Pemerintah Siapkan Strategi Penanganan Covid-19 Jangka Panjang
Oleh : Zakaria )*
Pemerintah telah menyiapkan strategi penanganan Covid-19 jangka panjang karena diprediksi virus tersebut akan menjadi endemi. Pemerintah berusaha merancang strategi jitu agar endemi bisa terkendali dan tidak terjadi kematian massal.
Pandemi akibat mengganasnya Corona benar-benar membuat masyarakat kelelahan secara fisik dan mental. Kita mau tak mau melawan virus Covid-19 dan berusaha keras agar tidak tertular dan tidak menyebarkannya ke banyak orang. Sehingga makin banyak yang paham untuk menjaga protokol kesehatan dan mengubah lifestyle menjadi 100% hidup sehat.
Prof Wiku Adisasmito, Juru Bicara Tim Satgas Covid, menyatakan bahwa virus Covid-19 akan tetap menjadi hidup dan menjadi endemi di dunia. Hal ini dikutip dari survey yang dilakukan oleh Nature terhadap 100 ahli virologi, imunologi, dan peneliti penyakit menular. Dari hasil survey, 89% dari para ahli yakin bahwa virus Covid-19 akan tetap hidup bersama kita dan menjadi endemi dan tidak menghilang sepenuhnya.
Apa sebenarnya arti dari endemi? Menurut Jurnal Public Health, endemi adalah wabah penyakit yang terjadi secara konsisten tetapi terbatas pada wilayah tertentu. Sehingga penyebaran dan lajunya bisa diprediksi. Contoh dari endemi adalah malaria dan demam berdarah dengue.
Walau Corona diprediksi tidak bisa 100% menghilang dari muka bumi tetapi kita tidak perlu panik. Prof Wiku melanjutkan, walau ada prediksi ini tetapi diperkirakan kekebalan masyarakat akan meningkat terhadap Corona, di masa depan. Penyababnya karena ada akselerasi vaksinasi atau infeksi alamiah. Namun syaratnya adalah dengan meningkatkan pengendalian kegiatan masyarakat dan modifikasi perilaku.
Pemerintah menyiapkan strategi endemi: pertama, kegiatan akan dikendalikan, dalam artian lebih diketatkan ketika kondisi membahayakan (misalnya di zona merah) dan akan dilonggarkan ketika turun jadi zona hijau. Masyarakat juga harus paham bahwa semua ini demi keselamatan bersama, jadi tidak usah marah saat ada kerumunan yang dibubarkan oleh aparat. Daripada terbentuk klaster Corona baru dan akan lebih kacau-balau karena sakit massal.
Kedua, mempercepat terbentuknya herd immunity baik secara nasional maupun aglomerasi. Caranya adalah dengan menggenjot program vaksinasi nasional dan melakukan vaksinasi massal, juga melaksanakan program ini secara door to door. Target juga ditingkatkan, dari 1 juta vaksinasi per hari menjadi 3 juta suntikan. Makin banyak yang diinjeksi maka makin cepat pula kekebalan komunal yang terbentuk.
Ketiga, meningkatkan testing, tracing, and treatment. Penyebabnya karena jika hanya treatment alias pengobatan, akan agak susah. Harus dibarengi dengan tracing alias penelusuran siapa saja yang berkontak dengan pasien, agar mereka dites rapid juga, sehingga tahu positif Corona atau tidak. Tes rapid massal juga digencarkan untuk menyaring siapa saja yang terinfeksi virus Covid-19.
Strategi keempat adalah dengan mengawasi distribusi varian virus yang berkembang. Pada awal pandemi yang tersebar di Indonesia adalah Corona varian alfa dan saat ini sudah varian delta. Diperkirakan akan ada varian selanjutnya (yang dinamai berdasarkan huruf Yunani), sehingga distribusinya terus diawasi. Jangan sampai virus hasil mutasi ini tersebar lebih luas dan mengakibatkan kematian massal.
Sedangkan strategi terakhir adalah dengan menyusun rencana ketahanan kesehatan masyarakat. Caranya dengan meningkatkan imunitas tubuh pada masing-masing penduduk dan terus menggalakkan protokol kesehatan 10M. Jika semua sadar untuk menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi serta olahraga, dan menaati prokes, maka akan terhindar dari bahaya Corona.
Berbagai strategi disiapkan pemerintah untuk menghadapi endemi Corona. Jangan takut jika memang virus ini tidak bisa enyah dari muka bumi, tetapi kita harus tetap optimis. Pemerintah sudah menyiapkan vaksinasi dan sebagai rakyat wajib mengikutinya, juga menjaga kesehatan masing-masing agar tidak terinfeksi virus Covid-19.
)* Penulis adalah wargnet tinggal di Depok