Pemerintah Tingkatkan Mitigasi Hadapi Gelombang Ketiga Corona
Oleh : Agung Suwandaru )*
Pemerintah terus meningkatkan mitigasi guna menghadapi gelombang ketiga Corona. Masyarakat pun diimbau untuk selalu taat Prokes guna mencegah peningkatan kasus Covid-19.
Saat awal pandemi pada awal tahun 2020 lalu, kita semua ketakutan akan terkena Corona, dan berada di rumah saja. Bahkan semua barang yang datang disemprot cairan anti kuman serta makanan selalu dipanaskan kembali. Masker sempat jadi barangt langka dan harganya meroket tajam.
Akan tetapi sekarang keadaan sudah relatif aman, ketika tidak ada daerah yang berstatus zona merah dan PPKM level 4. Sekolah mulai dibuka lagi untuk pembelajaran tatap muka dan perkantoran juga aktif lagi. Namun kita tidak boleh terlena karena pandemi belum selesai, apalagi ada prediksi serangan Corona gelombang ketiga.
Prediksi gelombang ketiga Corona datang pada akhir tahun ini atau awal tahun 2022, karena biasanya ada libur nataru dan mobilitas manusia meninggi. Sehingga kasus Covid bisa saja naik lagi. Untuk mengatasi hal ini maka pemerintah menggerakkan beberapa strategi agar tidak terjadi serangan hebat lagi.
Juru bicara vaksinasi Kementrian Kesehatan dr Siti Nadia Tirmizi menyatakan bahwa strategi pemerintah yang pertama dalam mengatasi serangan gelombang ketiga Corona adalah dengan menghimbau masyarakat untuk tetap menaati protokol kesehatan 10M, dan tidak ada toleransi bagi pelanggarnya. Sebab, hanya dengan prokes ketat kita semua selamat dari serangan Corona yang mematikan.
Strategi kedua adalah dengan meningkatkan tes epidemiologi, juga mengadakan radio kontak erat yang dilacak. Pelacakan dan pemantauan genom virus Corona juga dilakukan, agar tidak terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan. Pelacakan virus SARS-COV-2 bernama surveilans genomic.
Sedangkan strategi ketiga adalah dengan mengkonversi tempat tidur di Rumah Sakit dan ditambah jadi 30%-40%. Serta memastikan suplai APD dan alat kesehatan selalu tersedia. Dalam artian, misalnya ada tambahan pasien Corona akibat serangan gelombang ketiga, maka RS sudah siap dan tidak kelabakan akrena ranjangnya kurang atau tabung oksigennya tak cukup.
Untuk masuk RS juga tidak bisa sembarangan dan para penjenguk tidak boleh masuk sama sekali, bahkan untuk melihat pasien non Covid sekalipun. Kebijakan ini dilakukan karena RS masih rawan jadi tempat penularan Corona, apalagi jika pengunjung belum divaksin.
Tenaga cadangan relawan juga disiapkan agar nanti misalnya saat jumlah pasien Corona naik, para nakes tidak akan kelelahan dan harus mengambil shift panjang seperti saat kurva pasien naik. Relawan amat dibutuhkan karena tenaga nakes juga terbatas.
Selain itu, juga disiapkan pusat-pusat isolasi, sehingga pasien Covid tidak usah isolasi mandiri di rumahnya masing-masing. Penyebabnya karena saat isolasi mandiri belum tentu sesuai dengan standar Kemenkes. Sedangkan di pusat isolasi, tempat dan obat disediakan, serta ada pengawasan ketat. Sehingga pasien akan lekas sehat.
Bebagai strategi dilakukan pemerintah untuk menghadapi serangan Corona gelombang ketiga. Memang belum tentu ada lonjakan pasien lagi tetapi tidak ada salahnya untuk bersiap-siap. Lebih baik menyiapkan ‘amunisi’ berupa alat kesehatan, tabung oksigen, dan tenaga relawan cadangan, daripada nanti ada lonjakan pasien dan akhirnya kelabakan.
Masyarakat juga diminta untuk terus menaati protokol kesehatan 10M dengan ketat dan jangan melepas masker sembarangan. Ingatlah selalu untuk rajin cuci tangan, mandi, keramas, dan berganti baju saat sampai rumah. Jaga pula kebersihan lingkungan dan tingkatkan imunitas tubuh, serta jauhi kerumunan untuk sementara. Semua ini dilakukan agar tidak kena Corona dan tidak ada serangan gelombang ketiga.
)*Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini