Pendekatan Holistik Penting Sebagai Strategi Pencegahan Narkoba Sejak Dini
Oleh : Andika Pratama )*
Penyalahgunaan narkoba terus menjadi ancaman besar yang merusak masa depan generasi muda dan stabilitas sosial bangsa. Dalam upaya mencegah dampak buruk narkoba, pendekatan holistik menjadi strategi kunci yang harus diimplementasikan sejak dini. Pendekatan ini tidak hanya mencakup aspek edukasi formal di sekolah, tetapi juga melibatkan keluarga, masyarakat, serta institusi terkait dalam membangun ketahanan individu terhadap ancaman narkoba.
Sekolah sebagai institusi pendidikan memegang peranan strategis dalam menanamkan kesadaran akan bahaya narkoba. Seperti yang disampaikan oleh Dewan Pembina Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat), Togar Sianipar, bahwa kerjasama antara Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kementerian Pendidikan adalah langkah awal yang krusial. Pendidikan pencegahan narkoba harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan usia dan kebutuhan siswa.
Di tingkat PAUD, materi pencegahan narkoba dapat disampaikan melalui media yang menarik seperti komik atau permainan edukatif. Pada jenjang pendidikan menengah hingga tinggi, konten harus lebih mendalam, mencakup pemahaman tentang jenis-jenis narkotika, dampaknya, serta konsekuensi hukum bagi pengguna maupun pengedar.
Togar menekankan pentingnya peran keluarga dalam membentuk daya tangkal terhadap pengaruh buruk lingkungan. Keluarga adalah benteng pertama dalam melindungi anak-anak dari jeratan narkoba. Ketahanan keluarga dapat dibangun melalui komunikasi yang baik, pendidikan tentang bahaya narkoba, serta perhatian penuh terhadap perkembangan anak.
Salah satu cara yang efektif adalah dengan menciptakan lingkungan rumah yang harmonis dan memberikan contoh nyata tentang gaya hidup sehat. Orang tua harus lebih proaktif dalam mengawasi pergaulan anak-anak serta menyediakan waktu untuk berdialog tentang isu-isu penting, termasuk bahaya narkoba.
Selain sekolah dan keluarga, masyarakat dan institusi keagamaan juga berperan besar dalam mencegah penyalahgunaan narkoba. BNN Kabupaten Sumenep, telah menunjukkan langkah nyata dengan memberikan edukasi bahaya narkoba kepada santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah. Melalui pendekatan berbasis keagamaan, nilai-nilai moral dan agama dapat menjadi fondasi yang kuat untuk menanamkan kesadaran tentang dampak buruk narkoba.
Modus operandi pengedar narkoba semakin beragam. Seperti yang disampaikan oleh Kasi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat, BNN Kabupaten Sumenep, Rahwini Suwandibahwa beberapa pengedar menggunakan jajanan anak-anak untuk menyusupkan narkoba.Banyak cara yang ditempuh oleh pengedar narkoba untuk menyebarluaskan barang haramtersebut. Oleh karena itu, edukasi sejak dini harus mencakup kemampuan mengenali potensi ancaman ini dan bagaimana cara melindungi diri.
Strategi pencegahan narkoba yang holistik tidak dapat berjalan tanpa adanya kolaborasi lintas sektor. Selain BNN, pihak kepolisian, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat sipil, semua pihak harus bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang bebas narkoba.
Langkah-langkah ini sejalan dengan program edukasi yang dilakukan oleh Polres Ciamis yang secara aktif memberikan sosialisasi kepada para pelajar tentang bahaya narkoba. Kapolres Ciamis AKBP Akmal, menyatakan pentingnya langkah preventif melalui edukasi humanis kepada pelajar. Ini menunjukkan bahwa upaya penegakan hukum harus berjalan seiring dengan pendekatan pendidikan dan penyuluhan. Kesadaran kolektif masyarakat untuk melaporkan penyalahgunaan narkoba juga menjadi bagian penting dalam mendukung upaya pemberantasan narkoba.
Di era digital, teknologi dapat dimanfaatkan sebagai alat efektif untuk menyampaikan informasi tentang bahaya narkoba. Konten edukasi dalam bentuk video interaktif, aplikasi permainan, dan kampanye media sosial dapat menjangkau generasi muda secara lebih luas. Pendekatan ini memungkinkan informasi disampaikan dengan cara yang relevan dan menarik bagi anak-anak dan remaja.
Namun, pengawasan terhadap akses anak-anak terhadap konten digital juga perlu ditingkatkan. Beberapa pengedar narkoba menggunakan platform digital untuk menyebarkan barang haram mereka, seperti melalui media sosial atau marketplace. Oleh karena itu, edukasi tentang literasi digital menjadi bagian penting dalam strategi pencegahan narkoba.
Pencegahan narkoba bukan hanya tanggung jawab individu atau keluarga, tetapi juga harus menjadi gerakan nasional yang melibatkan semua elemen masyarakat. Kampanye nasional dengan slogan seperti Generasi Emas Tanpa Narkoba dapat menjadi pemersatu semangat dalam melawan ancaman narkoba.
Pemerintah, melalui BNN dan lembaga terkait, perlu terus menggelar kampanye masif di seluruh wilayah Indonesia, baik di perkotaan maupun pedesaan. Dengan dukungan penuh dari masyarakat, peluang untuk menciptakan generasi muda yang bebas narkoba akan semakin besar.
Pendekatan holistik dalam pencegahan narkoba sejak dini adalah investasi penting bagi masa depan bangsa. Sinergi antara keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah harus terus ditingkatkan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan generasi muda yang sehat dan produktif.
Melalui edukasi, kolaborasi lintas sektor, dan pemanfaatan teknologi, penyalahgunaan narkoba dapat dicegah secara efektif. Indonesia membutuhkan generasi emas yang bebas dari narkoba untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang lebih maju dan berdaya saing di tingkat global.
)* Penulis adalah Kontributor Jabartrigger.com