Pemerintah Percepat Penanggulangan Bencana Erupsi Semeru
Oleh : Aulia Hawa )*
Pemerintah terus melakukan percepatan penanggulangan bencana erupsi Semeru, baik dengan melakukan evakuasi korban dan mempercepat relokasi pemukiman. Pemeritah melalui instansi terkait juga bergerak cepat agar pengungsi semeru tidak kelaparan dan menderita di pengungsian.
Erupsi semeru membuat Lumajang bagai wilayah yang berselimut warna abu-abu, karena mulai dari tanah, genteng, hingga barang-barang milik penduduk terkena muntahan abu. Jembatan juga ada yang putus berkat dahsyatnya abu panas tersebut. Warga langsung berlarian menyelamatkan diri dan mengungsi karena takut ada erupsi susulan atau bahkan lava yang dimuntahkan oleh gunung semeru.
Pemerintah bergerak cepat untuk mengevakuasi korban bahkan ada slogan ‘1 menit 1 nyawa’. Evakuasi harus cepat dilakukan karena siapa tahua da yang masih terjebak di bawah reruntuhan dan masih bernyawa. Sedangkan ketika ada yang sudah jadi jenazah, juga harus segera dikeluarkan agar bisa dikebumikan dengan layak, tentu diiringi doa keluarganya.
Menurut data Badan Nasional Pengendalian Bencana (BNPB) ), di hari kelima pasca erupsi semeru terhitung ada 43 korban jiwa, 104 luka-luka, 31 fasilitas umum rusak, 764 sapi dan 648 kambing tewas. Sementara untuk kerugian amteriil belum bisa dihitung karenabanyak rumah warga yang rusak, meski tak sepenuhnya rusak parah.
Pemerintah berjanji akan terus mengevakuasi korban, tentu dengan dibantu oleh aparat dan tim relawan. Ada banyak tim relawan dari seluruh Indonesia yang datang ke Lumajang untuki membantu proses evakuasi dan mereka bekerja dengan ikhlas tanpa meminta ongkos sepeser pun.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq datang ke sejumlah lokasi terdampak erupsi semeru dan juga tenda pengungsian, didampingi oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurrachman. Kedatangan KSAD untuk mengecek kesiapan para prajurit TNI AD dalam membantu penanganan korban erupsi semeru.
Dalam artian, tugas TNI AD tidak hanya berjuang membela kedaulatan Indonesia tetapi juga langsung turun tangan ketika ada rakyat yang menjadi korban bencana, karena tentara adalah sahabat rakyat. Tenaga para prajurit TNI sangat dibutuhkan terutama untuk evakuasi yang prosesnya cukup lama dan berat.
KSAD Jenderal Dudung menambahkan, setelah mengecek ia yakin betul bahwa semuanya siap dan dan saling mendukung, baik di Posko pengungsian maupun di Kodim. TNI AD akan membantu proses relokasi secara maksimal. Baik secara personil dan materiil, semua sudah siap jika diperintahkan bapak bupati untuk segera relokasi.
Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyatakan bahwa rencananya ada 3 tempat yang dijadikan relokasi, yakni di Desa Oro-Oro Ombo, supit Urang, dan Penanggal. Koordinasi terus dilakukan agar relokasi berjalan dengan lancar.
Relokasi memang harus dilakukan dengan cepat karena berburu dengan waktu. Jangan sampai pengungsi diam-diam kembali ke rumahnya karena takut barang berharganya hilang, malah menjadi korban karena ada erupsi susulan yang lebih dahsyat. Mereka wajib menaati aturan dan menurut saat direlokasi, karena demi keselamatan bersama.
Masyarakat senang karena ada perhatian dari berbagai pihak mulai dari pemerintah hingga TNI AD. Bahkan Presiden Jokowi sendiri juga sempat mengunjungi Lumajang untuk melihat kondissi terkini para pengungsi, apakah mereka sudah mendapatkan bantuan apa belum.
Pemerintah secara serius menangani dampak erupsi semeru agar tidak ada pengungsi yang mati kelaparan atau tertimbun bangunan. Proses evakuasi dilakukan dengan cepat agar tidak ada lagi korban jiwa, atau ketika ada yang sudah meninggal dunia bisa langsung dikubur dengan tatacara agama dan dengan layak. Masyarakat Lumajang senang karena perhatian pemerintah begitu besarnya.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute