal dalam menjaga stabilitas pangan.
Selama bulan suci Ramadhan bahkan hingga Hari Raya Idul Fitri mendatang, Pemerintah melalui Kementerian Pertanian akan terus mengupayakan pengendalian stok serta ketersediaan bahan pangan. Maka dari itu, dikatakan pula bahwa jika ingin benar-benar ketersediaan stok pangan terjamin, harus terdapat sarana dan prasarana yang sangatlah memadai. Penyediaan infrastruktur juga akan terus dikebut oleh Kementan demi menjawab tantangan tersebut.
Tidak bisa dipungkiri bahwa biasanya memang akan terus terjadi gejolak pangan utamanya jika menjelang bulan Ramadhan hingga mencapai lebaran. Hal tersebut dituturkan oleh Faishal Rahimi, salah satu ekonom yang berasal dari Universitas Kuningan Jawa Barat. Bahkan olehnya disebut bahwa adanya gejolak pangan itu sudah menjadi satu kesatuan momentum tahunan yang akan selalu hadir di Indonesia.
Faishal menegaskan bahwa justru ketika kita memandang kalau gejolak pangan adalah fenomena momentum tahunan yang pasti akan terjadi, maka seharusnya tidak ada pihak yang panik ketika gejolak pangan tersebut terjadi. Karena ketika seseorang panik maka secara tidak langsung seluruh perencanaan dan juga kematangan berpikir bahkan akan terganggu. Kemudian hal yang perlu untuk dilakukan oleh Pemerintah adalah dengan melakukan beragam upaya antisipasi.
Mengenai upaya untuk melakukan antisipasi terjadinya gejolak pangan sendiri, sebenarnya Pemerintah sendiri juga sudah melakukan berbagai cara demi bisa meningkatkan produktivitas pertaniannya. Tentu melalui seluruh jajaran dari Kementerian Pertanian (Kementan) ketersediaan bahan pangan melalui hulu akan terus menjadi perhatian. Beberapa langkah yang telah diupayakan adalah dengan menjamin ketersediaan bibit, pupuk dan juga satu hal yang tak kalah pentingnya adalah keterjaminan infrastruktur atau sarana dan prasarana.
Maka dari itu dikatakan apresiasi yang besar patut untuk kita berikan kepada bagaimana kerja dan upaya dari seluruh jajaran Kementan, pasalnya mereka sudah semaksimal mungkin melakukan upayanya untuk membantu petani dan berfokus menangani gejolak pangan dari hulu pertanian. Karena memang sejatinya ketika ada sebuah persoalan mengenai ancaman gejolak pangan seperti sekarang ini, maka hal yang patut untuk difokuskan adalah menangani hulu atau awal sumber pertaniannya dan bisa lebih meningkatkan produktivitas.
Mengenai infrastruktur sendiri, sebenarnya justru ketika kita membicarakan penanganan gejolak pangan dari hulu dengan upaya untuk meningkatkan produktivitas, maka kita tidak hanya berhenti pada menjamin kualitas dan ketersediaan bibit atau pupuk saja. Melainkan justru hal yang tak kalah penting adalah dengan menjamin adanya infrastruktur yang juga memadai supaya seluruh rencana bisa diaktualisasikan dengan baik.
Dengan memperhatikan infrastruktur atau sarana dan prasarana pertanian, maka para petani akan sangat terbantu untuk lebih meningkatkan produktivitas mereka. Ketika produksi bisa terus ditingkatkan, dengan kata lain hasil pertanian akan melimpah, maka momentum gejolak pangan akan bisa teratasi dengan mudah. Kepastian terkait ketersediaan stok pangan akan bisa dijamin dengan aman.
Jika ketersediaan stok pangan sudah bisa dipastikan aman melalui peningkatan produksi yang baik, maka hal yang selanjutnya bisa diperhatikan adalah mengenai pengendalian harganya. Jangan sampai ketika semua stok sudah terjamin aman dan tidak ada kelangkaan, namun ternyata harga di pasaran tidak bisa stabil karena terdapat permainan dari para penimbun yang dengan sengaja menahan distribusinya.
Jadi upaya mekanisme pertanian yang sudah digencarkan oleh Kementan mulai dari percepatan peningkatan mutu pengolahan tanah, efisiensi biaya produksi hingga peningkatan mutu hasil sangat penting sekali untuk terus dilakukan. Semua hal tersebut dilakukan oleh Pemerintah demi bisa membantu para petani sekaligus menjaga stok pangan di pasaran.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini