Penambahan DOB Demi Mencerdaskan Masyarakat Papua
Papua – Saat ini terdapat 4 DOB (Daerah Otonomi Baru) di Papua yakni Provinsi Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya. Penambahan DOB memberi banyak manfaat dan salah satunya dibidang pendidikan. DOB akan mencerdaskan masyarakat Papua karena bertambahnya provinsi berarti bertambahnya jatah dana beasiswa bagi para putra di Bumi Cendrawasih.
Masyarakat Papua memiliki potensi besar, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Rakyat Papua juga punya SDM berkualitas dan cerdas, dan bahkan menjadi pejabat dan tokoh masyarakat. Contohnya mantan gubernur Freddy Numberi dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Masyarakat Papua ingin juga menjadi orang sukses dan caranya dari jalur pendidikan. Oleh karena itu pemerintah memberikan beasiswa agar mereka bisa terus sekolah dan kuliah hingga menjadi orang besar.
Pemerintah memberikan beasiswa melalui dana otsus (otonomi khusus) dan juga beasiswa yang diberikan melalui pemerintah provinsi. Oleh karena itu ketika ada pemekaran wilayah alias penambahan DOB akan membuat warga Papua lebih cerdas.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), John Wempi Wetipo, meminta melakukan pendataan serta sinkronisasi penerimaan beasiswa pendidikan yang harus dilakukan antara Pemprov Papua dan Pemerintah Provinsi hasil pemekaran. Di mana program afirmasi pendidikan harus tetap dijaga konsistentinya dalam masa transisi, dan Pemprov Papua bertanggung jawab secara penuh mensukseskan masa transisi program kebijakan afirmasi pendidikan.
Dalam artian, penambahan DOB akan menambah jatah beasiswa dan pemerintah pusat benar-benar perhatian akan pembagiannya. Buktinya Wamendagri meminta semua pejabat di 6 provinsi di Papua untuk mendata dan mensinkronisasi data penerimaan beasiswa, sehingga benar-benar tepat sasaran. Masyarakat Papua bisa terus belajar dengan bantuan dana dari pemerintah.
Masyarakat Papua butuh pendidikan tinggi agar memiliki taraf hidup yang baik. Kemudian, mereka juga harus sehat agar semangat bekerja dan membangun daerahnya sendiri.
Dalam pembangunan dibidang pendidikan, pemerintah memberikan dana otsus untuk mewujudkannya. Anggaran otsus tak hanya berupa bangunan fisik, tetapi juga berbentuk beasiswa untuk para putra Papua yang berprestasi. Beasiswa otsus diberikan agar anak-anak Papua bisa sekolah dari SD sampai SMA, bahkan sampai perguruan tinggi.
Politisi Otopianus Tebai menyatakan bahwa pemekaran wilayah di Papua perlu mendapatkan masukan dari berbagai pihak agar sesuai dengan harapan masyarakat Papua. Otopianus juga menyoroti pentingnya penguatan pendidikan informal di Papua. Khususnya bagi mereka-meraka yang pengangguran, didampingi, dan dibina sehingga mereka lebih mandiri. Ia pun menekankan perlunya pemerintah mempertimbangkan partai politik lokal sebagai identitas budaya OAP.
Dalam artian, pemekaran wilayah alias penambahan DOB akan memiliki efek positif pada bidang pendidikan di Papua. Dengan 4 DOB maka akan memudahkan mobilitas, menambah fasilitas kesehatan dan pendidikan masyarakat.
Saat ada provinsi baru, otomatis dana APBD akan ditambah oleh pemerintah. Uang ini tak hanya digunakan untuk membangun jembatan dan infrastruktur lain. Namun juga untuk membangun gedung sekolah yang lengkap, beserta fasilitas perpustakaan, dll. Sistem pendidikan di Papua akan jauh lebih baik berkat penambahan DOB.
Dengan begitu, anak-anak di daerah akan bisa sekolah hingga tingkat SMA, karena di provinsinya sudah ada sekolah yang bagus. Ia tak perlu merantau ke Jayapura, Merauke, atau kota besar lain,
tetapi belajar ditempatnya sendiri. Anak-anak Papua akan makin cerdas dan menjadi calon pemimpin dimasa depan.
Perlu diketahui juga, bahwa sistem pendidikan di Indonesia bagian barat secara umum lebih baik dari Indonesia bagian Timur, seperti Papua. Di Indonesia Timur, masih banyak anak-anak yang tidak memiliki akses ke sekolah yang baik.
Kondisi ekonomi, budaya dan aksesibilitas geografis menjadi batasan bagi banyak anak-anak diwilayah timur Indonesia untuk mendapatkan pendidikan dasar sekalipun. Masih banyak masyarakat yang belum peduli dengan pentingnya pendidikan untuk anak-anak. Ada yang mengalami kesulitan ekonomi sehingga tak mampu menyekolahkan anak-anak mereka.
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan di Papua adalah kondisi geografis yang menyulitkan warga Papua untuk mendapatkan pendidikan.
Dengan penambahan DOB maka akan dibangun infrastruktur berupa Jalan Trans Papua dan jalan lain, serta jembatan. Dengan infrastruktur ini maka akan mengatasi masalah aksesibilitas geografi. Letak sekolah akan makin mudah dan bisa dijangkau oleh para siswa, sehingga mereka lebih semangat belajar.
Sebelum ada penambahan DOB, banyak anak yang terpaksa putus sekolah sekolah karena mereka harus bekerja demi menunjang ekonomi keluarga. Pandangan konservatif di Papua, memandang bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak penting dan keengganan untuk bekerja menyebabkan banyak rakyat Papua yang meninggalkan kawasan urban. Dengan penambahan DOB maka akan menyelesaikan permasalahan-permasalahan ini karena infrastruktur sudah dibangun dan beasiswa sudah diberikan. Anak-anak Papua bisa terus sekolah tanpa memikirkan biayanya. Mereka juga bisa kuliah diperguruan tinggi di Papua, Jawa, bahkan di luar negeri, jika benar-benar berprestasi. Penambahan DOB akan mencerdaskan para putra Papua.