Sendi BangsaSosial BudayaWarta Strategis

Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Menuai Hasil

Oleh : Deka Prawira )

Pemerintah terus berkomitmen untuk menangani Covid-19 dan memulihkan perekonomian secara bersamaan. Upaya tersebut kini mulai membuahkan hasil, meskipun masih perlu melakukan perbaikan kedepannya.

Harus diakui bahwa saat ini Indonesia masih bertarung dengan Pandemi, beberapa daerah menunjukkan peningkatan pasien positif covid-19. Hal ini dipicu oleh terselenggaranya hajatan yang berpotensi menciptakan kerumunan.

Meski demikian upaya beberapa pemerintah daerah dalam menanganani Covid-19 telah membuahkan hasil yang cukup signifikan.

            Di Jawa Timur, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mencatat angka kesembuhan pasien di wilayah setempat selama 2 pekan membaik, yakni mencapai 37,34 persen dari keseluruhan pasien positif.

            Sejak arahan Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur pada 25 Juni 2020, per 8 Juli 2020 angka kasus Covid-19 berhasil tembus mencapai 14.941 orang.

            Dari jumlah tersebut, terdapat sebanyak 5.579 orang yang dinyatakan sembuh atau secara persentase sebesar 37,34 persen, menjadi tertinggi sejak dua pekan terakhir. 

            Pada 25 Juni lalu, kesembuhan kasus positif di Jawa Timur masih berada di angka 32,56 persen atau saat itu kasusnya sebanyak 10.532 orang dengan tingkat kesembuhan 3.429 orang.

            Artinya dalam 14 hari terakhir, terdapat 2.150 pasien yang berhasil sembuh dari Covid-19.

            Angka kesembuhan kasus Covid-19 saat ini sekaligus menjadi capaian tertinggi selama dua bulan terakhir secara persentase.

            Dengan bertambahnya angka kesembuhan ini, diharapkan akan semakin banyak warga Jawa Timur yang terkonversi negatif dari Covid-19.

            Selain itu, Khofifah juga berharap agar angka kematian diharapkan akan terus menurun.

            Pada kesempatan berbeda, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam penanganan covid-19 beserta dampaknya kepada masyarakat, telah membuahkan hasil positif.

            Mulai dari semakin menguatnya nilai mata uang rupiah hingga terjaganya nilai cadangan devisa.

            Doni juga mengatakan, setelah sektor ekonomi disampaikan ke publik, maka kita bisa lihat ada hal yang positif, rupiah langsung menguat, dan juga menurut Gubernur Bank Indonesia cadangan devisa kita tetap berada di atas Rp 130 miliar. Salah satu kajian dari politico menyatakan bahwa salah satu lembaga menempatkan Indonesia berada pada posisi yang relatif cukup bagus.

            Menurut Doni, kondisi seperti itu harus tetap dijaga, sehingga penguatan ekonomi secara nasional akan terus terjadi. Karena itu, pembagian tugas antara pusat dan daerah dalam penanganan dan pengendalian covid-19 harus semakin baik lagi.

            Ia juga menjelaskan, saat ini ada beberapa daerah yang mengalami peningkatan, tetapi dirinya yakin pembagian tugas antara pusat dan daerah sudah semakin baik. Dan pihaknya juga sudah sesuai dengan apa yang menjadi arahan Presiden Joko Widodo, dimana daerah yang relatif berisiko tinggi tetap berada dalam pengawalan..

            Hal yang menjadi ujung tombak dalam keberhasilan mengatasi dampak dari pandemi Covid-19 ini adalah rantai komando untuk melakukan perubahan perilaku yang berjalan dengan baik. Mulai dari tingkat pemerintah pusat hingga ke tingkat desa, RT dan RW.

            Dampak pandemi juga menyasar pada sektor perekonomian, kita semua tahu bahwa banyak industri maupun perusahaan yang terpaksa merumahkan sebagian karyawannya demi efisiensi perputaran arus kas.

            Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai Kontraksi pada perekonomian Indonesia pada kuartal II-2020 sebesar 5,32 persen masih lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya.

            Ekonomi Indonesia sempat mengalami minus hingga 5,32 persen. Kontraksi ini juga dialami oleh negara lain, tetapi Indonesia masih relatif lebih baik karena negara lain jatuh lebih dalam.

            Ia menyebutkan negara lain mengalami kontraksi lebih dalam seperti Inggris yang mencapai 19,9 persen, Hongkong Minus 12 persen, Singapura minus 12,6 persen dan India minus 18 persen.

            Airlangga menyatakan realisasi belanja pemerintah harus mampu menopang kuartal III dan IV tahun ini sehingga pertumbuhan ekonomi nasional secara tahunan dapat sesuai dengan target.

            Dirinya menyebutkan, masih ada sektor yang dapat tumbuh positif dan harus dipertahankan seperti pertanian 2,19 persen, informasi dan komunikasi 10,88 persen. Serta jasa keuangan 1,03 persen.

            Perjuangan dalam menghadapi pandemi memang teramat sulit, namun tidak ada alasan untuk terus berjuang dan bangkit dari segala keterpurukan yang ada.

)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Jakarta

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih