Pemerintah Siapkan Bantuan Bagi Pekerja
Oleh : Sthira Yudistira )*
Kalangan pekerja akan mendapat bantuan langsung tunai sebesar 600.000 rupiah per bulan. Uang bantuan ini merupakan wujud perhatian dari pemerintah, sebagai upaya untuk mensejahterakan seluruh rakyatnya. Dana tersebut diharap bisa membantu kehidupan para pekerja agar bisa bertahan walau berada di tengah pandemi covid-19.
Corona membuat banyak orang menjerit karena menyebabkan kondisi finansialnya anjlok. Para pedagang merasakan sepinya toko. Para pekerja harus mau dikurangi gajinya, bahkan hingga 50%. Penyebabnya karena kondisi keuangan perusahaan sedang menurun. Jika hal ini terjadi berkepanjangan, dikhawatirkan akan terjadi krisis ekonomi, bahkan resesi, di Indonesia.
Pemerintah berusaha keras mencegah krisis sekaligus mewujudkan sila kelima Pancasila. Presiden bersikap adil kepada rakyatnya, baik ke kalangan menengah maupun kelas bawah. Untuk itu, disiapkan bantuan langsung tunai khusus untuk para pekerja yang membutuhkan. Syaratnya, mereka bukanlah pegawai negeri sipil atau karyawan BUMN dan punya akun di BPJS ketenagakerjaan.
Mentri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa bantuan yang akan diberikan sebesar 600.000 rupiah dan akan diberi selama 4 bulan. Namun pencairannya bukan per bulan, melainkan 2 bulan sekali. Mereka yang mendapat bantuan bergaji di bawah 5 juta dan iuran BPJS-nya di bawah 150.000 rupiah per bulan. Program ini akan dimulai bulan september nanti.
Erick Thohir melanjutkan, bantuan akan ditransfer langsung ke rekening pekerja, untuk mencegah penyalahgunaan. Program stimulus ini akan dilakukan melalui Kementerian Ketenagakerjaan. Tujuan bantuan uang adalah untuk mendorong konsumsi masyarakat. Jika pekerja mendapat gaji ekstra, mereka bisa lebih banyak berbelanja. Jadi mendorong pemulihan ekonomi.
Ketika pekerja lebih sering berbelanja, bukanlah sebuah pemborosan. Memang di tengah pandemi kita juga harus berhemat. Namun banyak orang yang lupa bahwa jika uang digunakan untuk belanja, akan menyelamatkan nasib para pedagang. Pasar akan ramai dan roda ekonomi berputar lagi. Kondisi finansial Indonesia bisa bangkit lagi setelah sebelumnya lesu.
Jika ada yang bertanya, mengapa pegawai sudah mendapat gaji tapi malah diberi uang oleh pemerintah? Enak sekali. Mereka lupa bahwa pekerja adalah kalangan menengah yang juga terkena efek corona. Boss bisa saja memberlakukan gaji sesuai dengan jam kerja, apalagi ketika banyak yang work from home. Gaji menyesuaikan juga dengan kondisi keuangan perusahaan.
Hal itu menyebabkan penurunan nominal jumlah gaji yang diterima oleh para pekerja. Banyak orang yang salah sangka dan mengira hidup mereka enak, padahal tidak. Karena di rumah juga masih harus membayar gaji pembantu, bayar cicilan, dll. Sedangkan gajinya berkurang. Jadi yang terkena efek corona bukan hanya orang miskin tapi juga kalangan menengah.
Nasib para pekerja makin sengsara karena sebagai kalangan menengah tidak berhak mendapat bantuan sosial berupa sembako dari pemerintah. Jikapun mendapat paket, akan dicap buruk karena dianggap mengemplang. Padahal kita tidak tahu kondisi keuangan mereka yang sebenarnya. Oleh karena itu, pekerja juga berhak mendapat uang bantuan dari pemerintah.
Uang yang diberi pemerintah walau nominalnya tidak terlalu banyak, diharap bisa membantu para pekerja. Mereka bisa menggunakannya untuk membayar SPP anak atau membeli sembako. Bantuan dari pemerintah memiliki efek domino, SPP terbayar dan gaji gurunya bisa lancar. Pekerja bisa menggaji pembantu dan ART tersebut bisa menghidupi keluarganya.
Bantuan langsung tunai dari pemerintah untuk para pekerja diharap bisa membantu mereka untuk bertahan di tengah badai corona. Uang ini juga bisa digunakan untuk belanja dan mendorong kenaikan pembelian, sehingga keadaan ekonomi di Indonesia makin membaik. Bantuan dari pemerintah harus dibelanjakan dengan bijak dan teliti.
)* Penulis adalah mahasiswa universitas Pakuan Bogor