Pemindahan Ibu Kota Negara Menguntungkan Bagi Kemajuan Indonesia
Oleh : Abie )*
Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat telah menyetujui untuk memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Kebijakan tersebut dianggap tepat karena menguntungkan bagi kemajuan Indonesia, utamanya dalam hal pemerataan pembangunan.
Pada 2019 silam, Presiden Jokowi telah memastikan perpindahan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur. Rencana tersebut pada 2020 dan 2021 hampir tidak pernah dibahas diberbagi media dan forum diskusi dikarenakan kesibukan dalam upaya penanggulangan Covid-19.
Namun, pada awal 2022 rencana tersebut kembali mencuat sejak DPR RI secara resmi menyetujui Rancangan UU Ibu Kota Negara Baru menjadi UU. Ibu Kota Baru RI yang berlokasi di Kalimantan Timur tersebut diberi nama Nusantara, sehingga pemindahan Ibu Kota Baru tidak hanya sekedar mimpi.
Rencana ini tentu menuai pro kontra di masyarakat, khususnya kelompok oposisi yang harus menjalankan tugasnya mengkritisi setiap kebijakan pemerintah. Meskidemikan tentu pemerintah telah memperhitungkan dengan matang rencana perpindahan tersebut. Pemindahan ibu kota diyakini akan membawa sederet keuntungan bagi kemajuan Indonesia.
Dampak ekonomi Jangka Pendek
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Bambang Brodjonegoro mengatakan, dalam jangka pendek pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan memberikan dampak ekonomi melalui jalur investasi. Sebab, investasi infrastruktur pembangunan ibu kota akan berikan sumbangsih terhadap pertumbuhan di wilayah tersebut.
Dalam jangka pendek, investasi yang paling dirasakan adalah di sektor rill yang diperkirakan bakal meningkat sebesar 47,7 persen, sedangkan di Pulau Kalimantan sebanyak 34,5 persen.
Di samping itu, pada proses pembangunan ibu kota baru juga akan meningkatkan perdagangan antar wilayah. Ini dikarenakan proses pembangunan ibu kota tersebut membutuhkan suplai material dan barang ke Provinsi Kalimantan Timur yang mengakibatkan peningkatan perdagangan. Jelas Menteri PPN
Salah satu wilayah yang berpotensi akan meningkat adalah Sulawesi Selatan. Di mana daerah tersebut memiliki produksi semen yang dibutuhkan dalam pembangunan ibu kota.
“Akan tetapi DKI Jakarta tetap akan menjadi supplier utama ke Provinsi Kalimantan Timur ketiga, setelah Sulawesi Selatan dan Jawa Bagian Barat,” katanya.
Dia mengungkapkan 50 persen lebih wilayah Indonesia akan mengalami peningkatan perdagangan jika ibu kota dipindahkan ke wilayah yang memiliki konektivitas yang baik dengan provinsi lain. Pemindahan ibu kota negara akan meningkatkan investasi di ibu kota baru dan provinsi sekitar.
Selain itu, pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur akan meningkatkan produksi dari sejumlah sektor non-tradisional seperti sektor layanan di antaranya sektor pemerintah, komunikasi, hotel, perdagangan, keuangan dan pendidikan.
“Perdagangan di antara wilayah Indonesia akan meningkat dan mendorong perdagangan di antara provinsi di luar Jawa,” ucapnya.
Pemerataan Pembangunan
Pengamat kebijakan publik, Universitas Jendral Soedirman (Unsoed), Dr Slamet Rosyadi mengatakan pemindahan ibu kota ke Kaltim akan menjadi solusi efektif untuk mewujudkan pemerataan.
Slamet mengatakan Jakarta nantinya bisa menjadi kota bisnis dan perdagangan, sedangkan Kaltim bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi sekaligus pemerataan. Pemindahan ibu kota diniali sangat baik, karen selama ini pusat ekonomi dan fasilitas modern Sebagian besar berada di Jakarta, sementara daerah-daerah lain seperti luar Jawa menjadi kurang berkembang.
Pemisahan kota dagang dan industri dengan ibu kota juga akan membawa dampak positif dan telah dilakukan beberapa negara maju diantaranya Ibu Kota Australia yakni Canerra yang dirancang sebagai ibu kota negara bukan untuk kota dagang atau industri.
Sejak awal kepindahan Ibu Kota Australia dari Melbourne ke Canberra telah didesaian sebagai pusat administrasi pemerintahan dengan tujuan agar warga yang membutuhkan layanan administrasi akan semakin mudah dan tidak perlu terjebak kemacetan.
Kepentingan Ekonomi Jangka Panjang
Ekonom Hisar Sirait menilai secara jangka Panjang pemindahan Ibu Kota negara Indoenesua merupakan jawaban terbaik untuk membangun negara ini, dimana kesenjangan ekonomi bisa diperkecil jika pemerintah nantiya berhasil menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru di seluruh wilayah Indonesia.
Menurutnya, pemindahan ibu kota keluar Pulau jawa merupakan upaya untuk mengantisipasi bagaiman perekonomian akan berubah.
Selain itu, jika semua pusat ekonomu dan bisnis berada di Jakarta, maka tidak akan bisa memberikan dampak berantai terhadap provinsi-provinsi yang lain dalam jangka Panjang. Dengan demikian akan selalu ada kesenjangan-kesenjangan pembangunan antara Jawa dan Luar Jawa.
Kalimantan sebagai salah satu pulau terbesar di Indonesia sudah saatnya menerima manfaat dan kemauan ekonomi melalui pemindahan ibu kota negara.
Masih banyak deretan keuntungan kepindahan Ibu Kota negara dari Jakarta yang saat ini sudah sangat padat dan macet dengan segala pertumbuhannya, sehingga rencana pemindahan tersebut akan kembali merefresh keberadaan Ibu Kota yang dirancang menjadi kota pintar dan modern.
)* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI)