Penanganan Covid-19 Indonesia Sudah Diakui Dunia
Oleh: Azizah Nilawaty)*
Penanganan corona di Indonesia relatif baik dan sudah diakui oleh dunia, karena pemerintah langsung mencari vaksin setelah diproduksi massal. Selain itu, pemerintah juga dengan tegas menerapkan PPKM mikro untuk mengurangi jumlah pasien corona dan menghindari lockdown, karena biayanya sangat besar.
Pandemi covid-19 melanda tak hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Dikhawatirkan populasi manusia menurun karena penyakit yang berbahaya ini. Namun di tengah gempuran kabar buruk, ada pengakuan dari dunia bahwa Indonesia dinilai berhasil dalam menangani pandemi corona.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia masuk ke dalam negara yang paling baik dalam menangani corona di ASEAN, jika dibandingkan dengan Singapura atau negara-negara lain. Dalam artian, Indonesia menjadi yang terdepan dalam mengatasi segala permasalahan akibat corona.
Indonesia dipuji dalam menangani corona karena bergerak cepat dalam menyelenggarakan program vaksinasi nasional. Setelah vaksin Sinovac diproduksi massal, maka pemerintah langsung mendatangkannya pada akhir tahun. Program vaksinasi nasional dimulai pada awal tahun, jadi makin cepat dan makin banyak penduduk yang mendapatkan vaksin.
Bandingkan dengan Malaysia yang baru mendapatkan vaksin Pfizer pada februari 2021 dan vaksinasi nasional mereka juga lebih lambat daripada Indonesia. Bahkan netizen di negeri jiran juga dikabarkan iri karena penduduk di negeri kita mendapatkan vaksin lebih cepat, sehingga memiliki kekebalan tinggi yang lebih awal.
Selain itu, pemerintah tak hanya mendatangkan vaksin Sinovac tetapi juga merek lain seperti AstraZaneca dan Pfizer. Sehingga tidak mengalami ’ketergantungan’ pada 1 merek tertentu, karena stoknya tentu terbatas. Daripada menunggu lama maka lebih baik membeli juga vaksin merek lain yang efikasinya juga sama-sama tinggi.
Vaksin yang dibeli juga tidak hanya dalam bentuk jadi, tetapi juga dalam bentuk bulk alias bahan mentah. Sehingga akan diolah oleh laboran dan para ahli di Indonesia, dan akan mengamankan stok vaksin, karena tidak perlu menunggu kiriman dari luar negeri.
Pemerintah juga dipuji karena program vaksinasi nasional digratiskan 100%. Bandingkan dengan di Singapura yang harus membayar untuk 2 kali injeksi. Berarti pemerintah Indonesia mengerti bahwa keadaan ekonomi rakyat sedang surut saat pandemi, sehingga jika harus membayar vaksinasi akan sangat memberatkan.
Jika masyarakat memilih jalur vaksinasi mandiri, maka mereka juga tidak usah membayar, karena dibayarkan oleh pihak perusahaan. Langkah ini juga diapresiasi karena mempercepat program vaksinasi nasional, karena ada 2 jalur yaitu yang biasa dengan mandiri. Jika makin banyak yang divaksin maka kekebalan kelompok akan cepat terbentuk dan pandemi akan lebih cepat diakhiri.
Langkah pemerintah untuk menolak lockdown juga dipuji karena bisa berpengaruh besar terhadap perekonomian negara. Dalam seminggu lockdown maka butuh biaya sampai trilyunan rupiah, dan akan sangat memberatkan kas negara. Oleh karena itu Presiden memilih untuk menerapkan PPKM mikro lagi daripada lockdown.
Walau tidak 100% membatasi mobilitas masyarakat, tetapi PPKM mikro cukup efektif dalam mengurangi pasien corona. Buktinya dari PPKM mikro periode yang lalu, jumlah pasien covid menurun 50%. PPKM mikro kali ini dipastikan lebih ketat karena masyarakat harus work from home 75%, bukan 50% seperti PPKM yang lalu. Mereka juga tak bisa keluyuran ke luar kota karena harus tes swab dan hanya berlaku selama 1×24 jam.
Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia sudah tepat untuk mengendalikan penularan corona, sehingga netizen di seluruh dunia mengakuinya. Mereka mengapresiasi karena pemerintah cepat tanggap dalam membeli vaksin dan mencanangkan program vaksinasi nasional. vaksin juga digratiskan sehingga tidak membebani masyarkat.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute