Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Berada di Jalur Tepat
Oleh : Raffles Silaban )*
Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional telah berada di jalur yang tepat. Hal ini bisa dilihat dari naiknya daya beli masyarakat dan menurun jumlah pasien Covid-19.
Pandemi membuat 2 bidang hampir runtuh secara bersamaan, yakni kesehatan dan ekonomi. Apalagi di pertengahan tahun 2021 lalu ketika ada serangan Corona gelombang kedua, jumlah pasien Covid-19 melonjak jadi 50.000 orang per harinya. Di bidang ekonomi, daya beli masyarakat juga menurun karena banyak yang gajinya dipotong demi efisiensi perusahaan.
Pemerintah berusaha keras untuk mengatasi pandemi serta dampaknya, terutama di bidang ekonomi. Pasalnya, jangan sampai kita terjembab dalam status resesi yang mengerikan. Semua daya dan upaya dilakukan agar keadaan kembali membaik.
Menteri Koordinator bidang perekonomian Airlangga Hartanto menyatakan bahwa pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah sudah sesuai dengan jalur. Hal ini terlihat dari beberapa leading indicator perekonomian yang membaik sejak awal pandemi.
Di bidang ekonomi, indeks keyakinan konsumen Indonesia naik menjadi 108%. Indeks ini mencerminkan keyakinan konsumen mengenai kondisi ekonomi saat ini. Dalam artian, ketika indeksnya naik maka banyak yang percaya perekonomian negara juga naik.
Bukti dari naiknya perekonomian negara adalah naiknya daya beli masyarakat. Ketika tahun 2020 kita berjalan terseok-seok dan finansial negara kembang-kempis, maka tahun 2021 mulai bangkit lagi dan 2022 adalah masa yang tepat untuk menyehatkan perekonomian negara. Daya beli rakyat naik dan buktinya adalah ramainya pasar dan mall, juga toko online. Bahkan mereka berebut ketika ada launching barang baru.
Saat ada kenaikan daya beli masyarakat maka menandakan bahwa dompet mereka masih tebal. Berarti masih banyak yang tidak terlalu terkena dampak pandemi, atau sudah memiliki pekerjaan baru pasca berganti profesi. Masyarakat tak lagi mengerem pengeluaran seperti 2 tahun lalu.
Pemulihan di bidang ekonomi terjadi akibat stimulus yang diberikan oleh pemerintah. Sejak awal masa pandemi, banyak yang diberi bantuan sosial berupa uang tunai. Pemerintah berpesan agar uang itu dibelanjakan, jangan disimpan. Penyebabnya karena jika banyak yang belanja maka akan menggerakkan roda perekonomian, menolong pedagang (mayoritas UMKM), dan menyehatkan lagi keuangan negara.
Selain pemulihan di bidang ekonomi, pemerintah juga menangani Corona dengan sebaik-baiknya. Sejak awal pandemi, semua pasien Covid digratiskan biayanya ketika dirawat di Rumah sakit (dengan catatan punya kartu BPJS yang aktif). Pertolongan ini sangat disyukuri masyarakat karena jika membayar sendiri bisa mencapai puluhan juta.
Pemerintah juga masih menggratiskan vaksin (dan bahkan di beberapa tempat vaksinasi massal diiming-imingi dengan doorprize menarik). Gratisnya vaksin juga amat disyukuri karena di banyak negara lain harus membayar sampai ratusan ribu rupiah. Pemerintah paham bahwa banyak rakyat yang terdampak di awal pandemi, oleh karena itu vaksin Corona masih digratiskan.
Penanganan Corona juga dilakukan di luar Rumah Sakit dengan memviralkan protokol kesehatan yang ketat. Semuanya harus menaati aturan dan memakai masker tanpa kecuali. Selain itu, wajib untuk mencuci tangan dan menjaga jarak, juga menghindari kerumunan. Jika ada yang nekat (misalnya menggelar hajatan yang mengundang ribuan orang) tentu akan dibubarkan oleh tim satgas Covid.
Dengan penanganan Covid-19 yang tepat maka jumlah pasien diharapkan akan terus menurun. Pemerintah juga berusaha memulihkan perekonomian rakyat dan memberi stimulus agar daya beli dapat kembali naik seperti sedia kala. Berbagai kebijakan Pemerintah tersebut tentu perlu mendapat dukungan penuh masyarakat agar mendapatkan hasil yang maksimal.
)* Penulis adalah mahasiswa IISIP Jakarta