Peneliti Universitas Brawijaya: KTT ASEAN Jakarta Jadi Peluang Indonesia Tingkatkan Kerjasama Dengan Negara Mitra
Jawa Timur – Peneliti senior Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi (PPKE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya, Joko Budi Santoso mengatakan, Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan sejumlah potensi kerjasama dengan negara mitra, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Jakarta, 5-7 September 2023.
Menurutnya, dengan kinerja positif Indonesia saat ini, harus dipastikan keberlanjutannya dengan memperluas pasar produk dalam negeri.
“Dalam konteks ini, Indonesia memiliki momentum yang tepat dengan memegang Keketuaan ASEAN,” kata Joko Budi di Kota Malang, Jawa Timur.
Ditambahkan Joko Budi Santoso, Indonesia saat ini menjadi salah satu primadona dalam percaturan ekonomi dunia. Dengan jumlah penduduk yang besar serta Sumber Daya Alam (SDA) melimpah, menjadi modal Indonesia untuk mengambil bagian dalam memegang kunci perekonomian dunia di masa depan
“Hal ini diindikasikan dengan baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa pandemi, dan pasca-pandemi. Sementara negara lain khususnya negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa masih terpuruk,” ujarnya.
Selain itu, imbuhnya, langkah memperluas pasar bagi produk dalam negeri itu juga bisa dibarengi dengan keberadaan Indonesia sebagai sumber bahan baku bagi industri dalam negeri melalui peningkatan kerja sama bilateral maupun kerja sama antar Kawasan.
Joko Budi Santoso menilai selain peningkatan kerjasama perdagangan, sektor pariwisata dapat menjadi prioritas untuk terus dipromosikan dan dikerjasamakan, karena sektor tersebut akan menjadi lokomotif untuk menarik gerbong-gerbong sektor ekonomi lain agar melaju lebih cepat.
“Seperti untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), ekonomi kreatif dan jasa akomodasi,” katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan hal lain yang menjadi perhatian pada KTT ASEAN di Jakarta tersebut, juga terkait dengan proyek strategis nasional dalam pembangunan infrastruktur serta pengelolaan SDA. Dua hal itu, bisa menjadi agenda besar yang dimasukkan dalam peningkatan kerja sama strategis dengan negara mitra.
“Hal yang tidak kalah penting adalah peningkatan kerja sama dalam hal alih teknologi untuk mengantisipasi perubahan iklim demi lingkungan yang terjamin kelestariannya,” tuturnya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memimpin 12 pertemuan selama KTT ASEAN di Jakarta. Selain memimpin KTT ke-43 ASEAN, baik dalam format pleno maupun pengkajian (retreat), Presiden juga akan memimpin seluruh pertemuan dengan negara-negara mitra ASEAN.
Pertemuan-pertemuan tersebut, yaitu KTT ke-26 ASEAN-China, KTT ke-24 ASEAN-Republik Korea, KTT ke-26 ASEAN-Jepang, dan KTT ke-11 ASEAN-Amerika Serikat.
Kemudian, Presiden Jokowi juga akan memimpin KTT ASEAN-Kanada, KTT ke-26 ASEAN Plus Tiga, KTT ke-20 ASEAN-India, KTT ke-3 ASEAN-Australia, KTT ke-13 ASEAN-Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan KTT ke-18 Asia Timur (EAS).
KTT Asia Timur terdiri dari 18 negara peserta, termasuk 10 negara anggota ASEAN, dan Australia, China, India, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, Rusia, dan Amerika Serikat.